Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Tahun baru 2023, apa iya ?

 Judul ini pertanyaan di atas mencerminkan apa yang saya lihat dan apa yang saya rasakan ... apa iya orang sibuk mempersiapkan tahun 2023 ? Sebenarnya apa yang dipersiapkan itu bukan menghadapi tahun 2023 tapi hiruk pikuknya acara yang di malam tahun baru. Mereka hanya suka dengan "perayaannya" dan itu pun karena larut dari "kampanye" perayaan dari berbagai media. Malam tahun baru, mau kemana ? acaranya apa ? makannya apa ? Uang, waktu dan perhatian sudah dipersiapkan untuk acara besar. Tapi apa iya untuk semua itu ? Tahunnya baru 2023 tapi kelakuan dan sikap masih sama. Pantaskah kita hidup di tahun baru 2023 ini ?

Tulisan ini menjadi cermin dan hikmah bagi saya. Mereka yang mempersiapkan perayaan dengan acaranya yang diharapkan meriah itu menuju kepuasan dan kesenangan yang hanya terjadi di malam itu. Tgl 1 tahun 2023 dimulai dengan bangun siang hari dan istirahat panjang. Bahkan ada yang sudah mempersiapkan segala hal dari uang yang dikumpulkan dari sejak 1 Januari sampai 30 Desember yang dihabiskan di malam tahun baru. Agar tampak profesional dan  heboh, maka mereka pun mengikrarkan resolusi tahun baru. Semua itu dibilang,"gaul dan asyik", bagi yang tidak merayakannya sepertinya tidak ada cerita heboh tahun baru termasuk nggak gaul dan nggak asyik. Saya pikir-pikir, apakah acara tahun baru itu bisa memberikan kemanfaatan yang besar dibanding keburukannya ? Setiap tahun dilaksanakan dan berulang lagi.

Saya mengajak hati untuk merenung, apakah iya mesti merayakannya ? Bahkan ada yang bilang,"nggak apa-apalah hanya satu kali dalam setahun". Seolah-olah ingin mengatakan,"nggak apa-apa kok untuk sekali saja aktivitas yang tidak baik". Mereka tahu dan paham kurang manfaat dan dengan sadar melakukannya. Apakah perayaan itu yang terbalut niat baik menghadapi tahun dan doa itu dikabulkan Allah ? Apakah iya mereka menyambut tahun baru, dengan sesuatu yang baru ? Sikap baru ? Perilaku baru ? Iman baru ? Ilmu baru ? Perayaan itu tidak begitu penting, penting untuk menjadi manusia baru tahun 2023.

Disisi lain, beberapa orang muslim ikutan  merayakan tahun baru dengan cara zikir dan sebagainya sebagai bentuk penyaluran aktivitas yang baik. Jangan sampai niatnya untuk melawan perayaan tahun baru yang umum, karena aktivitas tahun baru 2023 itu bagi orang yang berzikir merayakannya menjadi kurang ikhlas. Apakah mereka yang merayakan itu, shalat subuh tidak telat ? Bagaimana acara tahun barunya itu dimulai dengan tahajjud dan subuh berjamaah ?

Siapa lah saya. Tulisan saya ini hanya ingin mengungkapkan apa yang saya rasakan dan saya lihat. Seorang isteri yang meminta izin untuk acara tahun baru, anak yang juga merayakannya dengan temen meminta izin juga, atau ada yang merayakan sekeluarga di hotel atau resto. Saya sebagai suami jika tidak mengizinkan dibilang,"nggak gaul". Lalu dengan izin itu saya sudah mengiyakan apa yang saya tuliskan di atas, sekalipun saya tidak merayakannya. 


Saya hanya bisa berdoa,"Ya Allah, berilah mereka yang merayakan perlindungan agar tidak melakukan tindakan yang tidak bermanfaat atau dosa. Berikan maaf dan ampunan saat kami salah, janganlah Engkau hukum kami saat salah tapi berikan hidayahMu dan petunjukMu kepada kami agar kami sadar dan Engkau bimbing kami memperbaiki kehidupan kami. Ya Allah Yang Maha Mengabulkan doa. Aamiin 

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...