Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Bersyukur atau keinginan edisi 2

 Melanjutkan artikel motivasi sebelumnya "bersyukur atau keinginan edisi 1" yang telah membahas tentang keinginan atau target bagi seorang karyawan. Kali ini saya membahas tentang manajemen bersyukur untuk meningkatkan produktivitas kerja. Apakah lebih baik ? Tergantung pilihan orangnya, tapi manajemen bersyukur jauh lebih baik karena melibatkan peran hati (Allah).

Manajemen bersyukur yaitu mengoptimalkan yang ada (melihat potensi) untuk ditingkatkan menjadi lebih banyak (kuantitas) dan lebih berkualitas. Manajemen ini didasarkan iman kepada Allah dan berubah sesuai kemampuan (mampu dikerjakan) dari waktu ke waktu. Mirip dengan Kaizen, perubahan yang berkesinambungan didasarkan kinerja dan ilmu efisiensi. Hanya kaizen tidak didasarkan dengan iman. Iman menjadi penting karena apa yang dikerjakan itu bener-bener dikerjakan dengan sebuah keyakinan bahwa Allah telah memberinya. Maka dari itu manajemen bersyukur ini berdasarkan petunjuk Allah.

Untuk mudahnya saya contohkan dengan kerja seorang salesmen. Untuk bisa bersyukur, seorang salesmen mesti 

1. Tahu dan paham apa yang dikerjakannya sampai sekarang dan hasilnya.

2. Tahu dan paham juga apa yang Allah telah berikan kepadanya berupa ilmu, indera (termasuk akal sehat dan hati), keluarga dan orang disekitarnya. 

3. Bener-bener YAKIN bahwa Allah memberi tambahan nikmat (hasil) dengan kerja ikhlas (bersyukur). Dan sebaliknya jika salah dalam bersyukur terutama kurang ikhlas, maka bukan tambahan nikmat yang diperoleh tapi malah azab (kesulitan dan penderitaan).

4. Upaya syukur dapat dengan mengoptimalkan/meningkatkan apa yang sudah dimiliki

5. Jika sebelumnya sudah melakukan kunjungan 10, maka berniat kerja untuk Allah yaitu

a. bersyukur dengan cara menambah kunjungan menjadi 15. 

b. Langkah ini mesti diyakini dan dilakukan dengan cara yang Allah rahmati. Selama bersyukur menjadikan hati sebagai pusat berpikir. Insya Allah kita didampingi Allah. Bisa diberikan petunjuk, diberi izin, dibantu saat ada masalah, dilindungi dari setan dan sebagainya

c. Lengkapi langkah ini dengan dasar ilmu komunikasi dan cara menjual yang efektif. Langkah ilmu ini mesti terus ditingkatkan setiap saat.

d. Mengukur dan mengevaluasi hasilnya untuk memperbaiki langkah bersyukur yang lebih tepat.

e. Barengi bersyukur dengan terus beribadah (shalat, sedekah dan lainnya) agar Allah merahmati. Dan berdoa mohon apa yang dikerjakan dijadikan amal saleh dan dibalas kebaikan di dunia.

Dengan langkah bersyukur ini, seorang karyawan tidak mengalami stress. Karyawan memiliki suasana hati yang tenang dan memiliki kesadaran kepada Allah. Dengan demikian membuat kita semakin yakin bahwa Allah menepati janji dengan kita bersyukur.

Dari penjelasan tentang manajemen bersyukur ini dapat membuka pikiran sehat kita untuk memahami lebih dalam dalam  kerja. Bukan sekedar uang yang dicari dengan cara yang tidak berdasarkan iman, tapi bagaimana menyelaraskan iman dan kerja sejalan. Dampaknya baik bagi kita dan hasilnya nyata. 


Pilihan ada di tangan Anda, Target tidak ada yang menjamin dan bersyukur dijamin Allah. Akal sehat dan hati, Insya Allah memilih bersyukur.



No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...