Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri
Showing posts with label motivasi karyawan. Show all posts
Showing posts with label motivasi karyawan. Show all posts

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

 Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya ada ? Pasti ada. Yang dimaksud memberontak adalah karyawan yang cenderung kritis dan menerima keputusan melalui proses pemahaman. Sebenarnya 90% karyawan atau anak buah itu nurut, karena kalau nggak nurut kan bisa masalah dengan atasannya. Bisa dicuekin, bisa dipindahkan ke posisi lain, bisa diserahkan ke HRD, atau diproses dengan surat peringatan. Ujungnya sih mau nurut (terpaksa) karena masih mau kerja.

Ada kondisi karyawan seolah menurut, tapi sebenarnya dia tidak menurut. Banyak hal yang dilakukannya tidak sesuai harapan atasan. Kerjanya lambat, kerja asal saja yang penting selesai, beberapa kali melakukan kesalahan, dan lainnya. Karyawan seperti ini membuat masalah bagi atasan, dimana atasan tidak melakukan kontrol dengan periodik. Karyawan seperti ini adalah karyawan yang membawa virus untuk karyawan lainnya. Tidak banyak, maksimal 10%. Ada 10% menjadi karyawan yang baik dan 80% karyawan tergantung situasi dan kondisi.

Banyak atasan mengurus karyawan yang tidak baik, tidak suka dan tukang kritik tapi tidak mau melakukan yang bener. Apa yang terjadi ? Seringkali menjadi konflik. Konflik ini dilihat dan didengar oleh semua karyawan. Berbagai macam reaksi atas konflik ini, kebanyakan cenderung melihat atasan tidak bijaksana dan berpandangan tidak baik. Maka statistik karyawan yang 80% dapat berpindah kelompok karyawan yang tidak baik. Tadinya 10%, sekarang bertambah menjadi lebih dari 10%. Maka kekuatan yang melawan lebih banyak. Fokus, energi dan waktu untuk berkomunikasi dengan karyawan yang tidak baik telah banyak dilakukan. Hasilnya kurang proporsional.

Terus apa yang bisa dilakukan ? Tidak selalu yang nurut itu bener, bisa jadi tidak mau pusing jadi nurut saja. Sebaliknya yang tidak nurut itu bisa jadi bener, maka perlu dibuktikan. Tidak nurut itu bisa jadi ada alasannya. Maka langkah terbaik adalah mencari alasan dibalik tidak mau nurut. Lalu berprasangka baiklah dan beri kepercayaan untuk melakukannya. Dalam proses ini wajib dilakukan kontrol dan monitor dengan dengan ketat, agar apakah yang dilakukan oleh orang yang tidak nurut ini bener. Kalaupun tidak bener, kita dapat mengambil hikmahnya dengan menagmbil yang baik dan memperbaiki yang tidak baik. Hal ini tidak didapat dari orang yang nurut.

Biasanya kita jarang mengontrol orang yang nurut sehingga hasilnya tidak memberi keuntungan bagi kita. Hasil yang tidak sesuai membuat kita tidak menegur keras, karena kita lebih senang dengan orang yang nurut daripada apa yang mesti dijalani dengan semakini baik. Bayangkan saat orang nurut dilakukan yang sama seperti orang yang tidak nurut, maka hasilnya menjadi luar biasa.

Sangat proporsional hasil yang didapat dari mempercayakan pekerjaan kepada orang yang nurut dan orang yang tidak nurut. Keduanya memberi hasil yang positif dan bisa diikuti oleh sisa orang yang 80% bekerja apa adanya. 

Bagaimana kalau kita tidak melakukan apapun terhadap karyawan yang tidak nurut ? Mereka yang tidak nurut menjadi semakin "menggila" untuk mempengaruhi 90% yang lain. Ini adalah kerugian besar dalam team. Jadi tetaplah terus memberi kesempatan bagi yang tidak nurut untuk membuktikan alasannya menjadi benar dengan kontrol dan monitor ketat. 

Saya membayangkan juga, ternyata dalam diri saya sendiri sama halnya dengan pola di atas. Dalam diri saya ada 10% sikap dan perilaku yang tidak baik, 10% sikap dan perilaku yang baik dan 80% sikap dan perilaku yang ikut-ikutan. Saya mesti memberi perhatian sikap dan perilaku yang tidak baik, dan jangan dibiarkan begitu saja. Misalkan saya memiliki sikap dan perilaku malas, maka saya mesti membuktikan sendiri bahwa malas itu tidak ada gunanya dan merusak diri. Sekali waktu saya malas seharian, apa yang saya rasakan ? Capek dan tidak ada hasil apa-apa. Maka temukan ilmu agar malas itu menjadi produktif, salah satunya bangun diri dengan banyak aktivitas sehingga malas itu semakin berkurang, menjadi sikap dan perilaku baik. Demikian juga untuk sikap dan perilaku yang tidak baik yang lainnya. Yang baik bisa mempengaruhi yang tidak baik dan bisa dengan mudah mengajak 80% yang ikut-ikutan. Dan sebaliknya untuk sikap dan perilaku tidak baik bisa mempengaruhi 90% untuk ikutan.

Persentase karyawan tidak baik


Saya tidak ingin membiarkan sikap dan perilaku yang tidak baik berkembang dan mempengaruhi hidup saya. Misalkan yang sederhana saja, malas. Bila dibiarkan terus bisa membuat malas untuk banyak hal. Saya mesti menemukan cara agar tidak ada tempat dan waktu untuk malas. Dengan apa ? menciptakan aktivitas sederhana dan ringan untuk dikerjakan. Dampaknya bisa membuat saya pengen beraktivitas lagi. Selalu ada solusi untuk sikap dan perilaku tidak baik. Yang pasti saya mesti belajar ilmu yang lebih banyak dan bermanfaat. Dengan pribadi yang memiliki sikap dan perilaku yang baik, maka saya bisa menjadi karyawan yang baik dan bisa mengajak dan mempengaruhi karyawan yang lain.

Kultum motivasi ini dapat dijadikan inspirasi untuk  menjadi semakin baik hari ini. Tidak lain dengan cara memberdayakan diri terus-menerus. Insya Allah rekan-rekan mendapatkan hikmah dan kebaikannya, serta Allah meridhaiNya.



Manajemen syukur 3

 Alhamdulillah sebelumnya saya sudah memahami manajemen syukur 1 dan 2, Merasakan nikmat yang ada pada diri kita. Dilanjutkan dengan menyadari nikmat itu datang dari Allah, lalu berterima kasih dan memujinya. Manajemen syukur 3 ini merupakan upaya memanfaatkan nikmat dengan ilmu dan petunjuk Allah dengan optimal dengan ikhlas, merupakan perbuatan dari manajemen syukur.

Tulisan sebelumnya, menyadari nikmat otak/pikiran dari Allah. Terima kasih kita diberikan otak/pikiran untuk mengorganisasikan tubuh kita, karena ada beberapa orang tidak diberikan otak yang sempurna (ada yang sakit kepala, sakit stroke, kelainan otak sejak lahir dan sebagainya). Oleh karena rasa terima kasih kita diungkapkan dengan memuji Allah. Setelah itu ? Kita mesti mewujudkan terima kasih dan pujian itu dalam tindakan, yaitu memanfaatkan otak/pikiran sesuai ilmu dan petunjuk Allah untuk kehidupan kita dan orang lain. Dalam memanfaatkan otak/pikiran, maka kita mesti ikhlas. Kita belajar dan berbagi ilmu (dan penerapannya). Bukan sekedarnya saja dalam memanfaatkan otak/pikiran, tapi terus mengembangkan diri untuk menjadi otak/pikiran kita menjadi semakin baik. 

Apakah tidak cukup kita hanya menerima dalam bersyukur ? Misalkan kita diberikan uang, maka bersyukurnya tidak berakhir dengan menghabiskan uang untuk kebutuhan kita saja, tapi kita mesti lebih optimal dengan ilmu dan petunjuk Allah. Bagaimana menginvestasikan uang yang kita terima ? Ada yang digunakan untuk kebutuhan kita, ada hak orang lain dengan bersedekah, dan kalau memungkinkan kita investasikan uang itu menjadi nilai tambah. Begitu juga dengan otak, bukan sekedar untuk berpikir dalam kehidupan kita. Tapi dapat dimaksimalkan dengan otak yang bisa bermanfaat bagi kehidupan yang jauh lebih baik (diri dan ummat).

Insya Allah dengan terus menafsirkan syukur sebagai manajemen yang bener, kita dapat terus menggali dan menyempurnakan syukur kita kepada Allah.

1. Dalam hidup ini, rahmat Allah begitu banyak dan tak terhitung. Rahmat dan karunia Allah itu jauh melebihi dari kemurkaanNya. Jika rahmat dan karunia Allah itu didasarkan ibadah dan amal kita, maka saat ini kita banyak menerima balasan Allah. Karena ibadah dan amal kita pasti lebih kecil dari dosa dan kesalahan kita. Faktanya kita masih hidup dengan keadaan yang baik, ada musibah dan sejenisnya. Tapi itu semua tidak seberapa kenyamanan hidup kita. Oleh sebab itu sudah menjadi kepantasan kita selalu menyadari rahmat dan karunia Allah sepanjang hari dan sepanjang usia kita begitu besar sehingga kita dapat beraktivitas dengan baik tanpa ada halangan yang berarti, dan bersyukur. "bersyukurlah, maka Allah menambah nikmat kepada kita, dan sebaliknya jika tidak bersyukur Allah memberikan azabNya" (Surah Ibrahim, 14 : 7)


2. Azab Allah bisa berupa kesulitan kecil, sakit, musibah dan sejenisnya. Jika kita tidak bisa lebih baik, maka dapat diartikan bahwa kita belum bersyukur. Belum bersyukurnya kita karena kita tidak mengikuti ilmu dan petunjuk Allah. Dalam surah An Nisa, 4 : 111, Allah berfirman kesulitan hidup kita karena disebabkan kesalahan/dosa kita. kesalahan/dosa kita adalah karena tidak sesuai dengan ilmu dan petunjuk Allah. Masih di An Nisa, 4 : 147, Allah berfirman Allah tidak menghukum hambanya yang beriman dan bersyukur. Ada ayat lain yang difirmankan,"Allah telah memberikan kita pendengaran, penglihatan dan hati, tapi hanya sedikit yang bersyukur".

3. Penjelasan point 1 dan 2 adalah dasar kita bersyukur. Manajemen syukur menjadi langkah sederhana untuk menjalani syukur yang lebih mudah.

a. Menyadari nikmat, rahmat dan karunia Allah. Merasakan kebaikan dan sadar bahwa itu pemberian (titipan Allah).

b. Berterima kasih dan memuji atas segala nikmat tersebut

c. Memanfaatkan (bersyukur) dengan kerja/aktivitas sesuai ilmu dan petunjuk Allah agar menjadi ibadah/amal saleh yang berkah untuk semua orang.

Insya Allah dengan tulisan ini yaitu bersyukur kepada Allah itu semakin mendorong kita dekat kepada Allah (iman bertambah). Tulisan kultum motivasi ini dapat memberdayakan kita semakin baik.


Sikap dan perilaku karyawan yang siap berhenti.

 Seorang karyawan hanya seorang karyawan yang berkuasa untuk terus bekerja di perusahaan milik orang lain. Seorang profesional sebagai CEO, Direktur, GM, Manager sampai staf adalah dibayar karena kemampuannya. Jika kemampuan karyawan itu tidak sesuai dengan harapan pemilik perusahaan atau tidak bisa membuktikan kinerjanya, maka kepercayaan atas kemampuannya menurun. Apakah ada jalan keluarnya ? Ada yang berusaha untuk mempertahankan kinerja dengan berbagai caranya, umumnya mereka menekan bawahannya untuk bekerja untuk mereka. Mereka yang mempertahankan tentu memberi janji kepada bawahan. Sekali janji ini tidak 100% dilaksanakan ... beberapa dari mereka gagal. Pilihan singkat adalah pindah perusahaan. Atau ada yang hanya mengikuti ABS (asal bapak/pemilik perusahaan senang) dengan kata lain bersikap "Yes Sir". Sikap "Yes Sir" lama-lama membuat mereka tertekan (stress). Akhir dari seorang karyawan adalah dipecat/pensiunkan atau pindah kerja ?

Tujuan seorang karyawan adalah untuk bekerja agar mendapatkan pendapatan. Jabatan atau kepercayaan itu hanyalah sebutan atas hasil bekerja karyawan. Beberapa kecenderungan karyawan itu hanya fokus kepada pendapatannya. Pertama, Karyawan minta dibayar gajinya (pendapatannya) dengan kemampuan bekerja sebelumnya, atau kedua, karyawan itu siap digaji tinggi karena memang sudah membuktikan bekerja dengan bukti-bukti nyata. Termasuk karyawan yang mana Anda ?

"Saya sih maunya jadi karyawan kedua", beneran ? Apakah Anda siap untuk selalu belajar yang berorientasi kepada penerapannya. Butuh waktu, butuh biaya dan apakah Anda sabar dan konsisten ? Ada jawab pasti,"Saya bisa". Kalau Anda sekarang sudah bekerja, apakah kepercayaan itu tumbuh dari atasan/pemilik perusahaan ? Untuk lebih detailnya apakah ilmu Anda bertambah setiap bulan ? Apakah Anda stress ? Apakah setiap pekerjaan dikerjakan tuntas sebelum waktunya ? Apakah ada pekerjaan yang selalu Anda buat berkualitas (menjadi lebih baik) ? Apakah ada kepercayaan atas amanah baru ? Akhirnya apakah Anda semakin baik karir dan pendapatannya secara bener ? Jawaban atas pertanyaan di atas dapat membuktikan bahwa Anda sudah siap.

Sikap dan perilaku karyawan kedua dapat menentukan bahwa Anda merasa bisa menentukan sendiri akhir Anda sebagai karyawannya, mau pensiun karena usia atau mau bisnis, atau mau pindah perusahaan karena Anda merasa tidak sesuai penghargaannya, atau Anda mau bertahan dengan alasan tertentu. Tetapi ingat pula akhir dari perjalanan kita sebagai karyawan ditentukan pula oleh suka dan tidak sukanya perusahaan atau atasan kita, atau ada faktor lain karena lalai dalam hal kecil yang membuat kita diberhentikan, bisa update kemampuan yang tidak gaul dengan zamannya, bisa juga usia kita tidak bisa bersaing dengan yang muda, atau memang skenario Allah yang kita tidak pernah melihat hikmahnya saat itu. Apapun ujung dari perjalanan sebagai karyawan, dimana kinerja kita mesti memberikan indikasi untuk mendorong kita untuk mandiri.

Bagaimana dengan sikap dan perilaku karyawan yang pertama ? Bukan sekedar "Yes sir" saja, tapi banyak hal yang merugikan karyawan sekalipun kita merasa nyaman karena membuat ABS tadi dengan kerja kita. yang hadir adalah kita suka mengeluh atas pekerjaan yang diberikan, lalu stress dan menghadirkan banyak masalah lanjutannya. Mungkin Anda adalah salah satunya, yang penting kerja aja.

Apapun pilihan kita menjadi karyawan pertama atau kedua, pasti kita berujung kepada akhir dari perjalanan sebagai karyawan. Pilihan kerja itu bagaiama menempatkan diri kita kepada perusahaan yang bener-bener menghargai dan mensupport apa yang kita kerjakan. Jadi selama menjadi karyawan mesti selalu bisa merasakan atau mengukur apakah perusahaan kita kerja adalah yang terbaik atau tidak untuk bisa bersikap sebagai karawan kedua ? Dan kitapun mesti memiliki sikap untuk mampu menjadi menjadi karyawan kedua di perusahaan sekarang, dan membangun sikap dan perilaku mandiri untuk menghadapi ujung perjalanan kita sebagai karyawan.

Minuman mineral di Warung dihargai Rp 5.000, tetapi menjadi bertambah saat dijual di Mall, dan menjadi bertambah nilainya jika dijual di tempat khusus seperti di bandara atau resto terkenal. harga bisa mencapai Rp 15.000. Cerita harga air mineral tersebut ditentukan oleh tempat dimana air mineral itu dijual. DI warung harga Rp 5.000 dengan display seadanya, tai di resto, air mineral dibuatkan list harga yang menarik, disimpan di show case yang selalu dingin, disedikan gelas untuk minum, ada tempat duduk untuk menikmatinya, diantar pelayan yang cantik, lokasi dengan ruang berAC dan sebabgainya. Begitulah air mineral bukan sekedar air mineral lagi, tapi sudah menjadi produk plus sehingga harganya bisa tinggi. Analogi air mineral bisa kita terapkan kerja kita sebagai karyawan.

Dimana pun kita bekerja sebagai karyawan, maka karyawan yang baik itu adalah menjadi menjalankan kerja karyawan plus dengan bener dan semakin bener. Siapkan diri kita menghadapi akhir perjalanan kita sebagai karyawan yang bisa kita lakukan sewaktu bekerja.

Insya Allah kultum motivasi ini dapat memberdayakan diri kita menjadi semakin lebih baik dalam kondisi apapun. Rasa syukur mesti kita bangun kepada Allah dengan terus kerja yang berkinerja tinggi agar Allah ridho dan membalasnya dengan kebaikan dari pekerjaan kita sepanjang hidup kita. 

Mager ?

 Kata  Mager sudah menambah kosa kata dalam bahasa gaul, terutama anak muda. Mager merupakan singkatan malas gerak alias tidak mau gerak dan tidak mau beraktivitas. Saya ingin mengatakan jika sudah ada kata malas, maka sudah pasti tidak ada aktivitas apapun. Salah satu mager itu seperti santai atau istirahat yang berkelanjutan, tadinya niatnya untuk melepaskan lelah. Atau di lain sisi juga terjadi saat saya tidak memiliki aktivitas.

Malas atau mager adalah distraksi yang merusak produktivitas saya. Tanpa disadari malas atau mager ini terjadi begitu saja dan sangat tidak mudah untuk mengalahkannya. Terkadang malas atau mager saya dihilang karena orang lain yang "menyuruh" (berkuasa). Malas atau mager itu sering ditunjukkan oleh alasan-alasan agar terlihat saya "merasa capek" atau "ada kerjaan abis ini". Adapun alasan itu adalah upaya saya untuk meneruskan kemalasan tersebut, memanjakan saya dan pasti merusak kualitas pribadi saya.

Ada beberapa cara untuk mengalahkan malas atau mager, yaitu memiliki kemauan yang kuat dan dimana saya terdesak dengan waktu. Tadinya saya santai di pagi hari dengan nonton TV, tapi karena waktu saya langsung berangkat kerja. Atau karena ingin mendapatkan sesuatu, maka saya langsung beraktivitas. Semua berujung kepada bersegera beraktivitas, itulah cara saya mengalahkan malas atau mager.

Disisi lain, agama Islam mengajarkan saya untuk berdoa, berlindung dari rasa malas. Rasa malas itu dekat dengan setan. Setan tidak suka dan suka menggoda saya agar jadi malas, bisa jadi dengan beraktivitas memberi kebaikan bagi saya. Apalagi aktivitas itu menuju Allah. Bisa jadi malas atau mager itu dimulai dari diri saya dan dikuatkan oleh setan dengan pikiran yang menyesatkan. Atau sebaliknya setan menggoda dengan pikiran yang sesat dan saya pun mengiyakannya.

Selama puasa, malas itu bisa dijadikan pikiran sesat dari setan. "kalau beraktivitas bikin lapar dan bisa merusak puasa, istirahat aja atau aktivitas seperlu aja". Untuk itu saya mesti mengalihkan malas atau mager dengan berani beraktivitas yang ringan dan bisa dilanjutkan kepada yang saya ingin kerjakan. Intinya saya mesti bergerak atau beraktivitas, apapun itu. Seiring waktu malas atau mager itu berkurang dan sampai hilang. Saya menjauhkan diri dari lokasi atau suasana yang bikin saya mau istirahat atau santai dan memelihara diri saya untuk selalu beraktivitas.

Insya Allah saya dijauhkan dari rasa malas dan sayapun mesti banyak hal yang ingin dikerjakan. Kultum motivasi ini tidak lain untuk memberdayakan diri saya agar selalu menjadi orang yang berkualitas.



 


 


 











Kita adalah kebiasaan kita

 Apakah yang masih terus Anda lakukan ? Seorang karyawan bilang, "Saya selalu datang lebih awal baik masuk kerja atau ada event atau ada meeting". Beginilah kebiasaan menjadikan seseorang dinilai dan merupakan nilai dirinya. Orang sekitarnya bilang,"Dia orangnya disiplin dan tepat waktu". Sebaliknya ada orang dikenal sebagai "suka ngobrol". Mengapa begitu ? Karena memang kebiasaannya yang suka menghabiskan waktunya untuk ngobrol. Kita adalah kebiasaan kita.

Kebiasaan itu telah membuat diri kita tanpa mikir lagi sudah terbentuk aktivitas/kerja di waktu tertentu atau pada waktunya. Kita yang biasa makan jam 12:00 (waktu istirahat), maka tubuh ini secara otomatis segera makan pada jam 12:00. Semua ini terbentuk karena sebelumnya kita selalu makan setiap hari jam 12:00. Ada juga kebiasaan karyawan yang pulang 1 jam setelah jadwal pulang kerja. Maka karyawan tidak bisa pulang kalau belum waktunya kecuali ada keperluan yang genting. Kebiasaan tidak mudah untuk diubah dengan menjadi kebiasaan baru. Kebiasaan itu sudah memiliki waktunya, polanya sendiri.

Apa yang terjadi jika kebiasaan itu tidak dikerjakan ? Misalkan biasa disiplin waktu, pada kondisi tertentu kita ubah menjadi datang terlambat. Bisa saja terjadi, dan dalam pelaksanaannya diri kita dibuat tidak tenang dan ada rasa kekhawatiran. Tetapi bisa saja perubahan hanya terjadi dalam beberapa kali saja dan akhirnya kembali kepada kebiasaan lama. Dalam kondisi memiliki kebiasaan yang "kurang positif" menjadi sangat tidak mudah untuk diubah dengan kebiasaan baru  (yang positif).

Hampir semua karyawan sudah memiliki kebiasaan-kebiasaan dalam kerja. Listkan kebiasaan-kebiasaan itu, ternyata kebiasaan kita itu tidak banyak, tapi menghabiskan banyak waktu. Apa akibatnya ? Kita sebagai karyawan menjadi kurang produktif dan tidak ingin berubah.

Ada beberapa karyawan bisa berubah karena dipaksa, tapi hal ini tidak baik dan berdampak buruk kepada kita sebagai karyawan. Ada cara yang bisa mendorong kita menciptakan kebiasaan baru yang lebih positif :

1. Sisihkan waktu 10 - 30 menit dalam sehari untuk melakukan aktivitas/kerja baru yang menuju kebiasaan yang ingin diciptakan. Pastikan waktu yang disisihkan ini tidak boleh terganggu oleh aktivitas rutin, atau jika terpaksa waktu yang disisihkan ini bisa dijadwalkan

2. Lakukan aktivitas/kerja baru sampai habis waktunya (sesuai waktu yang telah disisihkan.

3. Bekali sikap positif dan ilmu untuk melakukan aktivitas/ kerja baru agar menjadi mudah dan nyaman.

4. Konsistenkan semua point 1 - 3 setiap hari paling minimal 6 bulan ke depan.

5. Insya Allah terbentuk kebiasaan baru. 

6. Dan setiap kebiasaan baru atau lama bisa saja diganggu oleh rasa malas atau hal sejenisnya sehingga kita tidak melakukannya lagi. Sekali tidak mengerjakannya kita bilang,"nggak apa-apa". hati-hati keadaan ini bisa merusak kebiasaan, dan jika tidak kembali kepada kebiasaan yang sudah tercipta, maka hasilnya kebiasaan itu hilang.

Siapa kita adalah apa yang menjadi kebiasaan kita. Yuk ciptakan kebiasaan-kebiasaan positif yang terus diperbarui agar kita dapat menghadapi tantangan hidup hari ini. Kebiasaan adalah tindakan atau kerja atau aktivitas yang dilakukan berulang-ulang setiap hari. Ingin menjadi orang pintar, maka belajar setiap hari. Ingin disiplin, maka hargai waktu dengan benar setiap hari. 

Insya Allah kultum motivasi kali ini dapat menyadarkan kita untuk menjadi semakin baik hari ini. Caranya ? Siapkan diri untuk selalu memberdayakan diri dengan bersyukur dengan memanfaatkan apa yang ada pada diri kita saat ini.



Malam hari

 Malam hari ? Emangnya ada apa ? Ada yang suka dan merindukan, karena ingin menikmati malam hari untuk istirahat dan bertemu keluarga. Tapi ada sebagian kecil yang ingin hari itu bisa lebih panjang, karena mereka ingin bekerja lagi. Sebenarnya karyawan bekerja seharian untuk membahagiakan keluarga. Maka malam hari adalah waktu yang tepat untuk berinteraksi dengan keluarga. Bisa juga interaksi itu di hari Libur, Minggu. Rasanya setiap malam jauh lebih baik daripada hari Libur. 

Malam hari sepanjang waktu itu sudah memberikan kesempatan bagi siapapun untuk menikmatinya. Waktunya sama, tapi ada yang bahagia dan ada yang tidak bahagia. Setiap hari terjadi dan memberi kesempatan, tanpa kita atur. Malam hari terjadi. Apakah kita dapat memanfaatkan waktu malam hari ? Waktu ada, tapi banyak yang menghalanginya. Apa itu ? Fisik kita yang lelah, dan ada kecenderungan kita ingin melepaskan lelah. Kalau sudah begitu maka interaksi keluarga tidak ada, yang berdampak bahagia itu tidak ada. Ada upaya dengan makan malam dan bersih diri agar tubuh lebih fresh. Tapi keadaan yang cukup baik ini masih digoda oleh hal-hal kecil yang mengalihkan fokus kita berinteraksi bersama keluarga. Semua orang sibuk dengan aktivitasnya. Akhirnya interaksi itu sangat kecil, yang ada paling saling menyuruh atau meminta tolong. 

Bisa nggak sih kita menikmati malam hari yang membahagiakan ? Mesti ada keinginan sehingga waktu malam hari itu dapat dimaksimalkan. keinginan itu dapat direncanakan melalui media seperti makan malam, ngobrol abis shalat jamaah,  atau jalan-jalan dan sebagainya. Jika tidak ada media untuk berinteraksi itu, maka semakin tidak mudah terjadi interaksi sekalipun ada waktunya. 

Malam hari dapat memberi ketenangan yang dapat meredam emosional sehingga dapat berpikir jernih. Begitulah Allah menundukkan alam untuk manusia agar bersyukur. Salah satu bersyukur itu adalah berinteraksi bersama keluarga. Apakah kita merasakan nikmat dari bersyukur di malam hari ? Sangat tergantung bagaimana kita memanfaatkan malam hari dengan aktivitas yang bermanfaat. Bersyukur itu mesti diupayakan bukan sekedar "membiarkan" kita beristirahat seiring tubuh yang semakin lemah cenderung malas dan ingin segera tidur (lelah).

Ada kalanya malam hari itu ditunggu banyak orang untuk menikmatinya bersama-sama di warung, resto dan caffe. Media ini sering digunakan untuk saling ngobrol zaman now. Tapi apakah manfaatnya lebih besar dari keburukannya ? Semua orang memiliki sudut pandang yang berbeda. Ada yang menghabiskan gaya hidup tersebut setiap malam, dan kecenderungannya menuju sesuatu yang tidak bermanfaat. Sekali-kali boleh saja, yang penting melibatkan keluarga sehingga diperoleh kebaikan. 

Terlepas dari semuanya, Allah menciptakan malam itu tidak sia-sia. Maknanya ada kebaikan (berupa kesempatan), kesempatan menjadi benar-benar kebaikan jika kita siap dengan fisik yang sehat dan memiliki komitmen yang diwujudkan dalam tindakan (interaksi) berama keluarga. Bayangkan sudah berapa malam hari yang kita lalui ... adakah kita bersyukur dengan mendapatkan kebahagiaan ? Bersyukur di malam hari itu menentukan keadaan kita di pagi hari, untuk memulai kerja (mencari karunia Allah).


Insya Allah kultum kali ini untuk terus memberdayakan diri dan memotivasi diri menjadi semakin baik, mampu melihat kesempatan dan potensi yang ada menjadi menambah nilai diri kita. 

Distraksi ... lawan atau alihkan

 Distraksi atau dikenal sebagai pengganggu fokus kita atau sesuatu yang mengalihkan perhatian kita. Dalam dunia kerja disebut sebagai hacker dari produktivitas. Salah hacker prduktivitas itu adalah HP, hand phone dengan segala aplikasinya. Detik.com atau IG atau FB dan sejenisnya telah menyita waktu kita, entah HANYA sekedar ingin tahu berita atau status orang. Sudah menjadi kecanduan kita untuk pegang HP, baru bangun tidur saja HP duluan yang dilihat. Kecanduan berat dimana kita merasa tidak gaul kalau nggak bawa HP. ketinggalan HP, dibelain ambil HP dulu karena merasa hilang nyawa. Distraksi HP ini menjadi sudah sangat tergantung dan tidak mudah untuk disingkirkan, dengan alasan,"nggak apa-apa kok dibawa dan hanya dibuka kalau perlu". Satu keluarga atau pertemanan saja yang niatnya mau makan bersama lebih sering dipertontonkan masing-masing orang sibuk dengan HPnya. Hal lain yang membuat kita semakin terjebak dengan distraksi HP adalah suara notification setiap ada hal baru dari aplikasi. Suaranya sih tidak besar, terdengar kecil atau geter SUDAH bisa mengalihkan pikiran beralih ke HP. kalau ngga kuat langsugn ingin buka aplikasinya. HP pun sudah menjadi distraksi berjamaah. Bayangkan kita yang ingin istirahat dari HP , langsung ditelpon orang yang WA kita, "kok WA nya tidak dijawab". Bisakah kita hidup tanpa HP 1/2 hari saja ? Kalau mau jujur HP sudah menghack kita minimal lebih dari 2 jam per hari.

Distraksi tidak hanya HP, tapi distraksi itu bisa datang dari dalam diri kita. Dari bangun pagi, telat bangun pagi itu membutuhkan waktu agak lama untuk mulai aktivitas. Dengan alasan suasana dingin, masih capek, hanya sekedar mengatakan "sebentar lagi", dan sejenisnya telah mengambil dari waktu kita untuk memulai aktivitas yang sebenarnya. Shalat Subuh sebagai panggilan Allah, dengan ringan dikalahkan dan terjadi setiap hari. Distraksi ini di pagi hari ini sangat mempengaruhi distraksi berikutnya. Distraksi pagi ini yang terjadi semakin menumbuhkan distraksi "malas".

Distraksi sangat menantikan waktu yang memang tidak ada pemanfaatannya, seperti waktu kosong tanpa ada kegiatan yang berarti, waktu istirahat, aktvitas rutin seperti makan dan sejenisnya. Waktu-waktu seperti itu yang mengundang distraksi. Yang paling sering adalah distraksi untuk memperlama keadaan itu, yang dirasakan menjadi semakin nyaman. Seolah aktivitas yang dikerjakan itu seperti penting. Ada yang bilang, "makan itu perlu dan untuk menambah energi dalam kerja" atau "kan tidak ada kerjaan, maka menikmati itu nggak apa-apa" atau kita sering bilang,"perlu waktu istirahat yang cukup agar fresh kerjanya".

Distraksi juga memasuki dunia kita tanpa kita sadari terjadi. Apa itu ? kerja rutinitas, dimana kerja yang tanpa perlu mikir dan semua berjalan seperti otomatis. Mengapa ini terjadi ? karena kita mengulang-ulang kerja yang sama setiap saat. Tidak rasa dalam kerja tersebut. Bisa juga sih, makan aja bisa rutin sehingga kita tidak merasakan nikmatnya makanan dimana makanan yang dimakan paling enak. Kerja rutin juga demikian seperti kerja sebagai call center, menyetir mobil dan sebagainya. Buktinya ? kerja rutin itu bisa disambi dengan pekerjaan lain. Ada orang nyetir sambil main HP, melayani orang sembari memikirkan pekerjaan lain. Apa yang kita kerjakan bersamaan atau sejenisnya telah mengurangi nilai dari pekerjaan itu, dengan kata lain kerja rutin kita TIDAK PRODUKTIF.

Hati-hati pula kita terhadap keseriusan kerja yang dijalani dan mesti terus dikonsistenkan dan dituntaskan. mengapa ? Jika dalam proses kerja kita itu mengalami kesulitan atau kebuntuan, maka ada hack untuk meneruskannya atau menundanya. Penundaan karena ada kesulitan dan tidak menjadwalkan kembali adalah distraksi juga. Apalagi penundaan itu memang terjadi karena kita merasa bisa dikerjakan besok. 

Distraksi dari luar bisa terjadi dan sangat tidak mudah ditolak. lagi serius beraktivitas, ada ajakan pasangan atau anak untuk mengikuti aktivitas lain. Maka hal inipun sangat menghack produktivitas hidup kita. Ada kala kerja, ada telpon dari rumah untuk disuruh pulang karena ada hal penting, padahal yang penting itu masih bisa dikerjakan oleh keluarga. Tapi kehadiran kita sangat diharapkan saja. Telpon dari keluarga saja yang tidak begitu penting masih bisa menghack kerja kita, karena kita jadi kepikiran. Sebenarnya telpon ini masih bisa dibicarakan saat dirumah.

Sadarkah distraksi seperti hal di atas, telah menjadi hal yang tidak kita sadari dan telah menghack waktu atau produktivitas kita. Seolah kita telah sibuk dan aktivitas penuh. Akhirnya ingin mengatakan kita telah banyak berbuat yang baik, tapi memang "nasib" belum membuat kita berubah nasibnya. Disini tidak terlihat distraksinya. Di waktu-waktu tertentu kita bilang,"mengapa dulu saya tidak kerjakan ini dan itu ?"

Ada tips yang membuat kita mengurangi distraksi hidup/kerja :

1. Distraksi itu bisa saja terjadi tapi jangan diterusin. Siaplah kembali kepada aktivitas utama.

2. Distraksi sebaiknya tidak dilawan, tapi dilakukan pengalihan saja. Caranya : 

a. Ciptakan keinginan beraktivitas itu sangat kuat dan siapkan waktunya. Disarankan waktunya tidak panjang tapi konsisten setiap hari.

b. Maksimalkan diri selalu sehat, terutama pikiran. keadaan yang sehat ini dapat menyemangati diri lebih baik

c. Dengan waktu dan memiliki energi (sehat) sudah mampu mengalihkan distraksi itu kepada aktivitas utama.

d. Distraksi itu semakin rendah saat kita memiliki prinsip selalu menuntaskan pekerjaan.

3. Distraksi itu jika dicari sumbernya adalah setan. Setan tidak mau manusia itu jadi orang baik, orang sukses, apalagi orang yang dekat dan berada di jalan yang bener (Allah). Maka tak salah jika kita pun memohon perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari distraksi yang merusak (hack) kehidupan kita.

Demikianlah bicara distraksi yang bisa hack kehidupan kita atau setan yang merekayasa semua agar kita sadar bahwa hidup ini tidak sia-sia dan mesti disyukuri dengan aktivitas/kerja yang bermanfaat. Kultum motivasi singkat yang membangun diri menjadi berdaya. Daripada lupa kepada Allah karena distraksi (setan), maka perbanyaklah mengingat Allah. Ingat Allah maka Allahpun ingat kita, tidak ada tempat distraksi dalam diri kita. Tingkatkan dan fokus ibadah dan amal maka distraksi pun minimal.


Berterima kasihlah

 Berterima kasih itu tidak menjadi ringan dalam lisan, apalagi diiringi sikap negatif yang didominasi oleh emosional. Atau yang merasa mudah di lisan tanpa diiringi hati. Terima kasih ya. lalu apa hikmahnya  bagi saya ? Apakah saya menjadi orang yang bersyukur dari ucapan terima kasih itu ? Dilain hari saya pun masih mengucapkan terima kasih.

Saya merasa bahwa berterima kasih itu merupakan ungkapan (sikap) atas pemberian dari orang lain atau pemberian dari Allah. Dari orang lain, pemberian itu berupa perhatian, bantuan, sikap dan perilaku baik, materi dan apa saja (tentunya yang baik). Kisah menarik, suatu hari di masa lalu saya memberi nasehat kepada seseorang untuk selalu berprasangka baik kepada orang terdekatnya. Orang tersebut mengucapkan terima kasih dan bener-bener dilaksanakan. Kemudian saya merasakan yang sama seperti orang tersebut. Saya bertemu dan ngobrol. Orang tersebut mengatakan,"kok kamu jadi begini ?" dan dilanjutkan dengan mengulang nasehat saya dulu,"kita mesti selalu memiliki prasangka baik, karena hanya dengan itu adalah pintu menuju keadaan yang lebih baik". Saya pun merasa diingatkan dan saya bilang,"iya saya paham". Dalam hati saya agak tidak mudah untuk mengakuinya. Saya bilang,"oke makasih ya". Padahal jika saya dalam keadaan tidak emosional bilang,"ooh ya ya, masih inget juga kamu. saya kayaknya lagi bete hingga tidak bisa berpikir sehat. Terima kasih banget ya udah mengingatkan saya".

1. Disisi orang yang merasa berterima kasih, bukan sekedar terima kasih saja tapi mesti mampu menerapkan apa yang sudah kita terima. Jika bantuan yang kita terima, maka ucapan terima kasih itu mesti dilanjutkan dengan membalas pemberian itu dengan berbalik memberi sesuatu kepada orang yang sudah memberi kita sebelumnya. Itulah makna kebaikan dari berterima kasih. Hindari kita selalu bilang terima kasih untuk hal yang sama, paling tidak kita membalikkan keadaan agar orang yang memberi dapat bersyukur pula dengan pemberian kita.

2. Untuk berterima kasih, dimana kita pernah memberi kepada orang lain terutama nasehat. Saat kita menegur dan berikutnya kita ditegur, rasa berterima kasih itu mesti ikhlas. Seperti percakapan di atas. Beranikan untuk mengakui dan berterima kasih dengan ikhlas.

3. Berterima kasih itu bukan sekedar lisan saja, tapi kita diberi kesempatan merasakan nikmat yang kita terima dan memberi manfaat positif. Saat kita menerima bantuan orang lain berupa uang dimana kita memang lagi tidak punya. Keadaan saat itu bener-bener kita bisa rasakan sangat membantu dan banyak manfaatnya. Maka ucapan terimanya sangat tulus. Begitu juga jika kita ada persoalan yang tidak mudah, dan saat itu ada yang memberi solusinya. Maka lisan terima kasih itu sangat berasa di hati kita.

Halangan untuk mengucapkan terima kasih dengan tulus itu datang dari respon negatif kita, keadaan kita saat itu. Apakah kita dalam keadaan tenang atau tidak ? Apakah kita dalam banyak masalah atau tidak ? atau Apakah kita orangnya gengsian (harga diri) ? Perbanyaklah zikir agar hati tenang dan selalu prasangka baik kepada orang lain sehingga apapun yang masuk kepada kita menjadi sebuah kebaikan.

Terima kasih ya sudah membaca tulisan ini, Insya Allah diizinkan mendapatkan kebaikan yang banyak. Demikian kultum motivasi kali ini untuk selalu memberdayakan dari agar semakin banyak kebahagiaan karena suka memberi kebaikan.

Teman terbaik adalah musuh kita

 Judul di atas adalah beberapa pengalaman banyak orang, yaitu teman terbaik atau anak buah yang baik itu adalah orang yang memusuhi kita, atau selalu ada orang yang mengkritik dan tidak sependapat dengan kita. Seorang bos senang dengan bawahan yang penurut dan hanya menjadi pelaksana yang baik. Apakah anak buah ini mampu atau mau memberi kritik atau komentari dengan apa yang terjadi ? Mereka selalu memuji atasannya dan bilang,"yes sir". Jika ini yang terjadi, maka mulailah sebagai atasan mengambil tindakan evaluasi.

Sama halnya dengan teman. Teman yang baik merasa tidak enak kalau protes, jadi lebih baik pilih aman juga. Sikap dan perilaku seperti ternyata bisa "merusak" kinerja atasan atau temen kerja. Keadaan inilah yang membuat nyaman semua orang. Tidak ada yang kritik, tidak ada protes, tidak ada masukan atau sejenisnya ... yang ada adalah anak buah atau temen yang sudah merasa keadaannya sendiri mulai terganggu atau mengalami kesulitan. Inilah alasan mengapa anak buah atau teman tidak mau kritik. Mereka membuat atasan dan temen nyaman sehingga mereka pun merasa nyaman. Mereka bilang,"bos orangnya baik dan hebat". Dibalik ungkapan itu mereka memiliki kepentingan yaitu kenyamanan dengan bos yang baik, dan untuk menjaganya mereka selalu "yes sir".

Hal ini banyak terjadi di dalam perusahaan atau bahkan dalam masyarakat. Bagaimana kita dapat menguji hal tersebut ? 

1. Yang pertama, kita mesti membuat kebijakan atau sikap yang drastis. Di kantor atasan bisa membuat keputusan yang tidak nyaman aja dimana meminta kebijakan yang selama dilonggarkan menjadi sangat ketat. Maka yang pertama protes adalah bawahan yang dekat dengan kita (atau temen deket). Dengan membuat kebijakan atau sikap, kita mesti mulai membuat jarak dan tegas dalam mengambil keputusannya. Siapapun yang bilang,"yes sir" merasa mulai terganggu. Jika hasilnya bener, maka ini adalah penyesuaian yang dilakukan anak buah sebagai pelaksana.

2. Anak buah yang baik atau temen yang baik mestinya membangun diri kita menjadi lebih baik lagi BUKAN sekedar "yes sir". Yang kita butuhkan adalah bukan temen baik atau anak buah yang baik, tapi kita butuh diperhatikan untuk menjadi semakin baik. Inilah loyalitas dari temen baik. Tapi hal ini jarang kita dapatkan. Maka selama bertemen atau menjadi atasan tidak pernah atau sedikit memberikan kritik untuk menjadi semakin baik ... Mereka adalah orang yang mengambil keuntungan dari kata temen baik atau anak buat yang baik buah mereka, yang pasti mereka mau kenyamanan.

3. Bersikaplah menerima kritikan dari luar temen baik atau anak yang baik. Jika point 1 dan 2 tidak membangun kita, maka lakukan sikap ketiga ini menjadi penting. Siapapun yang mengkritik, baik membangun atau tidak mesti diperhatikan. Tidak perlu melihat dari siapa yang mengemukakan kritik itu, tapi kita fokus dengan isi materinya. Bangunlah diri kita dengan sikap menerima kritik dengan senang hati. Inilah yang dapat membangun kita menjadi semakin baik.

4. Syukur-syukur kita menjadi orang yang pembelajar yang selalu ingin lebih baik dengan ukuran yang benar.

Syukuri ada temen baik atau anak buah yang baik, tapi hal itu tidak cukup untuk membangun diri kita menjadi semakin baik. Jangan sampai kita terlena dengan teman baik atau anak buah yang baik, karena semua itu terjadi karena ada kepentingan yang mengamankan kenyamanan mereka. Jadi teruslah belajar dari mana saja dan tidak percaya 100% kepada temen baik atau anak buah yang baik. Sikap open mind mengajak kita banyak tahu tentang kita dan team, sikap open mind bisa terjadi jika kita bener-bener mengendalikan emosi dan berpikir akal sehat.


Kultum motivasi kali ini semoga mampu memberdayakan diri untuk selalu menjadi semakin baik hari ini. Praktek kan dan lihatlah apa yang terjadi. 

Fokuslah beraktivitas pasti menyenangkan

 Semua orang ingin fokus, tapi jarang bisa. Kalaupun bisa hanya sebentar, lalu kurang fokus dan akhirnya hilang fokusnya. Beralih kepada hal lain yang lebih menarik. Fokus dapat membantu konsentrasi yang lebih baik. Fokus membutuhkan kesabaran sampai tuntas pekerjaannya, dan ini perlu komitmen untuk lama waktunya. Biasanya fokus tidak mengikat kepada waktu, padahal fokus itu mesti diikat dengan waktu. ketidaksabaran menuntas kerja atau menuntaskan pada waktunya selalu diiringi perasaan senang dan kadang bete.


Keadaan di atas menjadi beban, kalau senang sih oke tapi kalau bete karena kesulitan atau hasil tidak sesuai maka untuk fokus mulai terganggu. Inilah awal ujian dari fokus, terus atau pindah ? Saat kita kehilangan fokus cenderung mengajak kita mau senangnya aja terus atau mengajak kita melakukan yang menarik saat itu atau memang diganggu oleh pekerjaan lain. Agar tidak terhindar dari gangguan, maka kita mesti mempersiapkan segala hal untuk berkomitmen dan menciptakan suasana yang kondusif untuk fokus. 

Soal senang dan bete selama fokus, maka kita mesti merubah persepsinya. Apa itu ? Kita mesti menganggap bahwa senang dan bete itu biasa terjadi, maka tidak perlu khawatir dan ditanggapi saat terjadi. Tetaplah fokus dalam mengerjakannya. Saat kita mengerjakan sesuatu, yang terjadi adalah pekerjaan itu bisa menghasil senang atau bete. Jadi fokus kepada pekerjaan dapat memberi perasaan senang karena kita sudah mengerjakannya dan melanjutkannya lagi.

Misalkan kerja bikin laporan, maka kita persiapkan suasana yang nyaman agar kerjanya enak. Lalu siapkan data dan report. Mulailah dengan kerja melalui tahapan yang benar, yang mudah dan ringan. Saat bertemu kesulitan, maka kita mesti mengganti "kesulitan itu = pekerjaan yang lebih detail lagi". Seperti kalimat matematika berikut ; A + B, saat B adalah kesulitan, maka ganti B = C + D, maka C dan D adalah detail dari B.

Insya Allah kita bisa berlatih fokus terus, pengalaman dalam berfokus dapat memberikan dorongan positif untuk terus mengerjakan segala hal dengan menyenangkan sekalipun ada kesulitan. Kultum motivasi ini untuk memberdayakan diri agar kita mampu mengendalikan diri BUKAN kita dikendalikan oleh keadaan sehingga mampu menjadi apa yang kita inginkan.

Beraktivitaslah

 Yang terpikir oleh kita adalah beraktivitas itu melelahkan dan tidak mudahnya memulai yang menghabiskan energi. Ini bagian yang membuat kita rada malas, kecuali sangat menarik dan menguntungkan. Apa yang terjadi jika hasilnya tidak sesuai harapan kita ? Memori yang buruk yang sangat tersimpan dalam pikiran kita, dan menjadi pemicu jika ada rangsangan yang sama. Yang segera hadir saat ingin beraktivitas adalah "malas".

Lalu kapan kita beraktivitas ? Kita beraktivitas karena "terpaksa", bangun pagi dipaksa oleh sinar Matahari, bekerja karena kita dipaksa untuk mencari uang, makan karena memang perut sudah lapar, atau kita hanya beraktivitas rutin setiap hari yang sudah pernah kita lakukan. Kapan kita beraktivitas yang membuat kita bahagia ? Sekarang beraktivitaslah dengan apa yang kita inginkan.

Aktivitas itu memang tidak mudah, tapi saat kita melakukannya dapar memberikan pelajaran dan pengalaman yang luar biasa. Apa yang kita bayangkan sebelumnya ... tidak terjadi saat kita beraktivitas atau kita tahu cara mengatasinya. Kayuh sepeda menjadi belajar yang menarik ... bisa tahu bagaimana berkeseimbangan dalam bersepeda dalam berbagai kondisi, tahu agar tidak jatuh dalam kondisi ekstrim sekalipun pernah jatuh, bisa menikmati suasana yang dilewati, dan banyak lagi. Belajar bersepeda itu ada jatuhnya, maka jangan pernah berpikir bahwa belajar bersepeda itu takut jatuh. Siap jatuh, maka kita bisa belajar bersepeda yang bener.


Bagaimana aktivitas bersepeda itu kita ganti dengan belajar ilmu, beraktivitas atau beramal saleh, berkomunikasi dengan orang lain, dan banyak lagi yang bisa kita lakukan, saat kita berani memutuskannya. Semua aktivitas itu ada beratnya dan ada capeknya. Maka siaplah menghadapi "keberatan" dan capeknya agar kita bisa beraktivitas yang bermanfaat.

Distraksi adalah pengganggu yang abadi

 Kata distraksi belum umum di telinga banyak orang, distraksi adalah sesuatu yang menganggu orang dalam fokus kerja atau aktivitas. Gangguan ini menyebabkan orang berpindah kepada gangguan tersebut. Pekerjaan atau aktivitas utama jadi tertunda dan tidak tuntas. Distraksi bekerja bisa dari luar diri kita dan bisa juga bersumber dari adalam diri saya. Dalam sehari banyak sekali terjadinya distraksi dan menghabiskan waktu seorang karyawan atau pribadi. Apakah kita menyadarinya ?

Distraksi yang terjadi tidak pernah hilang, distraksi hanya hilang sebentar lalu hadir kembali saat kita tidak fokus. Bisa juga terjadi saat kita lelah, istirahat dan sedang berpikir. Distraksi dari luar yang terjadi pada diri kita merupakan izin dari kita sendiri dan kita kalah, artinya kita lebih mengikuti distraksi itu daripada apa yang harus kita lakukan. Inilah yang mesti kita hadapi dalam hidup sehari-hari, apakah kita mampu mengalihkan distraksi kepada fokus aktivitas/kerja yang mesti kita lakukan. Apa yang mesti kita lakukan adalah keinginan kita. keinginan yang tidak kuat semakin memudahkan distraksi bekerja.

Sebagai karyawan, pasti semua ada tugas dan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan hari ini. Bisa jadi kita mampu mengerjakannya, tapi mengingat masih ada waktu. Maka distraksi itu mengalihkan pekerjaan itu dengan menunda beberapa jam saja. Terus penundaan itu dialihkan dengan mengerjakan yang kita senangi atau rutinitas. Akibatnya pekerjaan berikutnya pun tertunda. Akhirnya pekerjaan yang tadi mesti dikerjakan menjadi tertunda besok karena sudah datangnya waktu pulang. Atau distraksi kerja datang dari temen atau bos, awalnya bertemu menanyakan kerjaan dan tanpa disadari berlanjut ngobrol yang cukup lama (karena menarik). Pekerjaan yang tadi harusnya selesai jadi tertunda. Kejadian ini terjadi terus-menerus jika kita tidak kuat atau tidak fokus dengan apa yang ingin dikerjakan.

Yang menarik adalah karena kita mudah didistraksi, maka waktu kerja kita seolah sibuk alias tidak ada waktu lagi untuk kerjaan yang lain. Dengan tidak ada waktu lagi, kita jadi tidak mudah untuk meningkatkan kemampuan (belajar). Biasanya karyawan seperti ini

1. Merasa dirinya sudah nyaman dan merasa tersinggung jika distraksi yang dilakukannya diganggu (ditegur/dinasehati). 

2. Kenyamanan itu membuat orang betah bekerja di tempat tersebut dan posisinya stabil (jabatan maupun pendapatannya). 

3. Memiliki sikap dan perilaku menolak "kemajuan". Mudah menolak kerja tambahan, mudah menolak amanah baru dan sejenisnya.

Ada distraksi yang paling kuat dan hebat menghabiskan waktu kita sampai saat ini adalah HP (handphone), entah itu WA, Tiktok, berita, FB, IG dan sejenisnya. Bangun tidurnya aja langsung buka HP, lagi makana aja masih buka-buka HP, di kendaraan apalagi masih sempat bermain HP sekalipun lagi nyupir, dalam kerja ... sekali-kali lihat HP. Ada yang mengundang kita untuk buka HP karena temen, bos atau siapa saja yang telpn,"baca dong WAnya". Karena hal ini kita merasa "bersalah" kalau tidak lihat HP terus. 

Kita ya kita, hidup ini kita yang kendalikan. Mengapa kita kalah dengan distraksi tersebut ? Kita perlu menguatkan keinginan kita dengan rencana yang benar yaitu menyisihkan waktu untuk mengerjakannya. Keinginan yang kuat tanpa berani menyisihkan waktu, maka jadi mimpi. Tanpa keinginan yang kuat dan memiliki waktu, maka kita pun mudah didistraksi dan hasilnya nggak jelas. Sangat perlu kita menguatkan keinginan dan fokus dengan waktu yang tersedia setiap hari. Kita semua memiliki waktu yang sama 24 jam, tapi ada yang hebat dan ada yang biasa-biasa saja. Orang yang hebat memiliki keinginan untuk berubah lebih kuat dan memiliki waktu untuk mewujudkannya.

Sudahkah kita memiliki keinginan ? Pasti ada, tapi apakah kita memiliki keinginan yang kuat untuk diwujudkannya ? Mesti dibangun dari dalam diri. Apakah kita memiliki waktunya ? Inilah yang menentukaan keberhasilan kita.

Insya Allah kultum motivasi ini memberikan sikap positif untuk memberdayakan diri semakin baik hari ini. Teruslah sadar dan terus pula memahami makna hidup setiap hari agar dapat mengoreksi menjadi semakin tinggi.


kerja yang tidak mudah

Kerja lagi dan kerja lagi. Apa yang kita rasakan saat mengerjakan pekerjaan kita. Tidak ringan, tidak nyaman, atau tidak sedikit atau waktu yang tidak banyak. Sepertinya apa yang kita kerjakan membuat kita tertekan, bisa jadi kita memikirkan hasilnya, apakah selesai dan sesuai harapan nggak ? Kalau dikerjakan takut salah dan sebagainya. Lalu bagamana kita menyikapi semua ini ? Darimana ya kita mulainya ?
Memulai bisa dari mana saja, tapi kita mulai dari awal saja. Tulis saja apa yang dikerjakan. Hindari berpikir banyak tentang yang dikerjakan.  Jangan menilai apa-apa tentang yang kita kerjakan dan hasilnya. Lalu kita bisa memulai dengan menciptakan apa-apa bisa kita lakukan. Jangan pernah berharap banyak dan hanya mengerjakannya saja. Kondisi untuk menjadikan kita fokus kepada pekerjaannya. Fokus kepada pekerjaan mengantarkan kita kepada kesungguhan atau keseriusan. Hal ini mengantarkan hasil yang lebih baik.
Agar lebih mudah fokus dalam kerja dapat dilakukan dengan menciptakan suasana dalam diri kita dengan tenang dan relax. Kondisi ini dapat membantu kita untuk bersikap positif. Sikap positif terhadap apapun yang kita hadapi dapat membuka akal sehat dan mengabaikan emosional kita. Sikap positif memberi energi dan kesenangan yang mendorong kerja menjadi lebih mudah dan nyaman. 

Kesimpulannya adalah kerja itu tidak mudah sangat tergantung suasana dan keadaan yang tenang dan relax. Jika keadaan kita tenang dan relax, maka keadaan yang sangat mendorong kita untuk merespon positif (SIKAP POSITIF). Sikap positif mendorong kita untuk bekerja yang positif sehingga memudahkan apa yang kita kerjakan.
Kultum motivasi ini sangat mendorong kita untuk selalu memberdayakan diri agar menjadi semakin produktif. Siapkan diri kita dan jadilah hidup semakin nyaman.

Keinginan itu bak virus

 Saat saya memiliki keinginan menjadi karyawan yang bener, maka saat melihat ada referensi tentang jadi karyawan yang bener, berjodoh keinginan saya dengan support referensi tersebut. Senanglah hati. Rasa sudah saatnya saya menerapkannya. Tapi ternyata belum juga saya terapkan, sembari itu saya buka-buka lagi medsos ... Ternyata banyak lagi yang bisa memberikan referensi untuk semakin baik menjadi karyawan yang bener. Kejadian ini tidak pernah berhenti dan saya menemukan banyak hal, tapi saya tidak menerapkan yang seharusnya saya lakukan. Begitulah virus keinginan itu menjadi liar dan membuat saya semakin diambang angan-angan kosong.


Atau keinginan kosong atau angan-angan kosong terjadi saat saya menerapkan yang hasilnya tidak mudah. Selalu ada keinginan baru yang membangkitkan semangat saya. Selalu ada keinginan baru dan tidak pernah berhenti. itulah keinginan kosong atau angan-angan kosong. Terbersit dalam hati, apa ini yang namanya rayuan setan yang memberi angan-angan kosong. Angan-angan tanpa dikerjain, pemimpi atau pengkhayal. Sudah banyak keinginan atau angan-angan yang ada di benak saya tentang kerja yang bener, belajar kerja setiap hari, kerja yang ikhlas, memberdayakan diri semakin kerja produktif. Saya tahu dan paham ... tapi saya menyempurnakannya dengan penerapannya. Kalau bicara saya bisa dan sangat ahli. Tapi apakah itu yang saya mau ? 

Hati-hati keinginan itu memang bagaikan virus yang terus berkembang dan membawa saya kedalam impian kosong. Yang namanya virus pasti penyakit, maka mesti saya hentikan penyebarannya. Tidak lain agar saya menjadi karyawan yang produktif. Hentikan pada satu keinginan dan teruskan dengan menerapkannya sampai tuntas, dan pastikan saya tidak tergoda dengan apapun yang menyebabkan virus keinginan itu berkembang lagi.

Jangan sampai terjadi saat memiliki keinginan kerja yang semangat, ada keinginan kedua untuk semangat yang luar biasa, dan diterusin dengan keinginan ketiga untuk dihargai dengan apa yang saya kerjakan dengan semangat yang luar biasa. Jika saya menerapkan keinginan yang terakhir, maka pasti tidak mudah. Bukankah keinginan yang pertama lebih mudah untuk diterapkan dan tuntaskan. barulah saya mengikuti keinginan yang kedua dan seterusnya. Semakin lama saya menerapkan keinginan yang pertama, mendorong saya semakin berada di keinginan berikutnya dan bisa jadi terus berkeinginan. Tidak ada penerapannya.

Kadangkala dalam keinginan itu muncul keberatan waktu ingin mengerjakannya. Misalkan keinginan yang bersemangat kerja, ada hambatan atau keberatan dalam pikiran ... Percuma semangat karena yang lain tidak semangat dan gajinya juga tetep. Keinginan itu semakin berat untuk diterapkan, keadaan ini mendorong saya membayangkan keinginan lain. Tetaplah fokus kepada keinginan yang pertama dan terapkan segera, sempurnakan dan tuntaskan.

Insya Allah kultum motivasi kali ini agar dapat memberdayakan diri kita menjadi semakin meningkat kemampuannya. Semua ini menjadikan kita untuk bersyukur atas rahmat dan karunia Allah. 

Keinginan sejalan dengan kerja

 Apa yang saya cari ? Tentunya saya mengupayakannya atau apa yang sekarang saya kerjakan. Tetapi dalam kenyataannya apa yang saya cari belum tentu sesuai dengan apa yang saya kerjakan. Contoh Saya mencari uang dalam bekerja, bukankah kerja yang tinggi dapat diikuti dengan uang yang sesuai. Pertanyaannya adalah mengapa saya tidak mau kerja yang tinggi ? Mestinya saya bekerja dengan kinerja yang selalu meningkat setiap periode. Sadarkah saya bahwa banyak keinginan saya belum tercapai karena memang belum dikerjakan tuntas.

Apa yang salah dengan saya ? Saya ingin mendapatkan uang yang lebih banyak. Tapi mengapa saya merasa tidak ringan untuk bekerja lebih banyak ? Bisa jadi saya terhambat dari dalam diri saya sendiri, orang sih bilang mental blok. Mental blok itu berupa program bawah sadar yang sangat kuat dan menjadi penentu apa yang saya kerjakan. Perhatikan saat awal saya bekerja, saya begitu disiplin, saya pantang menyerah dengan kerja yang diberikan kepada saya, saya tidak begitu mempersoalkan uang yang saya dapat (saya berpikir saya kerja pastilah dihargai yang sesuai), saya berani memberikan waktu lebih untuk pekerjaan saya demi tuntasnya pekerjaan saya, saya berusaha untuk dipercaya dalam kerja, dan sebagainya. Rasanya tidak ada yang salah dengan apa yang saya kerjakan, kerja yang banyak dan berkualitas menjadi nilai kepercayaan perusahaan dan yang menentukan nilai diri saya (uang yang dapat saya peroleh). Sebenarnya mental blok itu sudah ada, tapi kekuatan dari diri saya mengalahkannya.


Seiring perjalanan waktu, saya yang bekerja lebih dari 1 tahun mengalami penurunan kekuatan yang saya miliki dan saya dikuasai lagi dengan mental blok saya. Saya mulai malas bekerja dan sudah berubah persepsi saya. Dulu saya bekerja untuk cari uang, sekarang mau kerja diukur dengan apa yang saya dapat. Keadaan ini menguatkan mental blok yang tadinya dikalahkan menjadi muncul dan kuat. Misalkan dulu menyenangi pekerjaan, sekarang sudah mulai bosen dan dianggap beban. Hal inilah yang menyebabkan saya menjadi tidak ingin mencapai apa yang saya inginkan dengan apa yang saya kerjakan. Tanpa sadar saya mengerjakan banyak hal rutin daripada mengerjakan yang seharusnya saya kerjakan untuk mencapai apa yang saya inginkan. pekerjaan saya itu lebih banyak diajukan untuk dikerjakan dengan persyaratan tertenu. Saya bisa mengerjakan itu asal dibayar yang sesuai, saya bisa menjadi lebih baik asal lingkungannya kondusif.

Keadaan di atas terus terjadi dari hari ke hari sampai hari ini. Saya sudah meninggalkan semangat kerja di awal kerja yang tinggi. Dulu saya bisa mengerjakan segalanya dan mengalahkan diri saya yang menghambat. Bagaimana saya bisa mengerjakannya lagi ? Saya mestinya bisa, saya mesti fokus kepada apa yang saya inginkan dengan mengerjakannya yang proporsional. Fokus bisa mengalihkan pikiran yang menghabiskan waktu dan energi saya dengan mental blok yang terus menganggu saya.

Saya mesti fokus kepada disiplin kerja, saya mesti bangun pagi dan hadir lebih awal, saya mesti bekerja lebih awal dengan pikiran yang masih fresh, saya mesti bertanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaan dengan tuntas dan bila perlu lembur, saya mesti disiplin karena saya mau dipercaya, dan lainnya. Bukankah semua itu mengantarkan saya kepada uang saya dapat ?

Saya mesti fokus dengan semangat dan keadaan yang membuat saya senang. Saya fokus untuk tidak menjadikan pekerjaan itu beban, tapi pekerjaan itu adalah aktivitas yang menyenagkan, jika saya tidak menyenanginya, hal itu menunjukkan saya tidak mampu mengendalikan diri saya. Saya mesti mengubah sikap dan perilaku saya atau saya belajr lagi agar mampu mengarahkan diri saya sesuai apa yang saya inginkan.

Fokus dan fokus ... semakin tajam dan semakin detail serta tuntas. Tidak ada yang tidak sejalan dengan keinginan saya. Kerja saya adalah media untuk meraih keinginan saya. 

1. Saya ingin sukses, maka saya mesti membangun kerja saya menjadi bernilai di mata banyak orang lain. Saya mesti meningkatkan nilai kerja saya.

2. Saya ingin kaya, maka saya mesti banyak mengerjakan hal agar semakin meningkat kepercayaan kepada saya. Semakin tinggi pekerjaan yang saya kerjakan dapat memberi kepercayaan yang tinggi. Saya mesti bertanggung jawab dan tuntas atas kerja, dan selalu senang dengan bertambahnya kerja (amanah).

3. Saya ingin bahagia, maka saya mesti banyak memberi tenaga, pikiran, dan perhatian untuk selalu meningkatkan pekerjaan saya. Ada kepuasan dan ada kebahagiaan saat saya mampu mengerjakan apa yang saya kerjakan, baik itu perintah atau saya kerjakan dengan keinginan sendiri. Saya mesti menjadikan kerja itu sebagai wadah saya untuk memberdayakan diri dan memberi manfaat bagi orang lain.

4. Saya ingin ahli ibadah (hamba yang soleh), maka saya mesti melihat kerja itu sebagai amanah Allah yang dipercaya kepada saya. Saya mesti bersyukur dan menjadikan kerja sebagai ibadah. Tidak hanya pahala yang saya dapatkan, tapi Allah memberi tambahan kenikmatan.

Kita mesti mulai mengevaluasi diri yang sampai hari ini menganggap kerja itu memang lahan mencari uang, tapi kerja adalah sarana kita untuk mencapai keinginan kita. Ada orang yang sukses karirnya dengan kerja yang ditekuninya, ada orang yang ahli (pakar) dengan kerja yang konsisten, ada orang murah senyum (bahagia) dengan kerja yang dijadikan sebagai media untuk beribadah, ada orang kaya dengan kerja dioptimalkan terus-menerus, dan lihatlah kita ... sudahkah kita menjadikan kerja dengan imajinasi apa yang kita inginkan.

Insya Allah kultum motivasi saya ini dapat menyadarkan kita untuk selalu memberdayakan diri menjadi semakin baik hari ini. Ingatlah orang yang sukses itu adalah orang yang mampu mengalahkan dirinya sendiri, dan kalaupun saat ini tidak memang, sadarkan diri untuk bangkit dan fokus meraih apa yang kita inginkan.

 

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...