Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri
Tampilkan postingan dengan label training motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label training motivasi. Tampilkan semua postingan

Kamis, Oktober 17, 2024

Membangun Training center sebagai pusat pelatihan

 Semangat pagi rekan-rekan dan Insya Allah hari ini dimampukan berbuat kemanfaatan.

Tulisan saya sebelumnya adalah Membangun training center dari nol, Mengembangkan training center dan menjadikan training center sebagai pusat informasi

Saya melanjutkan tulisan tentang pengalaman memimpin training center yang sebenarnya. Yang sangat berharga adalah pengalaman yang merupakan akumulasi kebiasaan-kebiasaan terbaik dan juga tindakan yang tidak tepat juga. Segala sesuatu terjadi karena tindakan. Tapi tidak semua orang melakukan tindakan, yang menjadi pengalaman baik dan menumbuhkan ilmu dan wawasan baru yang lebih luas. Mengapa saya menekankan tindakan dan pengalaman dalam training ? Karena ada beberapa orang yang pintar dan paham apa itu training, trainer, atau training center , tapi belum mampu menjadikan apa yang dipahami menjadi kebiasaan. Mungkin iya, sudah bertindak. Tindakan 1 bulan saja belum mampu untuk memberi pengalaman yang terbaik dengan berhadapan banyak persoalan. Saya dan team SLC melakukan tindakan itu selama lebih dari 15 tahun dan menjadi sangat berpengalaman dalam menangani training center dengan segala aspeknya.

Terpikir oleh saya bahwa begitu banyak pelatihan manajemen dan motivasi yang menggoda banyak perusahaan untuk mengikuti pelatihannya. Pusat-pusat kepelatihan atau trainernya banyak menawarkan kesuksesan setelah mengikuti pelatihan mereka. Bahkan judulnya menarik agar karyawan atau perusahaan memilihnya. Saya sendiri pernah mengikuti pelatihan mereka, dan hanya merasakan saat pelatihan begitu antusias dan bersemangat dengan ilmu baru dan berencana menerapkannya. Tapi semua itu hanya bertahan hanya sampai 3 bulan, dan saya kembali kepada kehidupan rutin di kantor. Dalam hati kecil saya, dengan materi yang diberikan dalam pelatihan itu, "saya juga bisa dan bisa lebih baik". Berawal dari hal inilah saya berkeinginan saat itu menjadikan training center SLC itu sebagai pusat kepelatihan. 



keinginan itu menjadi nyata setelah saya dan team menyedikan buku-buku motivasi dan manajemen. Sikap pembelajar membuat saya haus ilmu dan ingin menguasainya. Lalu saya merumuskannya isi buku menjadi sebuah pelatihan. Langkah pertama saya adalah mendeliver training yang berbeda dari biasanya :

Melakukan training product knowledge dengan berbagai aspek teknis dan salesmanshipnya. Saya menambahkan training ini dengan motivasi membangun diri sebagai salesmen, dan memberi motivasi untuk menjual produk.

Apa yang terjadi ? Training yang saya berikan memakan waktu lebih dari 2 jam, padahal untuk training yang sejenis dari berbagai merek hanya sekitar 30 menit dan membosankan. Ternyata training SLC itu menarik bagi peserta dan tidak terasa waktu yang 2 jam terasa singkat. 

Kepada siapa saja training diterapkan ? Kepada team salesmen sendiri dan juga kepada dealer (toko tradisional dan toko modern). Training ini semakin diminati banyak toko dan team salesmen. Saya dan team sangat sibuk melakukan training dan sangat sibuk pula dalam mengupdate materi training.  Dengan tindakan yang tidak hanya 1 bulan tapi sampai sepanjang tahun, maka terbentuklah pengalaman dan kemampuan yang semakin baik dalam training. Salah satu yang menarik adalah saya dan team mampu memberikan pelatihan outbound yang terpadu dengan training salemanship dan motivasi. Biasanya training outbound ini berlangsung di satu tempat yang nyawan dengan durasi sampai 2 hari dan berlangsung di outdoor. Peralatan games, saya dan team membuatnya sendiri. Jadilah training yang luas biasa dan sangat berdampak bagi team salesmen. Puncak training outbound ini adalah saya dan team sebagai pelaksana bagi Gathering seluruh karyawan selama 1 hari penuh. Dalam gathering ini kami menjadi EO sekaligus pelaksana outboundnya).  Pengalaman yang luar biasa dari merencanakan acara, mengelead semua karyawan yang lebih dari 200 orang lebih untuk dapat mengikuti acara dengan baik. Tidak hanya karyawan yang ikut, tapi semua manager dan direktur sebagai pemilik perusahaan. Semua orang menikmatinya. Menjadikan perjalanan sejak berangkat dari kantor menuju lokasi dan kembali lagi yang juga diisi dengan atraksi yang menghibur. Saya dan team juga mampu melaksanakan training outbound di dalam indoor. 

Sejak itu saya dan team dipercaya untuk melaksanakan training "outbound" bagi karyawan. Training center SLC telah bertumbuh menjadi bukan sekedar training saja, tapi sudah melengkapi trainingnya dengan training yang luar biasa. Dari bulan ke bulan, saya dan team melaksanakan outbound ini untuk dealer-dealer. Inilah pengalaman yang sesungguhnya, sudah menjadi kebiasaan dan sangat berarti menumbuhkan kemampuan saya. Apa artinya buat saya ? Saya mampu menciptakan training-training bermanfaat dan berkualitas, dengan kata lain sekalipun saya tidak memiliki team lagi, maka saya dapat membangun team baru lagi sekalipun belum berpengalaman. Trainingnya ? Saya mampu mengupdate trainingnya sesuai kebutuhan dan zamannya. Bahkan team saya pun mampu melakukan apa yang saya lakukan, sangat bergantung kepada latar belakang anggota team.

Inilah langkah-langkah saya dalam membangun training center yang berkualitas dan berwawasan luas. Mengawali perjalanan membangun training center dengan sebuah penugasan yang seperti coba-coba, disinilah kekuatan personal untuk membangun diri dan team yang kuat. Semua itu dapat dilewati dengan tidak mudah. Selanjutnya tahulah bahwa setiap perusahaan tidak ingin mengeluarkan biaya yang banyak, disinilah saya sekali lagi membangun training center bener-bener dengan sebagian modal sendiri. Saya mengikuti berbagai pelatihan dasar yang dibutuhkan dengan biaya sendiri agar saya pun siap dengan ilmu yang memadai untuk mengembangkan training center.  Alhamdulillah dengan sikap ingin membuktikan lebih dulu hasil menjadi kunci keberhasilan dalam training center, dan bukan meminta-minta berbagai fasilitas kepada perusahaan.

Apa cerita selanjutnya ... saya ingin berbagi pengalaman tentang efek dari kemampuan-kemampuan yang saya miliki dalam training center dapat meluaskan bidang pekerjaan lain yang dipercaya.



Rabu, Oktober 16, 2024

Menjadikan training center sebagai pusat informasi

 Semangat pagi semua ... Insya Allah aktivitas kerja hari ini semakin bermakna

Sebelumnya saya sudah menulis pengalaman saya dalam bidang training center dari nol. Pertama saya menulis pengalaman Membangun training center dari nol dan mengembangkan training center dan kali ini saya meneruskan tulisan dari pengalaman masih seputar training center yaitu Menjadikan training center sebagai pusat informasi. Informasi tentang apa ? Informasi tentang perusahaan dan brandnya, kapan berdirinya dan siapa pendirinya serta apa visi dan misi perusahaan. Inilah langkah pertama menjadikan training center sebagai pusat informasi. Informasi tentang perusahaan dan brandnya sering tidak banyak diketahui oleh seluruh karyawan dan yang pasti sangat berharga bagi informasi yang penting bagi pelanggan.

Pusat informasi tentang perusahaan dan brand perlu adanya bahasa yang baku agar tidak semua orang mempersepsikan menurut mereka sendiri. Inisiatif ini saya ambil sebagai tugas untuk training center. Dampaknya juga baik, karena sebagai pusat informasi ini menjadi referensi yang positif dan juga sebagai "iklan" bagi yang membutuhkannya. Informasi tentang perusahaan dan brand dapat digunakan oleh call center, referensi bagi marketing dan sales, dan yang pasti informasi tentang perusahaan dan brand ini menjadi materi baku bagi karyawan baru. Semakin dikenal membuat orang semakin sayang. 


Tak hanya sekedar informasi perusahaan dan brand, saya dan team juga memberanikan diri mengumpulkan materi promosi produk dari berbagai jaringan penjualan dan juga mengumpulkan aktivitas perusahaan dalam mempromosikan produk kepada calon pelanggan. Sebagai contoh, karyawan atau pelanggan bisa tahu promosi apa yang sedang berlangsung di toko atau modern outlet, produk apa yang dipromosikan dan juga tahu berapa harga promonya. Ada juga informasi tentang Pameran atau aktivitas marketing yang sedang berlangsung. Sekali lagi informasi ini kami titipkan di call center. Call center sangat menghargai pusat informasi ini karena dapat membantu call center untuk memberikan tentang aktivitas promo atau menjawab dengan mudah apa yang ditanyakan oleh calon pelanggan. 




Setelah saya dan team training center menjadikan pusat informasi perusahaan dan brand, dan yang tidak kalah pentingnya karena saya dan team menguasai produk dengan kelebihan dan hal teknis lainnya. Maka saya memutuskan menjadikan training center sebagai pusat informasi produk baik teknis maupun non teknis. Saya dan team mengumpulkan brosur, info produk dan hal terkait sejak perusahaan mulai memasarkan produknya. Apapun produk yang pernah dijual sejak awal dapat saya kumpulkan. Saya dan team menjadi konsultan produk yang benar-benar menguasai product knowledge dengan baik dan lengkap. Tidak sekedar tahu teknis, tapi mampu memberi saran dan tip kepada calon pelanggan dalam memilih, menggunakan, merawat produk dengan baik. Misalkan pelanggan yang membeli mesin cuci, maka saya dan team menguasai betul tentang cara mencuci yang benar, memilih deterjen yang bagus, penggunaan ari dalam mencuci (kualitas air dan jumlahnya) dan mendapatkan hasil mencuci yang optimal. Bahkan memberi inspirasi bagi pelanggan untuk berbisnis laundry dengan produknya.


Inilah yang saya lakukan agar training center menjadi berharga bagi semua orang, baik karyawan atau pelanggan untuk mendapatkan informasi yang baku dan benar. Ada kalanya seorang salesmen "mengatakan yang tidak tepat tentang produk", maka saya dan team training center dapat meluruskan apa yang disampaikan salesmen. Training center telah menjadi pusat informasi tentang :

1. Perusahaan dan brand

2. Aktivitas promosi dan brandingnya

3. Product Knowledge lengkap

Semua itu sudah saya jalankan dan bekerja dengan baik. Tidak lupa semua materi pusat informasi itu menggunakan knowledge management agar benar-benar menjadi pusat informasi yang terorganisasi dengan rapi dan terus update, serta dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait.

Dalam menjalankan program training center di atas, ternyata berdampak kepada kemampuan trainer yang semakin luas pengetahuannya dan juga semakin mahir dalam menyampaikan informasinya. Hal ini juga disupport oleh perpustakaan yang semakin kaya dengan materi buku, majalah dan artikel yang terkait. Apa yang saya rasakan ? Saya tidak sekedar menjadi trainer saja, tapi sudah menguasai bidang salesmen, marketing dan juga mampu menjadi "humas" perusahaan atau dikenal dengan public relation. Kalau di beberapa perusahaan, training center diperlukan untuk mengorganize training atau pelatihan (fasilitator pelatihan) , Disini saya dan team sudah melebihi dengan menjadi konsultan kepelatihan.

Begitu pengalaman yang saya alami dalam membangun training center dari nol. Dalam pikiran saya waktu itu, inilah waktu yang membuktikan bahwa saya bisa berada di bidang yang sebelumnya saya tidak kuasai. Belajar dan menjadi karyawan pembelajar adalah kuncinya. Belajar otodidak dari berbagai sumber yang sudah tersedia di berbagai sumber seperti youtube dan internet. Dalam proses belajar ini hanya terjadi jika saya dapat menerapkannya.

Pengalaman ini telah menjadikan saya sebagai manager training center, tidak hanya memiliki konsep tapi juga mampu menerapkannya. Sebagai pimpinan yang mampu mengelead bawahan (trainer)  dan sangat menguasai dalam mendeliver trainingnya. Apakah saya perlu trainer profesional ? Tidak perlu karena saya bisa menciptakannya. Hal kecil yang terjadi selama menjadi trainer adalah saya mampu menjadi orang yang menarik (bukan pelawak tapi bisa membuat peserta training tertawa dan menyenangkan). 

Apa yang saya ingin tuliskan berikutnya ? Insya Allah saya ingin berbagi tentang pengalaman sebagai trainer bagi rekan selevel manager, GM, direksi dan pemilik perusahaan.

Senin, Oktober 14, 2024

Mengembangkan training center

 Setelah saya menulis membangun training center dari nol , saatnya saya bercerita mengembangkan training center itu sendiri. Bermodal awal dari diri saya sendiri tanpa ada dasar tentang pelatihan, kemudian mengikuti pelatihan dasar training karena ingin menunjukkan bahwa dari nol pun saya bisa. Tak lama berselang memiliki 4 staf dan siap melakukan yang terbaik untuk perusahaan. 

Beberapa manager menjadi sangat respek untuk menerima training center yang saya bangun. Saya menamakan training centernya dengan SLC. Yang pertama saya kembangkan adalah mengkonsolidasikan diri dan team untuk percaya bahwa training center menjadi bagian penting dalam perusahaan. Saya memberi lead tentang masa depan training center kepada team. Training center ini menjadi sumber informasi tentang produk dan perusahaan yang dibutuhkan oleh internal maupun eksternal. Tak hanya itu saja training center yang saya pimpin juga menjadi sumber pengetahuan untuk seluruh karyawan (termasuk direksi) dan pihak yang menjadi kepanjangan dari perusahaan berupa distributor dan dealership. 

Di awal saya membuat "update pengetahuan" sesama team. Setiap anggota team memberikan apa yang dibaca dan dialami untuk share kepada team lainnya hanya dalam waktu paling lama 15 menit. Dengan team yang 5 orang itu, setiap minggu 1 orang mendapat jatah 1 kali. Setiap anggota team yang memberi update, layaknya trainer yang sedang memberi pengetahuannya. Team lainnya berhak bertanya. Hari demi hari dilalui dan membuat team menjadi pede menjadi trainer dengan pengetahuan yang lumayan. Materi yang diupdate adalah tentang motivasi dan salesmanship. Setiap update pengetahuan ini selalu dicatat sebagai knowledge management, yang menjadi referensi untuk menjalani program training selanjutnya. Dalam hal ini dampak yang dirasakan adalah setiap orang dalam training center ini mau tidak mau mesti membaca buku, mendengar radio, dan berdiskusi. Ini sangat bagus untuk membekali trainer dalam mendeliver training. Setiap bulan training center membeli buku apa saja yang dibutuhkan seperti manajemen dan motivasi, yang dijadikan perpustakaan training center. Perpusataan ini berkembang dengan sumbangan buku dari manajer dan pimpinan perusahaan. Program "Update pengetahuan" ini berlangsung setiap hari dan menjadi kebiasaan training center yang saya pimpin. 


Efek dari adanya perpustakaan dalam training center itu, saya terpikir untuk mengembangkan setiap trainer menjadi lebih luas wawasannya dengan mengharuskan setiap trainer wajib membaca buku dan mendelivernya dalam bentuk training. Tentunya hal ini ditujukan untuk training center dulu, dan dengan evaluasi dan perbaikan, training center memberikan training kepada karyawan. Alhamdulillah training terus berkembang dan memberi manfaat bagi karyawan dan perusahaan.

Langkah strategis di awal yang saya lakukan adalah melakukan training motivasi kepada team salesmen/spg. Salesmen atau SPG perusahaan ditempatkan di store atau toko modern atau dealer yang membantu penjualan. Saya berpikir training kepada salesmen menjadi penting dan sekaligus dapat dirasakan efeknya, untuk meningkatkan penjualan. Tak hanya motivasi saja, saya memasukkan materi utama yaitu cara mengkomunikasikan pengetahuan produk (feature produk) agar bisa dicerna dengan baik oleh konsumen. Tentunya tambahnya adalah membuat training berdampak langsung dengan memberi cara yang menghipnotis konsumen untuk membeli. Trainernya tentu menyampaikan dengan cara yang menyenangkan dan dibekali dengan kemampuan bermain dan berkomunikasi yang menarik. Setiap Minggu salesmen dan spg di training dan pada training berikutnya selalu dievaluasi sehingga training menjadi menarik dan disukai salesmen dan spg. Di awal setiap Minggu, saya dan team melatih sekitar 150 salesmen dan SPG setiap minggu dan berjalan sepanjang tahun. Membayangkan begitu banyak materi yang mesti disiapkan sepanjang tahun, ini sudah tercipta bagi trainer dengan "Update pengetahuan" dan "Membaca buku untuk training" di atas. Training menjadi menarik dan setiap trainerpun bersemangat untuk saling bersinergi. Tak lama kemudian memang dapat dirasakan yaitu penjualan oleh salesmen dan spq pun meningkat. Supervisor dan Manager sales memberi respon positif.

Dalam perjalanannya, training center (SLC) menjadi pembicaraan di perusahaan karena adanya feedback positif dari team sales. Training center tak perlu repot melaporkan kinerja team SLC kepada pihak manajemen, semua sudah terlapor oleh dampak penjualan yang meningkat. Semakin hari semakin kaya mendeliver training oleh team SLC. Mulai dengan training dengan permainan dan sulap, hal ini dilakukan dengan otodidak secara team agar SLC semakin dinantikan oleh salesmen dan spg. Permainan sulap saya temukan dari toko sulap dan diubah menjadi materi training produk dan motivasi. kemampuan ini cukup berdampak kepada ketertarikan peserta training. Dampaknya training semakin mudah diterima oleh salesmen dan spg. Untuk semakin memantapkan training, team SLC menerapkan Knowledge management. SLC membuat catatan training yang dibagikan kepada salesmen dan spg. Tidak hanya catatan training, tapi juga mengembangkan buku produk, buku motivasi dan buku terkait lainnya. Selain buku, team SLC membuat juga one-page dan newsletter.

Dengan program "update pengetahuan", "perpustakaan ( "Membaca buku untuk training)", Mengkayakan diri (trainer) dengan update training yang menarik (permainan dan sulap), saya mengembangkan training center menjadi semakin bermanfaat bagi karyawan dan perusahaan. Penerapan proses belajar yang otodidak dan knowlegde management sangat membantu team training center berkembang semakin tinggi nilainya. Dan yang pasti pengembangan training center ini tidak butuh biaya yang besar.

Apa yang terjadi pada trainer ? Trainer menjadi hebat dan kaya dengan pengetahuan yang selalu update. Ini juga yang membuat team training center ini menjadi solid selalu bersama. Inilah tugas saya sebagai pemimpin training center yang selalu update untuk menglead team dengan hal-hal baru dan bukan sekedar "uang" dengan gaji yang tinggi. Saya bersyukur team training center ini menjadi berkah bagi semua team. Ada satu trainer yang pindah perusahaan multinasional dan dapat mengembangkan diri menjadi semakin baik di perusahaan baru. Team SLC bangga dengan salah satu anggota tersebut. Karena dasarnya saya memiliki kemampuan tinggi dengan program di atas, saya pun dapat menjadikan karyawan (merchandize) yang tidak ada pengalaman trainer dapat menjadi trainer luar biasa.  

Ini adalah pengalaman yang berharga bagi saya dalam memulai dan mengembangkan tidak hanya dalam training center, tapi juga di bidang lainnya. Ikuti kisah berikutnya yang lebih menarik.


Featured post

Dari Mata turun ke pikiran

 Salam bahagia selalu, merasa bahagia itu penting dan membuat diri kita menjadi semakin bahagia. Insya Allah imajinasi dan apa yang kita lih...