Semangat pagi rekan-rekan dan Insya Allah hari ini dimampukan berbuat kemanfaatan.
Tulisan saya sebelumnya adalah Membangun training center dari nol, Mengembangkan training center dan menjadikan training center sebagai pusat informasi
Saya melanjutkan tulisan tentang pengalaman memimpin training center yang sebenarnya. Yang sangat berharga adalah pengalaman yang merupakan akumulasi kebiasaan-kebiasaan terbaik dan juga tindakan yang tidak tepat juga. Segala sesuatu terjadi karena tindakan. Tapi tidak semua orang melakukan tindakan, yang menjadi pengalaman baik dan menumbuhkan ilmu dan wawasan baru yang lebih luas. Mengapa saya menekankan tindakan dan pengalaman dalam training ? Karena ada beberapa orang yang pintar dan paham apa itu training, trainer, atau training center , tapi belum mampu menjadikan apa yang dipahami menjadi kebiasaan. Mungkin iya, sudah bertindak. Tindakan 1 bulan saja belum mampu untuk memberi pengalaman yang terbaik dengan berhadapan banyak persoalan. Saya dan team SLC melakukan tindakan itu selama lebih dari 15 tahun dan menjadi sangat berpengalaman dalam menangani training center dengan segala aspeknya.
Terpikir oleh saya bahwa begitu banyak pelatihan manajemen dan motivasi yang menggoda banyak perusahaan untuk mengikuti pelatihannya. Pusat-pusat kepelatihan atau trainernya banyak menawarkan kesuksesan setelah mengikuti pelatihan mereka. Bahkan judulnya menarik agar karyawan atau perusahaan memilihnya. Saya sendiri pernah mengikuti pelatihan mereka, dan hanya merasakan saat pelatihan begitu antusias dan bersemangat dengan ilmu baru dan berencana menerapkannya. Tapi semua itu hanya bertahan hanya sampai 3 bulan, dan saya kembali kepada kehidupan rutin di kantor. Dalam hati kecil saya, dengan materi yang diberikan dalam pelatihan itu, "saya juga bisa dan bisa lebih baik". Berawal dari hal inilah saya berkeinginan saat itu menjadikan training center SLC itu sebagai pusat kepelatihan.
keinginan itu menjadi nyata setelah saya dan team menyedikan buku-buku motivasi dan manajemen. Sikap pembelajar membuat saya haus ilmu dan ingin menguasainya. Lalu saya merumuskannya isi buku menjadi sebuah pelatihan. Langkah pertama saya adalah mendeliver training yang berbeda dari biasanya :
Melakukan training product knowledge dengan berbagai aspek teknis dan salesmanshipnya. Saya menambahkan training ini dengan motivasi membangun diri sebagai salesmen, dan memberi motivasi untuk menjual produk.
Apa yang terjadi ? Training yang saya berikan memakan waktu lebih dari 2 jam, padahal untuk training yang sejenis dari berbagai merek hanya sekitar 30 menit dan membosankan. Ternyata training SLC itu menarik bagi peserta dan tidak terasa waktu yang 2 jam terasa singkat.
Kepada siapa saja training diterapkan ? Kepada team salesmen sendiri dan juga kepada dealer (toko tradisional dan toko modern). Training ini semakin diminati banyak toko dan team salesmen. Saya dan team sangat sibuk melakukan training dan sangat sibuk pula dalam mengupdate materi training. Dengan tindakan yang tidak hanya 1 bulan tapi sampai sepanjang tahun, maka terbentuklah pengalaman dan kemampuan yang semakin baik dalam training. Salah satu yang menarik adalah saya dan team mampu memberikan pelatihan outbound yang terpadu dengan training salemanship dan motivasi. Biasanya training outbound ini berlangsung di satu tempat yang nyawan dengan durasi sampai 2 hari dan berlangsung di outdoor. Peralatan games, saya dan team membuatnya sendiri. Jadilah training yang luas biasa dan sangat berdampak bagi team salesmen. Puncak training outbound ini adalah saya dan team sebagai pelaksana bagi Gathering seluruh karyawan selama 1 hari penuh. Dalam gathering ini kami menjadi EO sekaligus pelaksana outboundnya). Pengalaman yang luar biasa dari merencanakan acara, mengelead semua karyawan yang lebih dari 200 orang lebih untuk dapat mengikuti acara dengan baik. Tidak hanya karyawan yang ikut, tapi semua manager dan direktur sebagai pemilik perusahaan. Semua orang menikmatinya. Menjadikan perjalanan sejak berangkat dari kantor menuju lokasi dan kembali lagi yang juga diisi dengan atraksi yang menghibur. Saya dan team juga mampu melaksanakan training outbound di dalam indoor.
Sejak itu saya dan team dipercaya untuk melaksanakan training "outbound" bagi karyawan. Training center SLC telah bertumbuh menjadi bukan sekedar training saja, tapi sudah melengkapi trainingnya dengan training yang luar biasa. Dari bulan ke bulan, saya dan team melaksanakan outbound ini untuk dealer-dealer. Inilah pengalaman yang sesungguhnya, sudah menjadi kebiasaan dan sangat berarti menumbuhkan kemampuan saya. Apa artinya buat saya ? Saya mampu menciptakan training-training bermanfaat dan berkualitas, dengan kata lain sekalipun saya tidak memiliki team lagi, maka saya dapat membangun team baru lagi sekalipun belum berpengalaman. Trainingnya ? Saya mampu mengupdate trainingnya sesuai kebutuhan dan zamannya. Bahkan team saya pun mampu melakukan apa yang saya lakukan, sangat bergantung kepada latar belakang anggota team.
Inilah langkah-langkah saya dalam membangun training center yang berkualitas dan berwawasan luas. Mengawali perjalanan membangun training center dengan sebuah penugasan yang seperti coba-coba, disinilah kekuatan personal untuk membangun diri dan team yang kuat. Semua itu dapat dilewati dengan tidak mudah. Selanjutnya tahulah bahwa setiap perusahaan tidak ingin mengeluarkan biaya yang banyak, disinilah saya sekali lagi membangun training center bener-bener dengan sebagian modal sendiri. Saya mengikuti berbagai pelatihan dasar yang dibutuhkan dengan biaya sendiri agar saya pun siap dengan ilmu yang memadai untuk mengembangkan training center. Alhamdulillah dengan sikap ingin membuktikan lebih dulu hasil menjadi kunci keberhasilan dalam training center, dan bukan meminta-minta berbagai fasilitas kepada perusahaan.
Apa cerita selanjutnya ... saya ingin berbagi pengalaman tentang efek dari kemampuan-kemampuan yang saya miliki dalam training center dapat meluaskan bidang pekerjaan lain yang dipercaya.
No comments:
Post a Comment