Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, 

Gambar mungkin berisi: teks

Segala puji bagi Allah atas nikmat pagi ini dimana kita syukuri dengan bangun pagi beribadah dan shalat Subuh di Masjid. Ini bisa jadi fakta kita, yaitu kita suka bilang,"ibuku hebat" atau "Ayahku pintar" dan sebagainya. Apa maknanya dihati kita dan pikiran selalu ada ibu dan Ayah kita, saat keadaan yang tidak nyaman maka kalimat ibu pasti tidak mau kita kecewakan maka dalam setiap langkah kita selalu ada motivasi dari kalimat tersebut. Bagaimana dengan ayat pendek ini awal dari surah Alfatihah. "Dengan menyebut nama Allah" bukankah kita sudah menanamkan pada diri kita bahwa Allah hadir sekarang, Allah itu siapa ? Dia adalah Tuhan kita imani. Karena Dia Tuhan kita (allah) maka merasa optimis melakukan sesuatu bersamaNya. Ada dorongan dan support di hati bahwa Allah itu pengasih, mengapa saya takut dalam menghadapi kondisi apapun ? Allah yang Maha Pengasih itu mendampingi kita, maka Allah memberikan kekuatan dan kita merasa yakin dan harus siap memberikan kekuatan itu pada diri kita dan apa yang kita lakukan. Dan Allah juga sudah siap di hati untuk selalu menyayangi kita. Saat kita lemah seharusnya kita tidak merasa sendiri dan siap menyempurnakan apa yang kita kerjakan. Yuk bacalah selalu "Bismillahirrahmaanirrahiim" saat kita memulai sesuatu. Insya Allah kita memiliki optimisme tinggi dan kita memiliki Allah dalam setiap langkah kehidupan kita. Aamiin

Senang

Semua orang pernah merasakan "senang", tapi apakah ada "senang" yang tidak disukai ? kayaknya ngga ada. Saya, Anda dan banyak orang mau senang. Senang itu membuat perasaan menjadi nyaman dan semua menjadi mudah dikerjakan.
Kembali kepada pertanyaan di atas ? Ada beberapa orang yang sufi yang melakukan aktivitas akhirat yang bukan tidak suka tapi mereka memilih melakukan yang mendekatkan kepada Allah.  Jadi ada yang menunda kesenangan itu demi kesenangan yang sesungguhnya di akhirat nanti.
Kita yang manusia biasa yang hidup dengan kehidupan dunia menjadi sangat rindu untuk mendapatkan kesenangan. Apa saja yang membuat kita senang ? Semua yang kita inginkan. Kita ingin banyak uang jadi orang kaya, kita ingin berlibur di tempat yang bagus, kita ingin makan enak, kita ingin kerja yang tidak berat dan sebagainya. Kesenangan itu mesti kita raih dengan suatu aktivitas. No Action No Happy
Bagaimana dengan senang itu ada diawali dengan perasaan senang dulu lalu beraktivitas ? Perasaan saya hari ini senang banget, maka saya kerja juga enak. Apa bener tiba-tiba kita senang ? Kayaknya kesenangan itu karena kita mendapatkan hasil yang menggembirakan atas apa yang kita lakukan atau ada orang lain yang memberikan sesuatu yang membuat kita senang
Saya senang habis bangun tidur atau habis makan bareng.  Jadi kesenangan itu mesti ada actionnya.
perhatikan lagi perasaan senang kita itu sangat terkait dengan alam (situasi dan seisinya). Suasana teduh kita senang, suasana gembira bisa bikin kita senang, saat mood bagus kita senang, kita makanan yang enak juga bikin senang, lingkungan mendukung tambah senang.
Boleh dong kita simpulkan bahwa berasal dari Allah lewat alam semesta dan diri kita sendiri. Jika hal ini memang didasari pengetahuan bahwa kesenangan itu berasal dan pemberian dari Allah maka mestinya kesenangan ini mesti disyukuri untuk diteruskan ke hati agar kita menyaksikan bahwa Allah yang maha berkehendak yang mendorong kita menjadi semakin beriman. Tapi fakta banyak dari kita kesenangan itu melalaikan hati kita.
Menikmati kesenangan dunia itu sementara  dan melalaikan. Senang berarti bertemu, merasakan dan menikmati alam semesta. Ada yang lebih baik disisi Allah yaitu bahagia dengan bertemu dengan Allah dengan percaya dan beramal saleh. Amal saleh lewat syukur atas nikmat alam semesta ini.

janji

Ngomongin janji pasti Anda sudah paham. Yang ada dibenak kita orang yang suka janji tapi ngga ditepati. Bisa jadi kita baru saja mengalaminya. Apakah respon kita terhadap orang tersebut ? Jika sudah keseringan janji maka kita tidak ingin membuat janji lagi.Tapi masih menjga hubungan kekerabatan dan jaga jarak.
Ada orang yang mudah memberi janji dan ditepati, bisa jadi orang ini memang memiliki sumber dari janjinya. Janji waktu, maka dia memiliki waktu yang cukup atau bisa mengatur waktu. Janji memberikan pekerjaan, maka dia memiliki banyak pekerjaan atau relasi yang menjadi sumber pekerjaan atau memang dia memiliki kekuasaan untuk memberi pekerjaan. Janji memberikan uang, maka pasti orang itu memiliki banyak uang. Janji selalu senyum, maka orang itu sangat mudah tersenyum. Sebenarnya orang bisa memberi janji itu pasti memiliki lebih apa yang ingin dijanjikannya.
Sebaliknya jika ada orang yang suka memberi janji, misalkan orang yang mau berhutang dan janji mau bayar ? Kita harus tahu apa yang dikerjakan dan apa yang dimilikinya .... bisa jadi untuk memenuhi janji tidak mudah. Apakah bisa seseorang yang sibuk bisa memmberikan janji perhatian (waktu) buat kita ? Berempati lebih baik dan memaklumi janjinya. Yang penting kita selalu berbuat baik bahkan Allah menyuruh kita membantu orang yang berhutang.
Jika kita tanya, emang ada orang yang bisa memberi janji tentang banyak hal ? Bisa jadi iya, tapi kita yang menunggu janji pasti ada kekhawatiran dan memang kadangkala janji itu bisa juga tidak diberikan. Namanya juga manusia.
Jika kita tanya siapa yang memiliki segala hal di dunia ini ? Pastilah Allah,
1. Allahlah yang menciptakan, memiliki dan memelihara alam semesta ini
2. Allahlah yang berkuasa atas segala sesuatu
3. Allahlah yang meliputi segala sesuatu termasuk apa yang kita kerjakan
Maka dengan hal di atas, Allah yang memiliki semuanya pasti dengan mudah memberikan janji dan pasti memenuhi janjiNya.
Kita sebagai hamba Allah adalah orang yang tidak memiliki apa-apa, untuk memiliki sesuatu kita sudah diberikan nikmat yang banyak. Allah juga memberikan janji jika kita bersyukur yaitu kita melakukan kebaikan atas pemberian Allah dengan cara yang benar seseuai petunjukNya.
Kita diminta untuk tidak mudah memberikan janji tanpa melibatkan Allah, katakan hari esok itu milik Allah maka ucapkanlah "Insya Allah untuk apa yang ingin kita kerjakan atau janji".
Dengan penjelasan di atas, apakah kita ingin mendaptkan janji dari manusia  dan bergantung pada janjinya ? Pasti kita jawab tidak, Masihkah kita tidak ingin memperoleh janji Allah yang pasti ? janji itu pasti berkenaan dengan apa yang diperintahkan Allah. Sudahkah kita membaca janji itu dan mengerjakan apa yang Allah perintahkan ?
Insya Allah kita selalu diberikan kebaikan dan kemampuan untuk meraih janji Allah dengan banyak ibadah dan beramal saleh.

Tahu jadi semangat

Mengapa harus tahu dulunya baru semangat ?  Ngga ada jawabannya. Ya bisa aja begitu dan bisa juga yang lain. Tapi ini bener-bener terjadi. Bayangkan saat kita tahu dan memahami betul apa yang kita dapatkan dari apa yang kita kerjakan, maka kita menjadi bertambah semangat dalam mengerjakannya.
Mungkin kita sudah mengerjakan shalat malam dan rutin lagi. tapi seringkali shalat malam itu terasa biasa. Apa yang kita harapkan ? tentu kebanyakan dari kita mengharapkan Allah mengabulkan doa kita. Saat ada keperluan kita getol shalat malam dan berdoa. Ternyata dari keinginan itulah kita jadi semangat, shalat malam dan berdoa. Semangat ini sering luntur dan lemah karena tidak ada ilmu atau pengetahuan tentang shalat malamnya atau tentang doanya atau apa yang bisa kita dapatkan.
Sewaktu saya membaca ayat berikut ini, saya tapi berhenti meneruskan bacaannya dan ada dorongan untuk membuka tafsirnya. Segala puji bagi Allah atas rahmatNya dengan dibukakan hati saya untuk memahami lebih dari ayat berikut ini.
Bismillahirrahmanirrahiim
As Sajdah, 32 : 15 - 17
15. Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.
16. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan. 
17. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.

Saya mulai dari ayat 15 bahwa Allah menjelaskan orang yang benar-benar beriman kepada Al Qur'an adalah orang yang selalu bertasbih dan memuji Allah. Seberapa banyak kita bertasbih ? seberapa banyak kita memuji Allah ? bisa jadi memang hanya saat formal di dalam shalat atau ibadah lainnya. Apakah ini yang disebut kita beriman kepada ayat-ayat Allah ? Kita sendirilah yang bisa menjawab. paling tidak jawaban ini sebagai ukuran keimanan kita. Oke deh. Pernahkah kita dibacakan atau diperingatkan atau mendengar ceramah tentang ayat-ayat Allah ? Bukankah itu semua adalah peringatan buat kita, tapi semua itu belum mendorong kita banyak bertasbih dan memuji Allah. Jika demikian termasukkah kita orang yang sombong ? Kita bilang,"tidak sombong", tapi jika ingin jujur maka kita termasuk orang yang sombong karena tidak peduli dengan peringatan itu. Seharunya kita berterima kasih atas apa yang kita dengar atau apa yang kita lihat atau apa yang kita baca ... buknakah semua itu adalah peringatan Allah.
orang yang beriman kepada ayat-ayat Allah itu adalah orang mengamalkan isi dari ayat itu. dan di ayat 16. Allah menjelaskan bahwa mereka yang beriman itu adalah orang yang lebih banyak shalat malamnya dibanding tidurnya dimana shalat dan doanya mendekatkannya kepada Allah. Doanya selalu diliputi oleh rasa takut atas azab Allah karena kita belum juga sadar atau belum juga mengamalkannya dan ada rasa harap Allah mengabulkan keinginan kita. Sampai sini saya sambungkan dengan semangat untuk kerja menjadi semakin nyata. Shalat dan doa kita membuka ruang bagi hati untuk semakin percaya kepada Allah. Dan Allah menambahkan juga harus tetap selalu berbagi dari rezeki yang kita terima. Semangat kerja karena Allah mengabulkan doa kita dengan semangat shalat malam dan berinfak.
ternyata ayat berikutnya lebih dahsyat lagi. Allah membalas apa yang kita kerjakan di ayat 16 tadi dengan balasan yang sempurna, nikmat yang menanti yaitu sesuatu yang enak dipandang bahkan dalam tafsir disebutkan nikmat itu bisa jadi belum pernah kita lihat sebelumnya. masak sih kita tidak mau ?
Inilah yang ssya sebutkan di atas, jika saya tahu dan paham ayat-ayat di atas maka shalat malam saya semakin bersemangat , infak saya semakin bersemangat, Insya Allah saya pun semakin ingin tahu lebih banyak ayat-ayat Allah. "saya tahu dan saya semangat". Insya Allah semangat ini teus bergelora dalam hati untuk terus menyempurnakan iman kita dengan memahami ayat Allah dan mengamalkanNya. Ya Allah kabulkan doa kami


Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...