Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri
Tampilkan postingan dengan label Tajuk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tajuk. Tampilkan semua postingan

Jumat, November 15, 2024

Tajuk 03 Allah, Berdoa untuk masalah yang benar

Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah dimudahkan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dan diizinkan keinginannya. Aamiin

Alhamdulillah kali ini masih diberi kemampuan untuk menulis catatan kajian petunjuk Allah masih seputar doa, dimana sebelumnya juga masih tentang doa. Saya masih ingin mengkaji lebih lanjut tentang doa dari sisi apa sih yang diinginkan oleh saya yang berdoa. Isinya pasti berupa keinginan, tapi apakah keinginan itu berupa tujuan. Bukankah tujuan itu mesti dilalui dengan aktivitas dan permasalahan yang mengikutinya. Boleh saja berdoa untuk sebuah keinginan seperti tujuan ingin bahagia. Apakah tepat saya berdoa untuk kebahagian itu ? Mengapa saya tidak berdoa proses menuju bahagia itu diberi kemudahanan dan kelancaran ? Mana yang mungkin pantas buat saya berdoa untuk bahagia atau berdoa untuk proses menuju bahagianya ? Secara umum, apa saja boleh didoakan kepada Allah, tapi sebagai hamba berdoa itu dapat membuat diri saya semakin baik.



Berandainya saja, doa untuk kebahagiaan itu dikabulkan Allah. Maka saya sangat berterima kasih dan bersyukur, dimana saya dapat merasakan kebahagiaan itu. Hati menjadi tenang dan tentram, tidak merasa kehawatir tentang masa depan saya, saya tidak merasa takut dengan kehilangan apa yang saya miliki dan sangat ingin terus beribadah. Saya beranikan untuk jujur, disini kebahagiaan itu dapat saya raih tapi saya tidak merasa melakukan aktivitas yang menyakinkan sehingga saya bahagia. Bisa jadi aktivitas saya itu tidak benar, tapi Allah beri rahmat dan mengizinkan bahagianya, atau bisa jadi saya beraktivitas tidak sempurna tapi saya sudah dapatkan kebahagiaannya. Disinilah apa yang mesti saya beri catatan, bahwa kebahagiaan itu tidak membuat saya semakin mahir untuk beraktivitas menuju kebahagiaan itu. Dengan kata lain, setelah saya bahagia, seperti rada agak tidak mudah bagi saya untuk mempertahankan kebahagiaan itu karena tidak tahu apa yang mesti saya lakukan. Maka dari itu saya memberi catatan pada diri saya sendiri tentang isi doa saya dan menjadi pantas saya berdoa untuk apa yang saya jalani menuju kebahagiaan itu dimampukan dan diizinkan Allah.



Dari catatan di atas, mestinya saya memiliki kepatutan kepada Allah dalam berdoa. Saya mesti tahu benar apa sih yang ingin doakan. Bukankah berdoa itu saya meminta pertolongan kepada Allah, Apa sih yang pertolongan Allah ? Pertolongan yang saya minta adalah sesuatu yang menjadi masalah saya yang sebenarnya.Misalkan saya berdoa minta kepada Allah rezeki berupa "uang.  Ya Allah ya Razzaq Ya Rahman Ya Rahiim, berikan kami rezeki (uang) untuk kehidupan kami. Aamiin. Saya dan bisa jadi semua manusia berdoa seperti itu. Sebenarnya apakah masalah saya dan Anda adalah uang ? Lalu kalau Allah kabulkan uang itu, apakah masalah saya selesai ? Sedangkan saya tidak tahu cara mengelola uang, saya tidak punya aktivitas dalam menginvestasikan uang dan sebagainya. Apa yang terjadi setelah mendapatkan uang ? Saya menggunakan uang itu untuk ditabung dan digunakan (kebutuhan). Semakin hari semakin habis uangnya tanpa ilmu, dan tabungan pun menipis. Bisa jad beginilah doa yang tidak tahu masalah yang ingin diminta pertolongan dari Allah. Saya membayangkan saat itu saya tidak punya karena saya tidak memiliki pekerjaan. BUkankah masalah saya adalah tidak memiliki pekerjaan ? Bagaimana kalau saya berdoa kepada Allah meminta tolong, Ya Allah Ya Razzaq Ya Rahman Ya Rahiim mohon petunjuk agar kami bisa mendapatkan pekerjaan yang halal dan baik, dan Ya Rasyid Ya Alim, tunjukilah hati kami dengan ilmuMU agar kami mampu menemukan pekerjaan bagi kami dan kami pun mampu mengerjakannya. Aamiin. Doa seperti ini jauh lebih patut dan pantas saya panjatkan kepada Allah Yang Maha Tahu SegalaNya, sedangkan saya saya lemah, saya tidak tahu, tidak memiliki apa-apa. Apa yang terjadi dengan doa yang saya sampaikan ? Saya memohon petunjuk (karena ketidaktahuan saya) agar diberi jalan menuju pekerjaan yang halal dan baik bagi saya. Dengan doa ini saya memohon diberi petunjuk (ilmu) sehingga mampu menemukan pekerjaan saya, baik di mata Allah. Dan doa berikutnya saya memohon Allah memberi kemampuan (ilmu, semangat, keyakinan dan motivasi) untuk dapat mengerjakan pekerjaan yang Allah berikan. Al hasil, saat doa ini Allah kabulkan saya diamanhi pekerjaan, lalu saya yakin mampu mengerjakannya dan Allah pun izinkan rezeki yang saya inginkan. Bahkan nilai rezeki yang saya inginkan itu bisa semakin bertambah karena saya diberi ilmu dan petunjuk Allah untuk mengerjakan pekerjaan semakin baik. Subhanallah walhamdulillah walaailaa ha illallah WallahuAkbar



Bisa jadi dalam berdoa itu bisa saja saya berdoa untuk keinginan saya, seperti contoh di atas "memohon rezeki", dan alangkah indahnya saat saya mulai memahami makna doa yang lebih baik dari sisi kepatutan dan kepantasannya, saya pun berdoa dengan memohon masalah yang sebenarnya saya hadapi untuk minta pertolongan Allah. Proses ini adalah proses yang baik menuju keimanan yang meningkat.Proses terus belajar untuk petunjuk Allah dan Insya Allah diberikan petunjuk di hati ini untuk semakin memahami petunjuk Allah. Begini pula saya berusaha untuk menjadi semakin baik imannya dengan membaca petunjuk Allah dan mulai tergerak hatinya untuk memahami dan mengamalkannya. Insya Allah pula hati ini selalu dijaga imannya oleh Allah dalam menjalani kehidupan ini, yang penuh dengan hal yang melalaikan hati dalam beriman.

Catatan belajar petunjuk Allah (Tajuk Allah) edisi 03 ini adalah berdoa itu memohon pertolongan, pertolongan terhadap masalah yang saya hadapi. Pahami dengan benar apa yang sebenarnya yang menjadi masalah yang saya hadapi. Lalu sayapun menyampaikan doa ini untuk Allah mampukan dan izinkan terjadi. Dengan cara ini saya saat doa saya diizinkan, maka saya sudah siap menghadapinya. Menghadapi dengan ilmu dan kemampuan dari Allah sehingga apa yang saya dapatkan dari doa saya dapat berkembang menjadi paham untuk mensyukurinya. 

BUkankah dalam pekerjaan saja saya mesti tahu masalah saya yang sebenarnya, dari sinilah saya memohon doa kepada Allah. Sekali lagi bukan sekedar tujuan yang ingin saya raih atau masalah yang bukan sebenarnya. Contoh lain, Apakah saya berdoa untuk jodoh saya ? Tidak salah, karena doa itu mengikuti ilmu saya saat itu. Apakah saya boleh berdoa agar dipertemukan dengan orang-orang saleh ? Jauh lebih baik. Bagaimana kalau saya berdoa untuk diberikan kemampuan (ilmu komunikasi, ilmu agama dan sebagainya) untuk mampu berani mendekat kepada orang-orang saleh ? Dan bermohon pula kepada Allah untuk memberikan saya. salah satu orang saleh itu menjadil pasangan hidup saya. Bagaimana pandangan Anda tentang berdoa seperti ini. Semua berpaling kepada iman seseorang, dan hanya Allahlah yang tahu segalaNYa.

Insya Allah TAJUK Allah 03 ini memberi inspirasi dan motivasi bagi siapa saja yang dapat mengambil hikmahNya. Yang kurang pasti dari saya yang lemah dan tidak tahu ini, Paling tidak saya berusaha memberdayakan diri saya menjadi semakin baik. Feedback menjadi hal baik buat saya dalam membangun tulisan ini. Terima Kasih

Munir Hasan Basri

Book Writer, Trainer, Motivator

Minggu, Oktober 27, 2024

Tajuk 1, Doa, Basmallah dan Hamdallah

 Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah apa yang diinginkan diijabah Allah karena Allah Maha Mengabulkan doa, ya Mujib. Saat kami penuh salah dan dosa yang menyebabkan Engkau belum mengabulkan doa kami, ampuni dan hapuslah dosa kami. Jangalah Engkau jadikan kami orang yang merugi. Aamiin

Kali ini saya menulis pertama tentang catatan belajar saya tentang petunjuk Allah, baik dari perenungan pikiran, dari Al Qur'an dan hadist serta pemikiran ulama. CaTatan belajAr petunJUK Allah, saya singkat Tajuk Allah.

Tajuk Allah pertama ini, mengajak diri saya sendiri tentang iman saya sendiri. Terlintas dalam pikiran bahwa iman saya bisa menjadi faktor penentu bagi kelangsungan hidup saya. Kehidupan saya yang tidak baik-baik saja dan doa saya banyak yang belum terkabul. Tetapi dalam kenyataannya, dari satu doa ke doa berikutnya ... Kayaknya Allah berkenan dengan memberi inspirasi dan kemudahan yang saya dapatkan. Memang belum sampai kepada pengabulan doa yang saya inginkan. Saya berpikir semua itu memerlukan proses. Beruntunglah orang yang "langsung" dikabulkan doanya.

Doa itu adalah tujuan yang saya inginkan, semua terjadi setelah saya menjalani semua proses (Action) yang mengantarkan saya kepada tujuan saya. Lalu saya bertanya, bagaimana saya bisa menjalani prosesnya ? Awalnya pastilah saya mesti ilmu tentang cara melakukan prosesnya. Diawali dengan doa, lalu doa itu memberi semangat saya untuk meraihnya. Semangat itu memberi energi untuk Action. Lalu tak terpikir oleh saya karena memang saya merasa sudah ada dalam pikiran saya berupa ilmu (petunjuk cara). Saya menyimpulkan bahwa saya memiliki harapan untuk menuju doa saya. Harapan itu adalah jalan menuju tujuan yang Allah berikan berupa imajinasi dalam diri saya tentang doa (tujuan) saya. Percaya nggak bukan saya yang menciptakan imajinasi itu, tapi Allah. Bahkan apa yang ada di pikiran saya, semangat dan ilmu itu pun berasal dari izin Allah terjadi. Ada ungkapan yang bilang begini yang membuat saya terkesan yaitu "Berdoalah untuk apa yang saya ingin saya kerjakan dan Kerjakan apa yang saya doakan"

Ini adalah renungan saya tentang doa, kalaulah semua faktor dalam berdoa itu adalah miliki Allah. Entah itu isi doa berupa tujuan (pasti yang baik), hadirnya imajinasi dalam pikiran, kepikiran pula ada ilmunya, tiba-tiba semangat dan ada dorongan untuk bertindak (Action), dan semua yang terkait menjadi bersumber dari Allah. Tidakkah doa ini mesti dimulai dengan Basmallah ... diakhiri dengan Hamdallah. Tak pantas pula saat saya memulai semua itu dalam berpikir sampai kepada tindakan nyata pun mesti diawali dengan Basmallah dan menjadi luar biasa saat saya mengucapkan Hamdallahnya saat doa itu terkabul. Saya membayangkan bacaan Basmallah dan Hamdallah itu telah menjadi bagian dari seluruh aktivitas saya sehari-hari. Bukankah saya mesti mengerjakan apa yang saya doakan , semua aktivitas adalah selalu terkait dengan Basmallah dan Hamdallah. 

Renungan berikutnya ? Sudahkah saya terbiasa dengan bacaan Basmallah dan Hamdallah. Dalam hadist disebutkan kurang lebih "sesuatu yang tidak dimulai dengan Basmallah, tindakannya menjadi tidak bermakna (tidak bisa mengikuti hukum Allah)". Lalu bagaimana kalau saya lupa ? Kadang makan aja lupa Basmallah. Disinilah Allah mengajarkan kebiasaan baik seperti membaca Basmallah itu dalam setiap langkah kehidupan saya. Menjadi kebiasaan dan menjadi akhlak. Lupa atau lalai itu pasti berurusan dengan setan yang pasti menghalangi saya untuk menuju Allah. Akhirnya saya mesti berlatih membaca Basmallah setiap mau apapun yang baik ... 

Kembali kepada doa, lalu apakah dengan membaca Basmallah dan Hamdallah itu menjadi lebih baik ? Insya Allah, membaca Basmallah berarti saya mau dengan senang hati mengikuti aturan dari Allah. Saya beriman dan saya tunduk kepada aturan Allah. Ini adalah syarat saya berdoa sebagai muslim. Dengan menyebut nama Allah, dimana segala hal bergantung kepada Allah dan semua atas izin Allah serta sesuai dengan apa yang Allah kehendaki. Selanjutnya Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahiim. Allah sendiri yang memberi tahu kepada hambaNya, Dia lah yang Maha Penyayang dan Maha Pengasih. Dengan pengertian ini, ucapan Basmallah yang sempurna adalah Bismillahirrahmanirrahiim. Hindari hanya menyebut Bismillah aja.

Bagaimana dengan Hamdallah ? Saya berpikir sama, bacaan Hamdallah yang sempurna adalah Alhamdulillahirrabbilalamin, bukan sekedar membaca Alhamdulillah. Ucapan yang menutupi apa yang saya lakukan sebagai pengakuan kepada Allah, Tuhan alam semesta. Allah yang memiliki semua alam semesta dan yang berhak memberi izin segala hal termasuk doa dan tindakan yang saya lakukan. Pengakuan Alhamdulillahirrabbilalamin adalah pengakuan hati yang dilisan oleh lidah, pujian dan terima kasih atas bisanya saya berdoa, bisanya saya berimajinasi, bisanya saya berilmu, bisanya saya bersemangat dan bisanya saya bertindak. Apa yang saya rasakan sesaat membaca Alhamdulillahirrabbilalamin ? Saya merasa sudah menjalani apa yang semestinya saya lakukan untuk doa saya. Kalaulah tahapan ini merupakan tahapan yang mesti saya lewati dan bersiap untuk tahapan selanjutnya. Saya mesti juga mengucapkan Alhamdulillahirrabbilalamin karena telah melewati tahapan yang mesti saya jalani. Akhirnya bacaan (pujian)  Alhamdulillahirrabbilalamin menandakan saya berserah diri kepada Allah atas apa yang hendak dikehendakiNya atas doa saya.

"Saat harapan itu ada, ada cara untuk meraih apa yang saya doakan. Iman menandakan Saya memiliki ada harapan, berharap hanya kepada Allah. Jangan sampai saya tidak memiliki harapan yang menunjukkan iman itu hilang"

Alhamdulillahirrabbilalamin Tajuk Allah (Catatan belajar petunjuk Allah) perdana ini tentang doa, Bismilllahirrahmanirrahiim, Alhamdulillahirrabbilalamin, iman, harapan, tujuan, semangat, energi, tindakan (beramal saleh), ilmu, kebiasaan, akhlak, dan kehendak Allah. Insya Allah saya semakin memahami dan dapat merenungkannya serta mampu berlatih dan memiliki akhlak yang baik. Insya Allah selalu ada catatan yang membaca Tajuk 1 ini , dengan senang hati saya membuka hati untuk semakin menambah ilmu dan wawasan.

Munir Hasan Basri

Penulis buku, Trainer, Motivator

Featured post

Dari Mata turun ke pikiran

 Salam bahagia selalu, merasa bahagia itu penting dan membuat diri kita menjadi semakin bahagia. Insya Allah imajinasi dan apa yang kita lih...