Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Sabtu, Agustus 23, 2025

Bos hebat karena ada bawahan yang hebat

Alhamdulillahirabbilalamin. Kehidupan dunia ini tidak selalu baik, kadang menyenangkan dan ada kalanya bikin kita tidak baik-baik saja. Tak perlu disesali, terima aja adanya. Dan teruslah berpikir tentang apa yang bisa kita lakukan sekarang. Ingat agar kita bisa mengerjakan satu hal saja sekarang ... lihat mau jadi apa kita di hari berikutnya. Ingat mati, maka pasti pengen beramal saleh. Ingat kaya, maka pasti pengen kerja luar biasa, dan seterusnya. Jangan sampai kita tidak ingat apa-apa.


Bagi kita yang bawahan, salah gunjingan seru adalah bos yang sok tahu dan efeknya suka emosional. Yang ada adalah selalu perintah tugas. Seolah bos ini tidak ada kerjanya, kerjanya hanya "nyuruh bawahannya aja". Lingkungan ini selalu ada di sebuah kantor, dan hidup lagi. Bawahan ya diam aja, karena merasa tak punya kuasa dan nurut saja. Dan bosnya semakin jadi. 

Bawahan yang sudah bertahun-tahun cukup kesel dan tidak berubah juga sikap bos mereka. Yang waras mengalah, maka diantara bawahan ini berinisiatif "mengoreksi" atasan mereka dengan santun. Apa yang bisa dilakukan :
Pertama, bawahan dengan kompak untuk menjadi pintar. Pintar bukan untuk mengakali bosnya. Tapi membuat kondisi Bos dan team mereka menjadi luar biasa dan dipercaya perusahaan. Apa yang terjadi ? Bawahan bos banyak belajar kompetensi dan kerjasama antar mereka, agar apa yang diperintahkan bos dikerjakan sempurna. Dan yang lebih hebat lagi adalah terlihat Bos sangat pintar dan jenius dengan apa yang dilakukan team. Bos merasa "dibantu" team, bos tak perlu pintar dan tak perlu kerja keras, semua dilakukan bawahannya.
Disini Bos belajar banyak hal tentang kompetensi dari bawahannya, terutama menangani proyek/progran satu demi satu. Cara belajar ini sangat menguntungkan Bos dan Bawahan, tidak ada rasa ketersinggungan dan tidak ada yang menggurui satu sama lain. Yang terpenting adalah tingkat performance tertinggi dari team. Bawahan sangat memberdayakan dirinya menjadi semakin hebat. Disini diperlukan peran "seorang" yang memimpin team, bisa seorang senior atau seorang yang memiliki kepemimpinan tinggi.  
Setelah dipercaya perusahaan karena hasil kerja yang produktif, Bos diberi kepercayaan lebih tinggi dalam karirnya. Apakah Bos merasa senang ? Pasti senang, tapi ada sedikit ganjalan. Apa itu ? Bos merasa "berhutang" budi dengan team yang mengangkat dirinya menjadi dipercaya. Saat Bos di atas, Bos ingin mengangkat bawahan untuk mendampinginya. Alhasil Bos dan Bawahan sama-sama menguntungkan. Inilah salah satu caranya yaitu "Memintarkan Bos", membuat team mensupport Bos untuk sukses.
Cara di atas tidak mudah dilakukan, hambatannya begitu besar. Hambatan teknisnya tidak lebih besar dari faktor emosional, gengsi dan sejenisnya. Semua itu fokus kepada pikiran negatif. Tapi ada pertanyaan yang bisa memacu menjadi sikap dan perilaku team yang baik. Masak sih anggota team tidak mau maju ?? Bukankah dengan mengangkat Bos semakin hebat itu amal soleh dan amal jariah anggota team ?? Tidakkah anggota team tidak mau untuk berkemampuan dan berkarir tinggi di kantor yang bisa dikerjakan bersama (team)  ... mudah dan ringan ??

Bayangkan kinerja perusahaan tersebut menjadi sangat tinggi. Dan semua itu bisa diciptakan dengan membuatnya terjadi, dikelola oleh HRD dan team Training secara profesional. Satu team bisa dibentuk dan dikelola manajemen karir atas semua karyawan. HRD dan team training menjadi "konsultasn" bagi Bos dan bawahannya. Tapi kebanyakan yang terjadi adalah banyak perusahaan "membiarkan" bos dan bawahan berjalan masing-masing, bahkan menutup mata dengan "saling tidak support" antara Bos dan Bawahan. Yang terjadi adalah team dibentuk karena Bos yang dominan dan Bawahan yang lemah.



Berikut obrolan 3 sahabat hati (hangat dan inspiratif)  tentang "memintarkan bos".
Myra: “Gue udah kerja bertahun-tahun, tapi Bos kita tuh nggak berubah-ubah. Sok tahu, nyuruh mulu, tapi nggak pernah kasih solusi. Capek banget.”
Mamat:“Iya, kayak kerjaannya cuma nyuruh. Kita yang mikir, kita yang ngerjain, dia tinggal bilang ‘cepet ya’. Kadang gue mikir, ini Bos kerja nggak sih?”
Bujang: “Gue dulu kesel banget, tapi sekarang gue mikir: daripada ngeluh terus, mending kita bikin Bos kita jadi kelihatan jenius. Kita yang kerja, dia yang dapat pujian. Tapi kita juga naik bareng.”
Myra: “Maksudnya gimana tuh?”
Bujang:“Kita kompak, belajar bareng, kerjain tugas dengan sempurna. Biar Bos nggak perlu mikir detail, tinggal approve. Lama-lama dia sadar, tim ini yang bikin dia sukses.”
Mamat: “Wah, itu sih keren. Jadi kita nggak ngelawan, tapi kita bantu dia jadi lebih baik. Bos merasa dibantu, kita juga jadi makin pintar.”
Myra: “Tapi susah loh, gengsi, emosi, kadang bikin kita males. Apalagi kalau Bos nggak sadar-sadar.”
Bujang: “Makanya kita butuh satu orang yang bisa mimpin tim. Entah senior, atau yang punya jiwa kepemimpinan. Yang bisa jaga semangat dan arah.”
Mamat: “Kalau tim kita solid, kerjaan lancar, Bos naik jabatan, kita juga ikut naik. Bos jadi punya utang budi, dan bisa angkat kita.”
Myra: “Iya ya, kalau dipikir-pikir, bantu Bos sukses itu bisa jadi amal jariah juga. Kita kerja bukan cuma buat gaji, tapi buat kebaikan tim.”
Bujang: “Betul. Yang penting jangan lupa: jangan nunggu Bos berubah, kita yang mulai duluan. Bikin tim hebat, bikin Bos hebat.”

Ide dan implementasi ini dapat diambil inisiatif seorang karyawan dan beberapa karyawan atau oleh pemilik perusahaan dengan HRD dan team training sebagai pelaksana. Atau karena organisasi yang lemah dalam perusahaan, siapa saja bisa memulai untuk dirinya dan kebaikan team dan Bos. Insya Allah langkah yang diambil menjadi perhatian sesama karyawan lainnya. Tidak ada yang sia-sia, butuh ilmu dan komitmen untuk membuktikan kinerja hebat dari waktu ke waktu.

Insya Allah tulisan ini mampu menginspirasi siapa saja yang mau memberdayakan diri semakin berkembang, kemampuan teknis, manajemen dan kepemimpinan. Tulisan ini sangat ingin memotivasi diri dengan sikap dan perilaku baik. Tidak ada sikap dan perilaku emosional yang mengantarkan seseorang menjadi lebih baik.

Sahabatmu
Munir Hasan Basri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured post

Bos hebat karena ada bawahan yang hebat

Alhamdulillahirabbilalamin. Kehidupan dunia ini tidak selalu baik, kadang menyenangkan dan ada kalanya bikin kita tidak baik-baik saja. Tak ...