Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Pesan tren Memperoleh HIkmah

Selamat malam semuanya, malam ini saya berbagi untuk mendengarkan petunjuk Allah dalam Al Qur'an yang berisi tentang hanya orang berakal yang bisa memperoleh hikmah dari Allah. Semoga dengan mendengarkan ayat Allah  ini bisa bertambah iman kita.








Pesan tren tolak lupa

Pesan tren kali ini ingin mengajak semua orang menolak lupa, apa bisa ? Saya pikir tidak mudah dan pasti terjadi seiring usia dan banyaknya aktivitas. Lalu ? Saya mesti bisa memilih prioritas dengan manajemen waktu dan mencatat dengan baik. Masih lupa juga ?


Mungkin saya tidak bisa tolak lupa, tapi saya bisa mencegah proses lupa. Orang lupa bukan sekedar lupa, tapi habis itu bisa cemas, gelisah, khawatir, dan pada kondisi ini saya mudah untuk menyalahkan orang lain atas kelupaan saya. Dan akhirnya malas untuk melakukan aktivitas lagi.

Rentetan akibat dari lupa itu besar, oleh sebab itu boleh saja saya lupa. Tapi saya mesti segera menyelesaikannya agar tidak terjadi dampak selanjutnya 

Pesan tren Dunia berubah

Saat saya menulis ini tentang dunia yang berubah, ternyata dunia sudah bergerak oleh milyaran orang dengan pikirannya merubah dunia ini. Apalagi saya tidak pernah melihat dunia luar, saya sudah tertinggal jauh. Untuk berada di dalam dunia ini , mau tidak mau saya mesti bersama perubahan itu. Yang tua sudah tertinggal dengan dunia digital, yang mudah tidak bergerak cepat sehingga hanya mereka yang memiliki kemampuan yang terus berkembang bisa mengikuti perubahan itu.

Kalau saya tidak berubah, maka saya tertinggal. Lalu mau ngapain ? Diam aja atau berubah dengan mengikuti perubahan itu ? Tidak terkejar, yang terbaik adalah menjadi kontributor bagi perubahan itu sehingga menjadi pelopor sesuai bidang yang saya geluti. 




Perubahan itu sangat cepat, maka saya mesti terus mengembangkan diri untuk belajar dan berlatih berubah setiap saat. Ide-ide baru terus berkembang, menjadi ahli di saya mendorong saya menciptakan ide baru.



Pesan tren Berterima kasih

Dalam kehidupan ini banyak hal yang kita a suka dan tidak suka. Yang kita suka pasti menyenangkan kita. Dan sebaliknya jika mengganggu kita maka kita tidak suka. Kita pasti berterima kasih jika ada orang yang membuat kita senang. senang aja tidak membuat kita lebih baik, karena semua itu perasaan saja. Bagaimana dengan kemampuan kita ? Tidak ada perubahan


Kalau tidak suka, maka kita tidak berterima kasih. Padahal yang tidak kita suka cenderung memberikan masukan untuk kebaikan kita. Contoh, orang marah kepada kita, pasti yang dimarahi itu adalah tindakan kita yang salah. orang menasehati kita ditujukan agar kita menjadi lebih baik. Atau ada yang kritik kita, tentu ini juga memberi masukan atas kelemahan kita.



Berterima kasih adalah menerima sesuatu yang baik tanpa kita minta. Mereka yang marahi kita, orang yang menasehati, orang yang suka kritik dan lainnya telah bekerja untuk kita secara gratis. Begitulah kita berterima kasih kepada mereka yang telah memberikan masukan baik. Tidak diminta dan gratis. 

Magic Word Orang Hebat

Selamat malam semuanya, kali ini kita bisa belajar dari orang hebat. Persepsi orang hebat itu bos, yang punya kekayaan, pekerjaan yang besar. Tapi sebenarnya orang hebat itu membuat sederhana apa yang besar. Mari kita teladani orang hebat dalam hidup kita





 

Pesan tren Kata kerja

Ngomongin kata kerja seperti belajar Bahasa Indonesia disekolah dulu. Saat ini saya merasa kata kerja itu penting, mengapa ? Karena dengan pikiran dan lisan yang menggunakan kata kerja memberikan keuntungan dalam beraktivitas. Kata kerja itu seperti memerintahkan diri kita sendiri untuk melakukannya


Biasa kata kerja itu menggunakan awalan me, seperti "membangun rumah", "mengerjakan tugas" dan sebagainya. Pikiran yang berisi kata kerja, sekaligus memerintahkan tubuh untuk melaksanakannya. Kata kerja bisa menjadi kerja yang produktif jika kita mengambil inisiatif tanpa  diperintah orang lain, proaktif. Proaktif sebagai antisipasi sebelum terjadi.







Proaktif bisa juga karena kita memiliki tujuan tertentu ... jadinya tidak ikhlas. Akibatnya proaktifnya kita menjadi terfokus kepada hasil (tujuan). Bisa kecewa dan capek. Tapi sebaliknya jika kita proaktif dengan ikhlas untuk kebaikan diri kita sendiri dan orang lain. Maka kita merasa bersyukur atas nikmat yang sudah kita miliki dan memiliki perasaan senang.


Magic Word Kerja bukan perlombaan

Dalam struktur organisasi selalu ada satu pimpinan, kita sebut aja manager. Terkadang seorang manager bisa ditunjuk karena pengalaman atau faktor lain. Yang adalah bawahan manager sekalipun ada asisten manager. Seolah managerlah yang berhasil dan bawahan menjadi pendukungnya sehingga banyak awahan bekerja tidak maksimal. Selamanya jadi bawahan selama managernya masih ada. Lalu bagaimana departemen dari manager ini bisa berkembang lebih maju ? 

Bisa saja departemen itu menjadi dengan memberikan insentif uang. Karena semua orang bisa bekerja untuk uang. Tapi kebanyakan tidak berhasil dan banyak muncul permasalahan baru. Bagi manager yang bener pasti memberikan lead kepada bawahannya untuk maju. Tidak perlu menjadi manager, tapi bisa menjadi ahli dibidangnya. Kalau bawahan ingin jadi manager maka terjadi perlombaan dan yang menang hanya satu dan yang lain kalah. Keadaan ini tidak baik. Kemenangan yang seharusnya dicari adalah kepercayaan. Tidak perlu jabatan atau hal lain, tapi kepercayaan telah memberikan segalanya. Semua orang bisa mendapatkan kepercayaan, jadi kerjalah yang memberi nilai tinggi.




Pesan tren Bersyukur di malam hari

 


Berani bertindak berani salah

Kalau kata "mau" semua bisa. Mau sukses ? Mau kerja ? Mau jabatan ? Tetapi dibalik kata mau itu tidak mendorong orang untuk bertindak. Biasanya mau dihubungkan dengan kemudahan, kalau bisa mudah sukses saya jalani. Begitu juga mau kerja asal gampang dan seterusnya.

Disisi lain, kata mau juga tidak menjamin orang tersebut bisa berhasil sekalipun jalannya mudah dan ringan. Ada kekhawatiran mau bertindak itu karena khawatir salah/gagal. Bisa jadi "mau sukses" itu mudah dijalaninya tapi akibatnya bisa timbul banyak masalah. Apakah mungkin keberhasilan itu tanpa salah/gagal. Sedangkan salah/gagal tidak disukai. maka seringkali orang yang mau bisa berhenti saat salah atau gagal.


Bagaimana dengan kata "mau" diganti dengan kata "berani". Kata berani lebih kuat untuk mengerjakannya, dan pasti juga sudah siap (berani) salah/gagal. Kalau berani salah atau gagal berarti berani pula menemukan solusinya. Dan sekalipun berani, tidak ada jaminan juga selalu benar. Berani membuka kita untuk terus melakukannya.


Magic Word Semua orang bisa

Beberapa orang merasa minder untuk sukses, bahkan merasa tidak mampu mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Berbagai alasan dikemukan, "saya bukan sarjana" atau "saya kan bawahan" dan sebagainya. Mau begitu terus ?

Semua orang tidak ada yang tahu, apa yang dikerjakannya sekarang ini adalah suksesnya. Atasan, yang punya perusahaan dan bawahan tidak pernah tahu jalan mana yang mengantarkan mereka sukses. Jadi teruslah bekerja dan tingkatkan menuju kerja yang semakin berkualitas.



Pesan tren Seberapa mengenalnya kita dengan Allah ?

Umumnya orang kalau sakit per ke dokter atau rumah sakit. Kita yang curhat tentang penyakit kita ke dokter, dokter hanya menganalisa dan memberi solusinya. Atau ada yang tidak ke dokter, tapi membiarkan penyakitnya dan yakin dengan istirahat dan pola sehat. Hasilnya agak lama sih. Dari sini ada orang yang percaya pada dirinya sendiri atau percaya kepada dokter ?

Percaya kepada dokter berkurang oleh rumah sakit atau dokter yang mata duitan, yang berakibat sembuhnya lama. Percaya kepada diri sendiri hanya mengandalkan makan yang sehat, minum obat umum dan istirahat. Atau ada yang berdoa dan percaya Allah sembari minum obat. Mestinya kita menyelarasakan ketiga hal tersebut.


Yang utama, kita mestinya percaya kepada Allah yang memberikan penyakit kepada diri kita dan Allahlah yang menyembuhkannya pula. Dalam hal ini kita mesti merenung tentang hadirnya penyakit kepada diri kita. Bukan kepada orang lain ? Kok sekarang ? Yakinlah ada yang salah dengan kita dan bersegeralah memohon ampunan dan memperbaiki diri dalam ibadah dan amalan. Dengan sikap dan perilaku ini, kita dapat meningkatkan iman kita kepada Allah dengan bersyukur lewat pola makan sehat, pola isitrahat yang cukup, pola olahraga yang seimbang.Inilah dasar yang cukup untuk mempercayai upaya ke dokter

Begitu juga menyikapi dengan kendaraan yang rusak. Mestinya kita bawa ke bengkel, karena memang banyak orang tidak tahu mesin kendaraan. Iman kita kepada mesti mendasari kita melakukan perbaikan ke bengkel. Pastilah setiap musibah menjadi pengingat kita atas apa yang sudah kita lakukan kepada Allah. Dasari memperbaiki kendaraan ke bengkel dengan banyak istighfar dan bila perlu mengeluarkan sedekah. Rasa syukur dengan memelihara kendaraan mesti kita lakukan.




Bagaimana dengan kesepian ? Apakah mesti mencari hiburan ? Kembali semua itu kepada Allah. Percaya kepada Allah bahwa kesepian itu bukan perlu hiburan tapi mengisi dengan banyak ibadah dan beramal saleh. Banyak orang yang memiliki uang, ternyata mereka juga masih kesepian. Apakah mereka yang berbisnis hiburan (pelaku dan pemilik) juga tidak kesepian juga ? Jadi bukan kesepian itu perlu hiburan, tapi mengisi kehidupan dengan berbagai aktivitas yang membuat kita dekat dengan Allah.

Jadi boleh-boleh saja kita percaya dokter, teknisi atau penghibur, tapi jauh lebih penting memperbaiki hati yang sakit, hati yang tidak bersih atau hati yang jauh dari Allah. Iman yang bener dan kuat kepada Allah memberi kebaikan bagi kita, kalau sakit atau kendaraan rusak kita bersabar, dan banyaklah bersyukur saat sehat dan memiliki nikmat  yang cukup

Magic Word Dokter obati pasien

Seorang dokter itu pinter dalam mengobati pasien. Tapi tetap saja seorang mesti banyak tanya ke pasien tentang penyakit yang diderita. Dari jawaban pasien, maka dokter menyimpulkan sesuatu (hipotesa). Dengan pengalaman dokter tersebut bisa menemukan obat yang tepat buat pasiennya. Sejak awal praktek mempunyai solusi yang baik yaitu,"minum obat ini dalam 3 hari mesti habis, lalu jika masih sakit, maka datang kembali ke sini".

Kalau mau dibilang, "dokter itu bisa coba-coba dengan analisa. Tetap saja dokter itu ada evaluasi dari apa yang diambil solusinya". Bisa salah ya bisa. Dan beberapa pasien datang kembali dan dokter dapat feedback yang baik untuk mengambil langkah berikutnya.


Mengapa pola kerja dokter itu tidak kita terapkan dalam meraih sukses ? Sama halnya kita pasti yakin dengan pertimbangan yang diyakini tepat mesti dilakukan. Selang beberapa waktu kita bisa evaluasi, apakah hasilnya sesuai atau tidak ? setelah itu kita dapat mengambil tindakan yang baru. Seorang dokter yang pinter dengan ilmunya tidak merasa bermasalah jika ada kesalahan (minimal). Jadi kita pun yang ingin meraih sukses mesti memiliki sikap yang sama agar bisa selalu tidak bermasalah jika gagal dan ingin terus memperbaiki kerja kita.



Berdoalah sebagai ibadah

Sikap dan Cara kita berdoa sampai hari ini adalah bentukan yang telah kita rajut sejak kecil sampai sekarang YANG KITA ALAMI dan RASAKAN.

Memang waktu kita kecil, kita diajarkan berdoa sebagai perintah agama yang menjadi bagian dari ibadah (terutama shalat). Isi doa pun sudah tersedia dan diajarkan seperti "rabbana atina fiddunya wal akhirat". Maka terbentuk persepsi doa itu biasa-biasa saja karena BUKAN kebutuhan kita dan agak terasa BERAT karena diperintahkan SEHINGGA dalam berdoa kita lakukan hanya formalitas. Salah satu buktinya ... kita begitu hafal mengucapkannya bahkan secara otomatis terucap setelah shalat. Adakah perasaan dalam hati kita saat berdoa seperti tadi ??? Tidak ada perasaaan apa-apa. Atau ada sebagaan kecil kita tidak tahu artinya ... apa yang kita mintakan.


Bisa dibayangkan kita meminta sesautu tapi kita tidak tahu dan hanya berucap tanpa perasaan. Kalau orang itu memohon kepada kita, apakah kita mengabulkannya ? Sangat kecil peluangnya untuk kita kabulkan dan kalau dikabulkan lebih karena kita tidak mau melihat orang itu di depan kita. Bagaimana dengan Allah swt ? memang tidak sama dengan manusia dan Allah swt, Jawabannya kita sudah tahu. Allah Maha Mengabulkan doa. Bahkan sebesar apapun dosa kita, Allah datang untuk mengampuni asal tidak mempersekutukannya

Kok kita ini hanya meminta dan meminta saja, padahal sudah banyak Allah swt berikan kepada kita. HANYA karena kita melihat yang tidak kita miliki maka rasa syukur itu tidak ada. Dan kita berharap yang tidak kita miliki, kita mintakan lewat doa.

Pantaskah kita berdoa dibandingkan bersyukur ??? Yang paling pantas adalah kita bersyukur dengan diawali doa agar kita diizinkan untuk mampu bersyukur, berdoa untuk diberi petunjuk niat bersyukur karena Allah dan berdoa untuk dimampukan untuk bersyukur dan menyempurnakan syukur itu. Oleh karena itu, kita mesti merubah cara pandang kita tersebut dengan belajar tentang doa.

Doa itu kita maknai sebagai ibadah, maka dari itu maknai doa dengan baik dan sampaikan ke Allah dengan tidak mendikte "Allah harus mengabulkannya", kita memohon agar kita diberi yang terbaik untuk kita. Doa seperti halnya ibadah lainnya hanya berharap ridhai Allah dan memohon Allah membalas dengan mengabulkannya 

Tip 3 cara untuk yakin

"Mas, kayaknya sampean itu pinter loh. Tapi kenapa ya belum sukses ?" tanya saya. Lalu masnya bilang,"mungkin belum waktunya". Dalam hati saya,"iya juga sih. Kalau udah waktunya ya pasti sukses".  Berkaca dari temen yang lain, ada yang sudah jadi pengusaha dan sukses dan dia tidak pinter. Apa iya ya, kesuksesan itu karena faktor keberuntungan ? Siapa yang sukses tidak pernah ada yang tahu, termasuk dirinya sendiri ?
Mungkin iya, bagi yang tidak memiliki pengalaman dengan banyak praktek. Tapi berbeda dengan mereka yang sudah mengerjakan banyak hal dan terus mengerjakannya. Awalnya memang tidak begitu yakin dan selanjutnya semakin membuat mereka optimis dan yakin bisa berhasil. Kalaulah keberuntungan itu miliki kita pastilah yang mau duluan sukses, tapi kayaknya keberuntungan dan kesuksesan itu bukan milik kita, tapi milik Allah.
Bisa jadi keberuntungan itu berupa kesuksesan yang Allah berikan untuk menguji orang atau juga membalas atas apa yang sudah dilakukannya. Terlepas status orang yang sudah bekerja dengan kesungguhan, atau memiliki ilmu/tidak, atau orang kaya/tidak dan sebagainya.
Dari tulisan di atas, paling tidak kita mesti memiliki keyakinan di awal untuk mengerjakan kesuksesan itu. Tanpa keyakinan maka kerja kita tidak bersungguh-sungguh "
Tip untuk lebih yakin :
1. Karena keyakinan buahnya tindakan, maka paksakan diri untuk bertindak. Salah satunya menciptakan keadaan kepepet.
2. Menciptakan harapan-harapan baru yang sangat kuat untuk mengalahkan keraguan (kekhawatiran).
3. Beranilah untuk  mengerjakan banyak hal menuju kesuksesan kita dan mesti konsistensi yang memunculkan keyakinan bahwa "saya bisa". Sesering kita mengerjakan langkah demi langkah membuat kita menyenangi dengan apa yang sudah kita kerjakan. 


Bagaimana dengan "kegagalan" ? Sebenarnya tidak ada kegagalan, yang ada adalah feedback dari Allah untuk memperbaiki apa yang sudah kita kerjakan. JIka kita anggap kegagalan itu ada, maka kita bisa jadi tidak menyenanginya, ubahlah sikap ini dengan senang menerima feedback untuk mengoreksi kerja yang tidak tepat. Keadaan ini pun bisa menimbulkan keyakinan yang baru dengan kerja yang dikoreksi.
Semoga kita mampu memahami bahwa keyakinan sangat dibutuhkan di awal kita untuk kerja, yakin kerjanya dan dengan senang menerima feedback saat kerja itu tidak tepat. Semakin sering mengerjakan kerja kesuksesan semakin membuat kita menyenanginya dan akhirnya memberi rasa optimis dan yakin untuk sukses.



Magic Word Tidak menguasai

Selamat malam, seperti apa kita sampai saat ini adalah cerminan apa yang kita sudah kerjakan dan bener-bener dikerjakan setiap waktu. Bukan lagi sekedar apa yang kita tahu atau sering kita bicarakan. Sudah begitu banyak yang kita tahu ... walaupun hanya kulitnya saja. Tapi semua itu sudah cukup untuk memulai langkah demi langkah agar kita menjadikan diri semakin berkualitas.


a

Semoga kita mampu mengamalkan ilmu dan pemahaman yang sudah kita tahu, dan mengetahui kondisi kita yang sebenarnya.



Pesan tren Bacaan Al Fatihah dalam salat

Selamat malam, saya berbagi untuk meningkatkan salat kita. Saya pun terus menjalankan salat dengan lebih baik. Insya Allah kita masih diberi kesempatan untuk salat terus dan mampu meningkatkan kualitas salat kita.

Bacalah Al Fatihah dalam salat dengan seksama, memahami arti dan makna. Dibaca perlahan dan seolah kita berkomunikasi dengan Allah dan Allah menjawab setiap ayat yang kita baca. Berilah jeda setiap ayat agar kita merasakan jawaban Allah.







 

Katanya mau nggak khawatir lagi

Katanya mau nggak khawatir lagi, tapi masih beranjak dari dari khawatirnya. Kok tahu mas ? Ya tahulah dari cara berpikir kamu. Yang diucapkan masih tentang hal itu terus, seperti tidak ada cerita lain. Masih membicarakan "saya pengen ini dan itu". Itu tandanya masih ada kekhawatiran yang membuat kamu belum melakukan yang sebenarnya. Bisa aja sudah kamu lakukan tapi biasanya berhenti dan melemah. Merasa ada yang kurang. Kekurangan kamu adalah tidak konsistennya dalam beraktivitass.


Jangan sampai kamu memikirkan apa yang tidak bisa kamu kontrol. Mikiran ini aja bisa menghabiskan waktu lama dan tidak tindakan nyata. Misalkan kamu mau bertindak kalau ada mobil, sedangkan kamu tidak punya mobil. Bisa saja kamu hanya butuh mobil sewaan atau pinjem. Biar terjadi kamu mesti melakukan step by step nya. Untuk pinjem mobil aja, kamu mesti bersilaturahmi dengan temen yang punya mobil. lalu menyampaikan tujuan pinjem mobil. dan seterusnya. Maka hambatan dapat diselesaikan. 

Kalau nggak mau khawatir lagi, ya bertindak atau kerja dan sebaiknya dari hal kecil dan mudah. Agar khawatir semakin kecil, maka teruskan apa yang sudah kamu lakukan untuk semakin tinggi nilainya. Saat itulah muncul keberanian dan teruskan sampai khawatir itu hilang.

 


Tip untuk melakukan sesuatu hal :

Jika malas untuk melakukan sesuatu dan berat, maka bagilah tindakan itu dalam beberapa proses yang berkelanjutan. Semakin detail proses (step) tersebut semakin mudah untuk dikerjakan.




Pesan tren batasan itu kita yang bikin

Kita ingin berkembang dari sekarang sering dihambat oleh pikiran kita sendiri. Misalkan kita mau pulang kerja, tapi nggak jadi karena ada pekerjaan yang belum selesai. Padahal pekerjaan itu bisa dijadwalkan besok. Atau kita bisa pulang karena ada urusan keluarga. Semua itu kita sendiri yang batasin. Dalam kerja sering kali kita menunggu hasil kerja orang lain baru bisa kerja. Seusai SOP dan job desc. Lalu mau sampai kapan kita mulai kerja kalau orang lain belum selesai ? Contoh lain seorang suami “tidak boleh cuci piring” karena itu tugas isterinya. Tapi sebenarnya suami bisa aja mencuci piring tanpa alasan apapun.

Semua hal yang ingin kita kerjakan atau memang seharusnya kita membantu orang atau memang karena kita pengen aja TIDAK perlu dibatasi oleh pikiran kita sendiri. Pikiran kita membatasinya karena persepsi yang sudah ada atau aturan dan sebagainya. Mestinya pikiran kita bisa berkembang tanpa batasan tersebut. Mulailah kata orang “ringan tangan” untuk membantu orang lain atau kita sangat ingin segala sesuatu itu menjadi baik atau memang kita ingin mengerjakannya (ikhlas).


Bayangkan dalam kerja kita harus menunggu proses dari kerja orang lain atau kita memberikan kerja kita kepada orang lain sesuai waktunya, maka banyak waktu yang hilang. Maka dari itu ringan tangan atau proaktif membantu orang lain selama kita bisa mengerjakannya. Berikan dengan cara santun (berkontribusi) mengajarkan cara kerja yang lebih baik. Bagi orang lain semakin produktif dan kita pun semakin baik kerjannya. Terkadang masih banyak orang tidak mau dibantu atau tidak mau mencari bantuan agar pekerjaannya semakin baik, disinilah perlu silaturahmi (bersahabat) untuk saling memahami.



Ada hal yang menarik lagi, membuka batasan pikiran memperluas wawasan tentang banyak hal yang baik. Mengambil peran yang proaktif dengan ikhlas jauh lebih produktif, karena setiap orang sangat ingin menambah ilmu dan ketrampilan semakin tinggi. Bahasa saya adalah kesempatan yang Allah berikan kepada kita untuk beramal. Misalkan saja, ada sampah yang terlihat oleh kita. Bukankah seharusnya ada OB kalau di kantor atau tugas pembantu rumah tangga. Berhubung orang yang bertanggung jawab tidak ada, apakah kita menyiakan kesempatan itu untuk mebuang sampah ? Bukankah itu amal saleh. Amal saleh itu baik buat diri kita dan dibalas kebaikan oleh Allah. Semakin banyak yang kita lakukan seperti ini semakin menambah kebaikan bagi kita. Seorang suami yang umumnya tidak mengerjakan pekerjaan rumah tangga dapat menjadi idaman keluarga karena mengerjakannya dengan ikhlas. Beres-beres rumah, mencuci piring, mencuci pakaian dan sebagainya. Hati-hati jika kesempatan itu tidak kita ambil, maka kita maka “memanggil” orang untuk melakukannya (terkadang memancing emosi kita).

Insya Allah kita selalu dimampukan untuk proaktif melakukan apa yang bisa kita lakukan sekalipun bukan pekerjaan kita dan dikuatkan untuk ikhlas mengerjakannya.

Magic word, wujudkan keinginan

Apa yang terjadi saat kita melihat orang yang lebih sukses ? Pengennya sih. Tapi kan dia ini dan itu, apa bisa saya ? Apa yang kita inginkan membuka pikiran memikirkan banyak hal tentang kepengen sukses itu. Kepikiran, apa bisa saya sendiri ? kan mesti dikerjakan dengan uang, apa ada oarng yang membantu ? dan bagaimana kalau gagal ? Semua itu menghambat saya segera kerja untuk suksesnya. Pikiran terus mendetail apa yang dipikirkan dan berkembang sehingga menimbulkan kekhawatiran. Semakin tidak berani meniti jalan sukses tersebut

Sebenarnya apa yang tidak bisa saya kontrol (kendali), pastilah tidak bisa saya kerjakan. Bagian ini mestikan tidak dipikirkan. Karena ada faktor yang tidak saya miliki atau saya tidak bisa meminta orang meolong saya dan sebagainya. Saya mestinya sudah bisa mengerjakan hal kecil saja dari perjalanan sukses itu, yang memang dibawah kontrol saya tanpa faktor lingkungan dan orang lain. Sekarang saya mesti memastikan saya mampu mengerjakan yang kecil itu step by step yang menghadirkan saya semakin berani. Kalau sudah berani ya tinggal konsistennya aja.


Saya mesti mencari apa yang saya punya, maka saya pergunakan dalam kerja sukses saya. Saya mesti menyisihkan waktu saya, maka saya segerakan itu terjadi. Ternyata saya bisa, maka saya percaya diri untuk mengerjakannya. Lalu apakah saya mau seperti ini terus ? Perkaya nilai yang sudah saya dapatkan menjadi semakin meningkat.

Insya Allah kita semakin berani dan kekhawatiran di pikiran menjadi minimal, dan bukan lagi sebagai penghambat.

Magic Word Marah itu merasa bener

Saya banyak mendapatkan hikmah yang banyak dari orang yang marah. Bukan berarti saya menyalahkan orang yang marah, tapi kasihan karena tidak bisa berpikir sehat. Bagi saya menjadi menarik untuk mengambil hikmahnya.
Orang marah itu pasti menyalahkan orang lain, "ini salah dan itu salah". Lalu karena yang dimarahi salah, terus apakah yang yang marah tidak salah ? Yang marah hanya sebagai penilai BUKAN pelaku yang mengerjakannya. Jadi bener atau salah mestinya dilihat dari sisi pekerjaannya. memang salah, tapi dengan salah itu yang mengerjakan dapat yang benernya. Inilah yang menjadi bagi yang mengerjakan untuk menyikapinya dengan bener, salah satu menjadi bener itu lewat salah, tapi yang marahin tidak melihat itu. 

Kalau memang yang marah  itu merasa bener, maka kerjakan sendiri. Maka mesti ada saling menghargai dan saling support agar pekerjaan itu dikerjakan bersama. 

Bukan bisnisnya yang salah

Kalau Anda suka memperhatikan di suatu tempat, ada pedagang yang sama dagangannya dalam satu area (berderet). Toko elektronik tidak berbisnis sendirian tapi dalam satu deret ruko ada minimal 2 toko elektronik. Ada yang ramai dan ada yang biasa aja serta ada yang tutup. Sama halnya pedagang kuliner, satu deret pedagang ada yang jualannya sama. Ada yang ramai dan ada yang sepi. Terus yang sepi menyalahkan bisnisnya nggak bagus dan persaingannya ketat.
Mari kita perhatikan lagi, toko elektronik ada yang ramai ada yang sepi. Bisnis elektroniknya tidak salah, karena ada toko yang bisa jualan dan ramai. Yang "salah" adalah pelakunya yang tidak tepat menjalankan bisnisnya. Toko yang ramai memiliki keunggulan, bisa jadi dari pelayanannya atau produknya yang berkualitas. Toko yang sepi mengikuti pola toko yang ramai untuk bersaing dengan hal yang sama. Pemenangnya adalah satu toko dan yang lain kalah. Bisnis elektroniknya yang tidak salah itu mesti dikelola dengan bener, yaitu menjualnya dengan perbedaan. Kalau yang satu ramai karena pelayanan, maka toko yang lain menjadikan pelayanan itu standard saja dan menjual produk yang khusus yang tidak dijual di toko lain. Jadi disini peran pelaku bisnis menjadi penentunya dengan memperhatikan pembelinya.


Berbeda dengan pedagang kuliner, setiap pedagang memiliki resep tersendiri dan memiliki rasa yang khas. Misalkan pedagang bakso, semua bakso bisa jadi enak. Ada bakso rusuk, bakso ceker, bakso gede dan sebagainya. Pedagang bakso tidak bersaing satu sama lain, tapi memberikan pilihan rasa enaknya bagi pelanggan. Setiap pelanggan pun memiliki keinginan yang berbeda. 
Temen saya bilang,"Jadi admin itu nggak enak dan jarang yang sukses". Persepsi umum memang begitu, tapi sangat tergantung dari orangnya. Bisa jadi pekerjaan admin itu menjadi penting dan semua hebat dengan cara bekerja yang berbeda. Ada seorang manager admin yang sukses dan ada juga manager admin yang biasa-biasa saja. Pekerjaannya sama tapi pelaku atau orangnya yang membuat sukses.

The man behind the gun, semua orang sudah pada paham bahwa orang adalah penentu segalanya. kalau sudah begitu, mengapa orang tidak mengambil hal itu ? Bukankah semua orang mau sukses. Dan semua orang bisa menjadi sukses dimana pun dia bekerja. Yuk menjadi orang yang memiliki kemampuan yang kuat dengan sikap dan perilaku sukses. 

Katanya mau percaya sama Allah

Kalimat di atas agak berat jalaninya, tapi memang kita tidak serius menjalaninya. Memang sih kita ini sudah beriman kepada Allah dengan izinNya. Lalu mengapa iman itu tidak dikuatkan ? Bukankah jika kita tidak menguatkannya, maka iman itu menjadi turun nilainya. Untuk apa kita menguatkan iman ? Untuk hidup yang lebih baik di dunia dan di akhirat.

Dilematisnya adalah kita mesti menjalani hidup dengan kerja dan aktivitas lainnya sehingga persoalan iman itu menjadi lalai. Iman hanya disaat kita shalat, itupun shalatnya kurang iman. Mana yang diutamakan, kerja atau iman ? Bagi kebanyakan orang dua-dua dijalani. Shalat ya shalat dan kerja ya kerja. Kita percaya shalat kepada Allah, tapi agak kurang percaya kerja kepada Allah. Paling kalau ada masalah dalam kerja kita minta kepada Allah dengan shalat

Karena sudah terlanjur “tidak bersih hati” dimana  tempatnya  iman, maka kita suka melihat yang nyata mulai meluruskan iman itu yang utama dan diwujudkan dalam kerja ?



Kita percaya kepada Allah, yang memberi rezeki kepada kita. Dan kita mengambil rezeki itu dengan kerja dan aktivitas. Maknanya kita kerja dan beraktivitas sesuai dengan petunjuk Allah. Mulai dari niat kepada Allah, kemudian mempertunjukkan kerja dan aktivitas dari rasa syukur yang terbaik yang bisa kita kerjkan, mengevaluasi dan memperbaiki diri semakin baik dengan terus belajar dari petunjuk Allah, beribadah dan beramal saleh untuk semakin percaya kepada Allah, ketika kita menemui hambatan dan masalah, maka kita wajib kembali kepada Allah minta pertolongan.

Kita lebih fokus kepada masalah yang kita hadapi dan akibatnya. Jarang kita fokus kepada kerjanya dan upaya memperbaikinya. Bisa jadi masalah itu dihadirkan Allah untuk menguji kita, apakah kita tetep berada di jalan Allah atau tidak ?

Hati-hati dengan kerja kita yang suka melalaikan kita kepada (percaya) Allah dan porsi waktu begitu besar hampir 80% dari kehidupan kita sehari-hari. Mari kita selalu masukkan petunjuk (nilai) dari Allah dalam setiap kerja dan aktivitas kita.

Pesan tren Orang Marah

Selamat pagi semuanya, semoga pagi ini memberi semangat kerja.
Setiap hari rasanya kita terbawa emosi, apalagi dalam kerja. kerja yang penuh dengan target dan tekanan. ketidaksamaan latar belakang mestinya membuat kita menjadi saling memahami sehingga komunikasi dalam kerja jadi baik. Marah atau emosi itu biasanya dari atasan ke bawahan, tapi bisa juga sebaliknya. Yang lebih tinggi marah itu wajar, karena dia memiliki kekuasaan dengan jabatannya. Terus apakah mesti marah untuk menyelesaikan persoalan ? Tidak dikerjakan, jadi marah. Tidak capai target lebih marah dan ada masalah bikin marah menjadi-jadi.

Orang marah itu menganggap dirinya bener dan terlihat kuat. Marah seolah menganggap orang yang dimarahi itu lemah dan yang marah itu orang kuat (berkuasa). marah adalah salah satu cara untuk menutupi kelemahan diri karena tidak mampu menghadirkan apa yang diinginkan terjadi. Sekali lagi jika kita marah artinya kita orang lemah karena tidak mampu mengendalikan diri, dan tidak berkuasa karena memang mengatur diri sendiri saja tidak mampu.











 

Pesan tren, e-Book Semangat kerja yang konsisten

Saat ini saya sudah mengeluarkan e-Book "Semangat kerja yang konsisten", yang bicara tentang semangat yang bisa membangkitkan kita untuk bekerja dengan benar yang optimal. Terkadang kita kerja terdorong karena materi, jabatan atau gengsi dan sebagainya. Semua dorongan itu bersifat relatif dan tidak langgeng sehingga membuat kita bekerja dengan semangat naik-turun

e-Book "Semangat kerja yang konsiten" ini membahas tentang penyadaran apa yang sudah kita lakukan dengan semangat, tidak dicari tapi pengen. Pencarian semangat kerja itu menjadi bagian penting agar kerja yang optimal.

Berminat dengan e-Book "Semangat kerja yang konsisten" silakan Wa sekarang 087823659247 dengan harga hanya Rp 50.000 gratis e-Book pendampingnya dan e-Booknya dalam power point.




Pesan tren, Malas tapi pengen

Selamat malam semuanya, semoga dalam keadaan sehat.

Malam ini saya menyambung tentang awal dari Yes I did it, yaitu malas atau tidak ingin. Tapi faktanya orang malas masih memiliki keinginan. Sedangkan tidak ingin memang tidak ada sama sekali dengan apa yang kata orang "itu mesti dilakukan".

Dalam Islam, Allah lewat nabi Muhammad saw memberi petunjuk dalam menghadapi malas dengan doa. Memang ada hal yang mesti dilakukan saat rasa malas itu kita alami, dan dibarengi dengan doa berlindung dari rasa malas. Jika rasa malas itu karena kita tidak tahu, maka kita bisa belajar. Tapi mau belajar aja malas ? Disisi lain jika malas itu karena tidak adanya harapan untuk meraihnya, maka mengapa kita tidak berharap kepada Allah ? Bagaimana mau berharap kepada Allah sedangkan suasananya udah malas. Bisa jadi semua kemalasan itu memang diciptakan oleh setan untuk menghalangi kita untuk berbuat baik. Oleh karena itu Allah mengajarkan kita untuk berdoa agar tidak malas. 

Jika kita diajarin untuk berdoa dalam mengatasi rasa mala, mengapa kita tidak kita lakukan. Karena Allahlah yang Maha Tahu semuanya ini. Insya Allah dengan berdoa ini kita diberikan kekuatan untuk berbuat sesuatu yang baik.





Yes, I did it

Selamat pagi semuanya, salam sejahtera dan bahagia.

Apa perasaan Anda saat bisa melakukan kerja dengan bener ? Pasti senang luar biasa. Tapi apa yang terjadi sebelumnya ? Apakah waktu itu Anda ingin bener-bener mengerjakannya ? Mungkin awalnya malas dan mempertanyakan buat apa saya melakukan ini ? Dan banyak lagi. Anda melakukannya melalui proses yang panjang dan memang begitulah yang terjadi

Apa saja sih proses sampai kepada,"Yes I did it. Berbagi agar bisa memahami prosesnya dan berani melakukannya.

  1. Berawal dari banyak orang malas atau tidak ingin melakukannya, bisa karena tidak tertarik.
  2. Ada hambatan karena tidak bisa
  3. Lalu ada dorongan untuk mau mengerjakannya
  4. Tapi saya tidak tahu caranya
  5. Saya kerjakan aja kan nggak rugi juga
  6. Saya bisa mengerjakan
  7. Saya mampu mengerjakannya dengan cara yang bener (Yes I did it)
Hal utama untuk mampu mengerjakan sesuatu adalah membuka pikiran untuk hal-hal baru agar mendorong kita ingin mengerjakannya. Karena dengan inilah semua berawal. Bukan karena kita tidak mampu, tapi sabarlah berproses menjadi mampu, tambah wawasan, berani dan berlatih. Semoga kita dapat terus berani dan belajar untuk menjadi mampu melakukan untuk kebaikan kita sendiri



Pesan tren Berani berniat dan mewujudkannya

Selamat malam,
Semoga menjadi malam yang menyehatkan rohani kita. Malam ini saya mengajak diri saya sendiri untuk menambah wawasan dari referensi yang bener sehingga berani untuk berniat di setiap aktivitas. Bagaimana dengan Anda ?


Kalau diganjar dengan pahala yang besar, apakah kita masih ingin niat yang tidak baik ? 





 

Pesan tren kembali ke niat

 Selamat sore semuanya. Semoga sehat dan kerjanya mudah dan lancar. 

Terkadang kerja itu menghabiskan tenaga dan waktu yang tidak sedikit, bahkan apa yang sudah kita rencanakan menjadi buyar karena ada kerja lain yang lebih penting. Atau kita larut dalam masalah yang tak pernah selesai, yang akhirnya membuat kita tidak melihat niat kita lagi. Yang penting kerja. 

Teruskan kerja yang sudah kita niatkan, jika membuat kita menjauh dari niat, maka kembalilah ke niat lagi. Karena semua itu kita memilih niatnya. Masak mau dihilangkan ? 

Tidak ada yang sempurna, maka kembali ke niat itu wajar karena banyak hal. Semakin kita dapat melihat niat awal, maka kita bisa mengikutinya dengan kerja yang bener. 


Pesan tren Niat lagi

Kemarin saya mengajak diri saya untuk mulai program membiasakan diri dengan niat dalam setiap aktivitas, terutama dalam kerja. Sudah niat kerja kemarin ? Insya Allah sudah ya. Hari ini juga sama membuat niat lagi sebelum kerja. Kok niat lagi ? Ya lah agar kita semakin terbiasa dengan niat, karena niat itu merupakan tujuan atau target dari kerja kita.

Niat kerja kepada Allah, jika diucapkan dengan kesadaran penuh kepada Allah. Maka hal ini bisa menjadi kebiasaan yang baik. Kita sadar bahwa kita selalu mempunyai target kerja, yaitu menunjukkan kerja yang terbaik dari kita di hadapan Allah melalui ihsan. Niatkan yang setiap hari kita ucapkan dalam hati menjadi semakin kuat yang dapat mendorong kita untuk meraihnya. Setiap hari kita niatkan (target kerja) maka semakin hari pula kita meningkatkan kerja kita. Nggak mau ? Yuk teruskan niat itu setiap dan menjadi kekuatan untuk semakin baik.


Jika hari ini niat dari kerja kita belum optimal, maka tingkatkan kerja kita dengan menguatkan kembali niat. Begitulah setiap hari yang kita lakukan dan tidak membuat kita bosen, karena selalu dinamis setiap hari atas kerja kita.


Bila perlu kita mesti membuat grafik niat untuk sebulan ke depan. Ukuran dari niat dapat kita tentukan sendiri dengan nilai kuantitatif dari angka 0 - 10. Tidak niat dimulai dari 0, niat aja tanpa ada kesadaran sampai kepada niat dengan sengaja. Akhir bulan kita bisa evaluasi agar bisa meningkatkannya lagi dan mengetahui faktor yang mempengaruhinya.









Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...