Selamat malam semuanya, malam ini saya berbagi untuk mendengarkan petunjuk Allah dalam Al Qur'an yang berisi tentang hanya orang berakal yang bisa memperoleh hikmah dari Allah. Semoga dengan mendengarkan ayat Allah ini bisa bertambah iman kita.
Memberi ruang bagi pikiran untuk disemangati agar menjadi apa yang kita inginkan dengan Perbuatan yang baik
e-Book Munir Hsan Basri
Pesan tren tolak lupa
Pesan tren kali ini ingin mengajak semua orang menolak lupa, apa bisa ? Saya pikir tidak mudah dan pasti terjadi seiring usia dan banyaknya aktivitas. Lalu ? Saya mesti bisa memilih prioritas dengan manajemen waktu dan mencatat dengan baik. Masih lupa juga ?
Mungkin saya tidak bisa tolak lupa, tapi saya bisa mencegah proses lupa. Orang lupa bukan sekedar lupa, tapi habis itu bisa cemas, gelisah, khawatir, dan pada kondisi ini saya mudah untuk menyalahkan orang lain atas kelupaan saya. Dan akhirnya malas untuk melakukan aktivitas lagi.
Rentetan akibat dari lupa itu besar, oleh sebab itu boleh saja saya lupa. Tapi saya mesti segera menyelesaikannya agar tidak terjadi dampak selanjutnya
Pesan tren Dunia berubah
Saat saya menulis ini tentang dunia yang berubah, ternyata dunia sudah bergerak oleh milyaran orang dengan pikirannya merubah dunia ini. Apalagi saya tidak pernah melihat dunia luar, saya sudah tertinggal jauh. Untuk berada di dalam dunia ini , mau tidak mau saya mesti bersama perubahan itu. Yang tua sudah tertinggal dengan dunia digital, yang mudah tidak bergerak cepat sehingga hanya mereka yang memiliki kemampuan yang terus berkembang bisa mengikuti perubahan itu.
Kalau saya tidak berubah, maka saya tertinggal. Lalu mau ngapain ? Diam aja atau berubah dengan mengikuti perubahan itu ? Tidak terkejar, yang terbaik adalah menjadi kontributor bagi perubahan itu sehingga menjadi pelopor sesuai bidang yang saya geluti.
Pesan tren Berterima kasih
Dalam kehidupan ini banyak hal yang kita a suka dan tidak suka. Yang kita suka pasti menyenangkan kita. Dan sebaliknya jika mengganggu kita maka kita tidak suka. Kita pasti berterima kasih jika ada orang yang membuat kita senang. senang aja tidak membuat kita lebih baik, karena semua itu perasaan saja. Bagaimana dengan kemampuan kita ? Tidak ada perubahan
Kalau tidak suka, maka kita tidak berterima kasih. Padahal yang tidak kita suka cenderung memberikan masukan untuk kebaikan kita. Contoh, orang marah kepada kita, pasti yang dimarahi itu adalah tindakan kita yang salah. orang menasehati kita ditujukan agar kita menjadi lebih baik. Atau ada yang kritik kita, tentu ini juga memberi masukan atas kelemahan kita.
Berterima kasih adalah menerima sesuatu yang baik tanpa kita minta. Mereka yang marahi kita, orang yang menasehati, orang yang suka kritik dan lainnya telah bekerja untuk kita secara gratis. Begitulah kita berterima kasih kepada mereka yang telah memberikan masukan baik. Tidak diminta dan gratis.
Magic Word Orang Hebat
Pesan tren Kata kerja
Ngomongin kata kerja seperti belajar Bahasa Indonesia disekolah dulu. Saat ini saya merasa kata kerja itu penting, mengapa ? Karena dengan pikiran dan lisan yang menggunakan kata kerja memberikan keuntungan dalam beraktivitas. Kata kerja itu seperti memerintahkan diri kita sendiri untuk melakukannya
Biasa kata kerja itu menggunakan awalan me, seperti "membangun rumah", "mengerjakan tugas" dan sebagainya. Pikiran yang berisi kata kerja, sekaligus memerintahkan tubuh untuk melaksanakannya. Kata kerja bisa menjadi kerja yang produktif jika kita mengambil inisiatif tanpa diperintah orang lain, proaktif. Proaktif sebagai antisipasi sebelum terjadi.
Proaktif bisa juga karena kita memiliki tujuan tertentu ... jadinya tidak ikhlas. Akibatnya proaktifnya kita menjadi terfokus kepada hasil (tujuan). Bisa kecewa dan capek. Tapi sebaliknya jika kita proaktif dengan ikhlas untuk kebaikan diri kita sendiri dan orang lain. Maka kita merasa bersyukur atas nikmat yang sudah kita miliki dan memiliki perasaan senang.
Magic Word Kerja bukan perlombaan
Dalam struktur organisasi selalu ada satu pimpinan, kita sebut aja manager. Terkadang seorang manager bisa ditunjuk karena pengalaman atau faktor lain. Yang adalah bawahan manager sekalipun ada asisten manager. Seolah managerlah yang berhasil dan bawahan menjadi pendukungnya sehingga banyak awahan bekerja tidak maksimal. Selamanya jadi bawahan selama managernya masih ada. Lalu bagaimana departemen dari manager ini bisa berkembang lebih maju ?
Berani bertindak berani salah
Kalau kata "mau" semua bisa. Mau sukses ? Mau kerja ? Mau jabatan ? Tetapi dibalik kata mau itu tidak mendorong orang untuk bertindak. Biasanya mau dihubungkan dengan kemudahan, kalau bisa mudah sukses saya jalani. Begitu juga mau kerja asal gampang dan seterusnya.
Disisi lain, kata mau juga tidak menjamin orang tersebut bisa berhasil sekalipun jalannya mudah dan ringan. Ada kekhawatiran mau bertindak itu karena khawatir salah/gagal. Bisa jadi "mau sukses" itu mudah dijalaninya tapi akibatnya bisa timbul banyak masalah. Apakah mungkin keberhasilan itu tanpa salah/gagal. Sedangkan salah/gagal tidak disukai. maka seringkali orang yang mau bisa berhenti saat salah atau gagal.
Bagaimana dengan kata "mau" diganti dengan kata "berani". Kata berani lebih kuat untuk mengerjakannya, dan pasti juga sudah siap (berani) salah/gagal. Kalau berani salah atau gagal berarti berani pula menemukan solusinya. Dan sekalipun berani, tidak ada jaminan juga selalu benar. Berani membuka kita untuk terus melakukannya.
Magic Word Semua orang bisa
Beberapa orang merasa minder untuk sukses, bahkan merasa tidak mampu mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Berbagai alasan dikemukan, "saya bukan sarjana" atau "saya kan bawahan" dan sebagainya. Mau begitu terus ?
Semua orang tidak ada yang tahu, apa yang dikerjakannya sekarang ini adalah suksesnya. Atasan, yang punya perusahaan dan bawahan tidak pernah tahu jalan mana yang mengantarkan mereka sukses. Jadi teruslah bekerja dan tingkatkan menuju kerja yang semakin berkualitas.Pesan tren Seberapa mengenalnya kita dengan Allah ?
Umumnya orang kalau sakit per ke dokter atau rumah sakit. Kita yang curhat tentang penyakit kita ke dokter, dokter hanya menganalisa dan memberi solusinya. Atau ada yang tidak ke dokter, tapi membiarkan penyakitnya dan yakin dengan istirahat dan pola sehat. Hasilnya agak lama sih. Dari sini ada orang yang percaya pada dirinya sendiri atau percaya kepada dokter ?
Percaya kepada dokter berkurang oleh rumah sakit atau dokter yang mata duitan, yang berakibat sembuhnya lama. Percaya kepada diri sendiri hanya mengandalkan makan yang sehat, minum obat umum dan istirahat. Atau ada yang berdoa dan percaya Allah sembari minum obat. Mestinya kita menyelarasakan ketiga hal tersebut.
Yang utama, kita mestinya percaya kepada Allah yang memberikan penyakit kepada diri kita dan Allahlah yang menyembuhkannya pula. Dalam hal ini kita mesti merenung tentang hadirnya penyakit kepada diri kita. Bukan kepada orang lain ? Kok sekarang ? Yakinlah ada yang salah dengan kita dan bersegeralah memohon ampunan dan memperbaiki diri dalam ibadah dan amalan. Dengan sikap dan perilaku ini, kita dapat meningkatkan iman kita kepada Allah dengan bersyukur lewat pola makan sehat, pola isitrahat yang cukup, pola olahraga yang seimbang.Inilah dasar yang cukup untuk mempercayai upaya ke dokter
Begitu juga menyikapi dengan kendaraan yang rusak. Mestinya kita bawa ke bengkel, karena memang banyak orang tidak tahu mesin kendaraan. Iman kita kepada mesti mendasari kita melakukan perbaikan ke bengkel. Pastilah setiap musibah menjadi pengingat kita atas apa yang sudah kita lakukan kepada Allah. Dasari memperbaiki kendaraan ke bengkel dengan banyak istighfar dan bila perlu mengeluarkan sedekah. Rasa syukur dengan memelihara kendaraan mesti kita lakukan.
Bagaimana dengan kesepian ? Apakah mesti mencari hiburan ? Kembali semua itu kepada Allah. Percaya kepada Allah bahwa kesepian itu bukan perlu hiburan tapi mengisi dengan banyak ibadah dan beramal saleh. Banyak orang yang memiliki uang, ternyata mereka juga masih kesepian. Apakah mereka yang berbisnis hiburan (pelaku dan pemilik) juga tidak kesepian juga ? Jadi bukan kesepian itu perlu hiburan, tapi mengisi kehidupan dengan berbagai aktivitas yang membuat kita dekat dengan Allah.
Jadi boleh-boleh saja kita percaya dokter, teknisi atau penghibur, tapi jauh lebih penting memperbaiki hati yang sakit, hati yang tidak bersih atau hati yang jauh dari Allah. Iman yang bener dan kuat kepada Allah memberi kebaikan bagi kita, kalau sakit atau kendaraan rusak kita bersabar, dan banyaklah bersyukur saat sehat dan memiliki nikmat yang cukup
Magic Word Dokter obati pasien
Seorang dokter itu pinter dalam mengobati pasien. Tapi tetap saja seorang mesti banyak tanya ke pasien tentang penyakit yang diderita. Dari jawaban pasien, maka dokter menyimpulkan sesuatu (hipotesa). Dengan pengalaman dokter tersebut bisa menemukan obat yang tepat buat pasiennya. Sejak awal praktek mempunyai solusi yang baik yaitu,"minum obat ini dalam 3 hari mesti habis, lalu jika masih sakit, maka datang kembali ke sini".
Kalau mau dibilang, "dokter itu bisa coba-coba dengan analisa. Tetap saja dokter itu ada evaluasi dari apa yang diambil solusinya". Bisa salah ya bisa. Dan beberapa pasien datang kembali dan dokter dapat feedback yang baik untuk mengambil langkah berikutnya.
Mengapa pola kerja dokter itu tidak kita terapkan dalam meraih sukses ? Sama halnya kita pasti yakin dengan pertimbangan yang diyakini tepat mesti dilakukan. Selang beberapa waktu kita bisa evaluasi, apakah hasilnya sesuai atau tidak ? setelah itu kita dapat mengambil tindakan yang baru. Seorang dokter yang pinter dengan ilmunya tidak merasa bermasalah jika ada kesalahan (minimal). Jadi kita pun yang ingin meraih sukses mesti memiliki sikap yang sama agar bisa selalu tidak bermasalah jika gagal dan ingin terus memperbaiki kerja kita.
Berdoalah sebagai ibadah
Sikap dan Cara kita berdoa sampai hari ini adalah bentukan yang telah kita rajut sejak kecil sampai sekarang YANG KITA ALAMI dan RASAKAN.
Tip 3 cara untuk yakin
Magic Word Tidak menguasai
Selamat malam, seperti apa kita sampai saat ini adalah cerminan apa yang kita sudah kerjakan dan bener-bener dikerjakan setiap waktu. Bukan lagi sekedar apa yang kita tahu atau sering kita bicarakan. Sudah begitu banyak yang kita tahu ... walaupun hanya kulitnya saja. Tapi semua itu sudah cukup untuk memulai langkah demi langkah agar kita menjadikan diri semakin berkualitas.
Pesan tren Bacaan Al Fatihah dalam salat
Selamat malam, saya berbagi untuk meningkatkan salat kita. Saya pun terus menjalankan salat dengan lebih baik. Insya Allah kita masih diberi kesempatan untuk salat terus dan mampu meningkatkan kualitas salat kita.
Bacalah Al Fatihah dalam salat dengan seksama, memahami arti dan makna. Dibaca perlahan dan seolah kita berkomunikasi dengan Allah dan Allah menjawab setiap ayat yang kita baca. Berilah jeda setiap ayat agar kita merasakan jawaban Allah.
Katanya mau nggak khawatir lagi
Katanya mau nggak khawatir lagi, tapi masih beranjak dari dari khawatirnya. Kok tahu mas ? Ya tahulah dari cara berpikir kamu. Yang diucapkan masih tentang hal itu terus, seperti tidak ada cerita lain. Masih membicarakan "saya pengen ini dan itu". Itu tandanya masih ada kekhawatiran yang membuat kamu belum melakukan yang sebenarnya. Bisa aja sudah kamu lakukan tapi biasanya berhenti dan melemah. Merasa ada yang kurang. Kekurangan kamu adalah tidak konsistennya dalam beraktivitass.
Jika malas untuk melakukan sesuatu dan berat, maka bagilah tindakan itu dalam beberapa proses yang berkelanjutan. Semakin detail proses (step) tersebut semakin mudah untuk dikerjakan.
Pesan tren batasan itu kita yang bikin
Kita ingin berkembang dari sekarang sering dihambat oleh pikiran kita sendiri. Misalkan kita mau pulang kerja, tapi nggak jadi karena ada pekerjaan yang belum selesai. Padahal pekerjaan itu bisa dijadwalkan besok. Atau kita bisa pulang karena ada urusan keluarga. Semua itu kita sendiri yang batasin. Dalam kerja sering kali kita menunggu hasil kerja orang lain baru bisa kerja. Seusai SOP dan job desc. Lalu mau sampai kapan kita mulai kerja kalau orang lain belum selesai ? Contoh lain seorang suami “tidak boleh cuci piring” karena itu tugas isterinya. Tapi sebenarnya suami bisa aja mencuci piring tanpa alasan apapun.
Semua hal yang ingin kita kerjakan atau memang seharusnya kita membantu orang atau memang karena kita pengen aja TIDAK perlu dibatasi oleh pikiran kita sendiri. Pikiran kita membatasinya karena persepsi yang sudah ada atau aturan dan sebagainya. Mestinya pikiran kita bisa berkembang tanpa batasan tersebut. Mulailah kata orang “ringan tangan” untuk membantu orang lain atau kita sangat ingin segala sesuatu itu menjadi baik atau memang kita ingin mengerjakannya (ikhlas).
Bayangkan dalam kerja kita harus menunggu proses dari kerja orang lain atau kita memberikan kerja kita kepada orang lain sesuai waktunya, maka banyak waktu yang hilang. Maka dari itu ringan tangan atau proaktif membantu orang lain selama kita bisa mengerjakannya. Berikan dengan cara santun (berkontribusi) mengajarkan cara kerja yang lebih baik. Bagi orang lain semakin produktif dan kita pun semakin baik kerjannya. Terkadang masih banyak orang tidak mau dibantu atau tidak mau mencari bantuan agar pekerjaannya semakin baik, disinilah perlu silaturahmi (bersahabat) untuk saling memahami.
Ada hal yang menarik lagi, membuka batasan pikiran memperluas wawasan
tentang banyak hal yang baik. Mengambil peran yang proaktif dengan ikhlas jauh
lebih produktif, karena setiap orang sangat ingin menambah ilmu dan ketrampilan
semakin tinggi. Bahasa saya adalah kesempatan yang Allah berikan kepada kita
untuk beramal. Misalkan saja, ada sampah yang terlihat oleh kita. Bukankah
seharusnya ada OB kalau di kantor atau tugas pembantu rumah tangga. Berhubung
orang yang bertanggung jawab tidak ada, apakah kita menyiakan kesempatan itu
untuk mebuang sampah ? Bukankah itu amal saleh. Amal saleh itu baik buat diri kita
dan dibalas kebaikan oleh Allah. Semakin banyak yang kita lakukan seperti ini
semakin menambah kebaikan bagi kita. Seorang suami yang umumnya tidak
mengerjakan pekerjaan rumah tangga dapat menjadi idaman keluarga karena
mengerjakannya dengan ikhlas. Beres-beres rumah, mencuci piring, mencuci
pakaian dan sebagainya. Hati-hati jika kesempatan itu tidak kita ambil, maka
kita maka “memanggil” orang untuk melakukannya (terkadang memancing emosi
kita).
Insya Allah kita selalu dimampukan untuk proaktif melakukan apa yang bisa
kita lakukan sekalipun bukan pekerjaan kita dan dikuatkan untuk ikhlas
mengerjakannya.
Magic word, wujudkan keinginan
Apa yang terjadi saat kita melihat orang yang lebih sukses ? Pengennya sih. Tapi kan dia ini dan itu, apa bisa saya ? Apa yang kita inginkan membuka pikiran memikirkan banyak hal tentang kepengen sukses itu. Kepikiran, apa bisa saya sendiri ? kan mesti dikerjakan dengan uang, apa ada oarng yang membantu ? dan bagaimana kalau gagal ? Semua itu menghambat saya segera kerja untuk suksesnya. Pikiran terus mendetail apa yang dipikirkan dan berkembang sehingga menimbulkan kekhawatiran. Semakin tidak berani meniti jalan sukses tersebut
Sebenarnya apa yang tidak bisa saya kontrol (kendali), pastilah tidak bisa saya kerjakan. Bagian ini mestikan tidak dipikirkan. Karena ada faktor yang tidak saya miliki atau saya tidak bisa meminta orang meolong saya dan sebagainya. Saya mestinya sudah bisa mengerjakan hal kecil saja dari perjalanan sukses itu, yang memang dibawah kontrol saya tanpa faktor lingkungan dan orang lain. Sekarang saya mesti memastikan saya mampu mengerjakan yang kecil itu step by step yang menghadirkan saya semakin berani. Kalau sudah berani ya tinggal konsistennya aja.
Saya mesti mencari apa yang saya punya, maka saya pergunakan dalam kerja sukses saya. Saya mesti menyisihkan waktu saya, maka saya segerakan itu terjadi. Ternyata saya bisa, maka saya percaya diri untuk mengerjakannya. Lalu apakah saya mau seperti ini terus ? Perkaya nilai yang sudah saya dapatkan menjadi semakin meningkat.
Insya Allah kita semakin berani dan kekhawatiran di pikiran menjadi minimal,
dan bukan lagi sebagai penghambat.
Magic Word Marah itu merasa bener
Bukan bisnisnya yang salah
Katanya mau percaya sama Allah
Kalimat di atas agak berat jalaninya, tapi memang kita tidak serius menjalaninya. Memang sih kita ini sudah beriman kepada Allah dengan izinNya. Lalu mengapa iman itu tidak dikuatkan ? Bukankah jika kita tidak menguatkannya, maka iman itu menjadi turun nilainya. Untuk apa kita menguatkan iman ? Untuk hidup yang lebih baik di dunia dan di akhirat.
Dilematisnya
adalah kita mesti menjalani hidup dengan kerja dan aktivitas lainnya sehingga
persoalan iman itu menjadi lalai. Iman hanya disaat kita shalat, itupun
shalatnya kurang iman. Mana yang diutamakan, kerja atau iman ? Bagi kebanyakan
orang dua-dua dijalani. Shalat ya shalat dan kerja ya kerja. Kita percaya
shalat kepada Allah, tapi agak kurang percaya kerja kepada Allah. Paling kalau
ada masalah dalam kerja kita minta kepada Allah dengan shalat
Karena sudah
terlanjur “tidak bersih hati” dimana
tempatnya iman, maka kita suka
melihat yang nyata mulai meluruskan iman itu yang utama dan diwujudkan dalam
kerja ?
Kita percaya
kepada Allah, yang memberi rezeki kepada kita. Dan kita mengambil rezeki itu
dengan kerja dan aktivitas. Maknanya kita kerja dan beraktivitas sesuai dengan
petunjuk Allah. Mulai dari niat kepada Allah, kemudian mempertunjukkan kerja
dan aktivitas dari rasa syukur yang terbaik yang bisa kita kerjkan,
mengevaluasi dan memperbaiki diri semakin baik dengan terus belajar dari
petunjuk Allah, beribadah dan beramal saleh untuk semakin percaya kepada Allah,
ketika kita menemui hambatan dan masalah, maka kita wajib kembali kepada Allah
minta pertolongan.
Kita lebih fokus kepada masalah yang kita hadapi dan akibatnya. Jarang kita fokus kepada kerjanya dan upaya memperbaikinya. Bisa jadi masalah itu dihadirkan Allah untuk menguji kita, apakah kita tetep berada di jalan Allah atau tidak ?
Hati-hati dengan
kerja kita yang suka melalaikan kita kepada (percaya) Allah dan porsi waktu
begitu besar hampir 80% dari kehidupan kita sehari-hari. Mari kita selalu
masukkan petunjuk (nilai) dari Allah dalam setiap kerja dan aktivitas kita.
Pesan tren Orang Marah
Pesan tren, e-Book Semangat kerja yang konsisten
Saat ini saya sudah mengeluarkan e-Book "Semangat kerja yang konsisten", yang bicara tentang semangat yang bisa membangkitkan kita untuk bekerja dengan benar yang optimal. Terkadang kita kerja terdorong karena materi, jabatan atau gengsi dan sebagainya. Semua dorongan itu bersifat relatif dan tidak langgeng sehingga membuat kita bekerja dengan semangat naik-turun
e-Book "Semangat kerja yang konsiten" ini membahas tentang penyadaran apa yang sudah kita lakukan dengan semangat, tidak dicari tapi pengen. Pencarian semangat kerja itu menjadi bagian penting agar kerja yang optimal.
Berminat dengan e-Book "Semangat kerja yang konsisten" silakan Wa sekarang 087823659247 dengan harga hanya Rp 50.000 gratis e-Book pendampingnya dan e-Booknya dalam power point.
Pesan tren, Malas tapi pengen
Selamat malam semuanya, semoga dalam keadaan sehat.
Malam ini saya menyambung tentang awal dari Yes I did it, yaitu malas atau tidak ingin. Tapi faktanya orang malas masih memiliki keinginan. Sedangkan tidak ingin memang tidak ada sama sekali dengan apa yang kata orang "itu mesti dilakukan".
Dalam Islam, Allah lewat nabi Muhammad saw memberi petunjuk dalam menghadapi malas dengan doa. Memang ada hal yang mesti dilakukan saat rasa malas itu kita alami, dan dibarengi dengan doa berlindung dari rasa malas. Jika rasa malas itu karena kita tidak tahu, maka kita bisa belajar. Tapi mau belajar aja malas ? Disisi lain jika malas itu karena tidak adanya harapan untuk meraihnya, maka mengapa kita tidak berharap kepada Allah ? Bagaimana mau berharap kepada Allah sedangkan suasananya udah malas. Bisa jadi semua kemalasan itu memang diciptakan oleh setan untuk menghalangi kita untuk berbuat baik. Oleh karena itu Allah mengajarkan kita untuk berdoa agar tidak malas.
Jika kita diajarin untuk berdoa dalam mengatasi rasa mala, mengapa kita tidak kita lakukan. Karena Allahlah yang Maha Tahu semuanya ini. Insya Allah dengan berdoa ini kita diberikan kekuatan untuk berbuat sesuatu yang baik.
Yes, I did it
Selamat pagi semuanya, salam sejahtera dan bahagia.
Apa perasaan Anda saat bisa melakukan kerja dengan bener ? Pasti senang luar biasa. Tapi apa yang terjadi sebelumnya ? Apakah waktu itu Anda ingin bener-bener mengerjakannya ? Mungkin awalnya malas dan mempertanyakan buat apa saya melakukan ini ? Dan banyak lagi. Anda melakukannya melalui proses yang panjang dan memang begitulah yang terjadi
Apa saja sih proses sampai kepada,"Yes I did it. Berbagi agar bisa memahami prosesnya dan berani melakukannya.
- Berawal dari banyak orang malas atau tidak ingin melakukannya, bisa karena tidak tertarik.
- Ada hambatan karena tidak bisa
- Lalu ada dorongan untuk mau mengerjakannya
- Tapi saya tidak tahu caranya
- Saya kerjakan aja kan nggak rugi juga
- Saya bisa mengerjakan
- Saya mampu mengerjakannya dengan cara yang bener (Yes I did it)
Pesan tren Berani berniat dan mewujudkannya
Pesan tren kembali ke niat
Selamat sore semuanya. Semoga sehat dan kerjanya mudah dan lancar.
Terkadang kerja itu menghabiskan tenaga dan waktu yang tidak sedikit, bahkan apa yang sudah kita rencanakan menjadi buyar karena ada kerja lain yang lebih penting. Atau kita larut dalam masalah yang tak pernah selesai, yang akhirnya membuat kita tidak melihat niat kita lagi. Yang penting kerja.
Teruskan kerja yang sudah kita niatkan, jika membuat kita menjauh dari niat, maka kembalilah ke niat lagi. Karena semua itu kita memilih niatnya. Masak mau dihilangkan ?
Pesan tren Niat lagi
Kemarin saya mengajak diri saya untuk mulai program membiasakan diri dengan niat dalam setiap aktivitas, terutama dalam kerja. Sudah niat kerja kemarin ? Insya Allah sudah ya. Hari ini juga sama membuat niat lagi sebelum kerja. Kok niat lagi ? Ya lah agar kita semakin terbiasa dengan niat, karena niat itu merupakan tujuan atau target dari kerja kita.
Niat kerja kepada Allah, jika diucapkan dengan kesadaran penuh kepada Allah. Maka hal ini bisa menjadi kebiasaan yang baik. Kita sadar bahwa kita selalu mempunyai target kerja, yaitu menunjukkan kerja yang terbaik dari kita di hadapan Allah melalui ihsan. Niatkan yang setiap hari kita ucapkan dalam hati menjadi semakin kuat yang dapat mendorong kita untuk meraihnya. Setiap hari kita niatkan (target kerja) maka semakin hari pula kita meningkatkan kerja kita. Nggak mau ? Yuk teruskan niat itu setiap dan menjadi kekuatan untuk semakin baik.
Jika hari ini niat dari kerja kita belum optimal, maka tingkatkan kerja kita dengan menguatkan kembali niat. Begitulah setiap hari yang kita lakukan dan tidak membuat kita bosen, karena selalu dinamis setiap hari atas kerja kita.
Bila perlu kita mesti membuat grafik niat untuk sebulan ke depan. Ukuran dari niat dapat kita tentukan sendiri dengan nilai kuantitatif dari angka 0 - 10. Tidak niat dimulai dari 0, niat aja tanpa ada kesadaran sampai kepada niat dengan sengaja. Akhir bulan kita bisa evaluasi agar bisa meningkatkannya lagi dan mengetahui faktor yang mempengaruhinya.
Featured post
Apa iya karyawan itu mesti nurut ?
Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...
-
motivasi diri hari ini masih berbicara tentang hal kecil yang kita sepelekan dalam hidup ini. Motivasi yang berdasarkan motivasi Islam yang...
-
Hampir semua orang ingin menjadi orang sukses, tapi ada beberapa orang yang mengatakan,"saya nggak mau sukses, saya mau jadi orang bai...
-
Ada banyak keinginan yang ingin kita raih, pengen sukses, pengen kaya, kaya bahagia, pengen beli mobil dan sebagainya. Pahami dan yakinilah...