Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Solusi hati untuk masalahmu

Kok bisa sih, solusi hati untuk masalahmu ? Hanya beberapa orang yang sepaham, atau mereka belum menggunakan hati (agama) dalam melihat masalah. Yang jadi masalah adalah kita masih berpikir di level emosi atau logika sehingga masalah masih dapat diatasi dengan pikiran yang lebih luas dan pengendalian emosi. Perhatikan ada yang sangat pintar dan membayar orang cerdas untuk menyelesaikan masalahnya, ada yang sukses dan ada yang tidak sukses juga. Bisa jadi yang sukses bisa menyelesaikan masalahnya secara logika (mengatur orang dengan aturan yang ketat dan SOP yang ketat pula), tapi tidak menyelesaikan masalah yang tersirat pada orangnya (produktivitas yang sebenarnya).

Contoh, aturan disiplin untuk datang lebih awal. Bisa dibuatkan aturan reward dan penalty, tak hanya itu, juga dilakukan kontrol ketat, atau dibuatkan CCTV. Kemungkinan semua orang dipaksa mengikutinya dan bisa disiplin. Disiplinnya dapat diciptakan dengan ilmu logika dan teknologi. Disiplinnya sukses. Dibalik kesuksesan itu ada yang tersirat yang tidak disentuh dalam disiplin. Apa itu ? Secara fisik disiplinnya didapat. Semangat disiplin bukan sekedar kehadiran datang lebih awal, tapi apa yang mau diperoleh dengan disiplin itu. Misalkan datang lebih awal untuk apa ? Buat apa kalau datang lebih awal, tapi mulai kerjanya juga sama. Ada yang datang dengan terpaksa dan tidak terpaksa, semuanya sama. Terus apa yang membedakannya ? Disinilah menjadi nilai seseorang itu berdisiplin "terpaksa" atau bersyukur. Bayangkan semua orang memiliki kepentingan masing-masing sesuai logikanya, maka disiplin bisa diciptakan tapi produktivitas tidak ada. Dan sebaliknya jika "semua orang" bisa disiplin dengan pemahaman hati (agama), maka produktivitas itu bisa tinggi.


Masalah emosi bisa diselesaikan dengan solusi emosi, tapi belum tentu juga selesai masalahnya

Masalah logika bisa diselesaikan dengan solusi logika, tapi belum tentu juga selesai masalahnya

Masalah hati bisa diselesaikan dengan solusi hati, sekaligus bisa menyelesaikan masalah logika dan emosi. Hati memahami lebih dalam apa yang kita pikirkan dan kita rasakan.

Perhatikan :

1. Masalah muncul karena ketidakmampuan orang untuk menyelesaikan apa yang dihadapinya.

2. Ketidakmampuan berarti ilmu yang belum dipahami

3. Ilmu yang dbelum dipahami cenderung kepada tindakan buruk

4. Tindakan yang buruk terjadi karena kita dikuasai oleh selain Allah (syetan)

5. Penguasaan diri oleh syetan menunjukkan tidak adanya Allah di dalam hati.

6. Masalah dapat dikatakan tidak adanya pengajaran dari Allah di hati kita.

Darimana masalah disiplin itu karena tidak ada pengajaran dari Allah ? 

  1. Bisa jadi berawal dari semua orang merasa sudah disiplin, tapi tidak mendapatkan hasil yang lebih baik. Bukankah sikap ini menunjukkan ketidakikhlasan (bekerja minta dibalas dengan materi/keduniaan). Pengajaran yang bukan dari Allah. 
  2. Bagi sebagaian orang disiplin nggak begitu penting, mereka hanya berpatokan sesuai kerja yang diharapkan. Pengajaran dari Allah tetap mengedepankan disiplin waktu seperti shalat dan ibadah lainnya.
  3. Atau beberapa orang yang memiliki kepentingan sendiri sehingga disiplin hanya terjadi secara fisik (kehadiran).

Bayangkan solusinya dengan hati, salah satunya adalah mengajak semua orang untuk menikmati kehadiran lebih awal di tempat kerja untuk bersyukur kepada Allah tanpa perlu berdesakan atau kemacetan, mempersiapkan kerja dengan baik di waktu yang baik, ingin mempersembahkan kinerja terbaik dihadapan Allah dengan disiplin kerja.  Tanpa perlu memerintahkan orang untuk disiplin, mereka yang hatinya terbuka dapat berdisiplin dengan produktivitas nyata. 

Mengapa perusahaan tidak membiasakan kerja dengan hati bagi semua karyawannya ?  Jika ada pekerjaan, maka mesti ada wawasan bahwa pekerjaan itu bisa dikerjakan dengan hati, logika yang luas dan emosi yang dikendalikan. Paling tidak hari ini, saya melatih hal tersebut dan Anda. 

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...