Kalimat di atas agak berat jalaninya, tapi memang kita tidak serius menjalaninya. Memang sih kita ini sudah beriman kepada Allah dengan izinNya. Lalu mengapa iman itu tidak dikuatkan ? Bukankah jika kita tidak menguatkannya, maka iman itu menjadi turun nilainya. Untuk apa kita menguatkan iman ? Untuk hidup yang lebih baik di dunia dan di akhirat.
Dilematisnya
adalah kita mesti menjalani hidup dengan kerja dan aktivitas lainnya sehingga
persoalan iman itu menjadi lalai. Iman hanya disaat kita shalat, itupun
shalatnya kurang iman. Mana yang diutamakan, kerja atau iman ? Bagi kebanyakan
orang dua-dua dijalani. Shalat ya shalat dan kerja ya kerja. Kita percaya
shalat kepada Allah, tapi agak kurang percaya kerja kepada Allah. Paling kalau
ada masalah dalam kerja kita minta kepada Allah dengan shalat
Karena sudah
terlanjur “tidak bersih hati” dimana
tempatnya iman, maka kita suka
melihat yang nyata mulai meluruskan iman itu yang utama dan diwujudkan dalam
kerja ?
Kita percaya
kepada Allah, yang memberi rezeki kepada kita. Dan kita mengambil rezeki itu
dengan kerja dan aktivitas. Maknanya kita kerja dan beraktivitas sesuai dengan
petunjuk Allah. Mulai dari niat kepada Allah, kemudian mempertunjukkan kerja
dan aktivitas dari rasa syukur yang terbaik yang bisa kita kerjkan,
mengevaluasi dan memperbaiki diri semakin baik dengan terus belajar dari
petunjuk Allah, beribadah dan beramal saleh untuk semakin percaya kepada Allah,
ketika kita menemui hambatan dan masalah, maka kita wajib kembali kepada Allah
minta pertolongan.
Kita lebih fokus kepada masalah yang kita hadapi dan akibatnya. Jarang kita fokus kepada kerjanya dan upaya memperbaikinya. Bisa jadi masalah itu dihadirkan Allah untuk menguji kita, apakah kita tetep berada di jalan Allah atau tidak ?
Hati-hati dengan
kerja kita yang suka melalaikan kita kepada (percaya) Allah dan porsi waktu
begitu besar hampir 80% dari kehidupan kita sehari-hari. Mari kita selalu
masukkan petunjuk (nilai) dari Allah dalam setiap kerja dan aktivitas kita.
No comments:
Post a Comment