Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Mengulang pikiran yang sama

Mengulang pikiran yang sama, maksudnya saya suka mengulang cara berpikir yang sama dan sudah tahu ada yang tidak pas. Tidak pas itu mengarahkan saya tidak melakukan apapun atau melakukan yang salah lagi. Hal sederhana, banyak orang makan pada waktunya padahal masih kenyang. Cara berpikir ini bukan perkara logika tapi nafsu (emosional). Tetep aja kita makan walaupun ala kadarnya ... selanjutnya makan beneran. Cara "berpikir" ini adalah salah tapi dilakukan juga. Akibatnya badan menjadi tidak sehat, baru sadar setelah merasakan badannya sakit atau tidak nyaman. Disisi lain, bagi mereka yang sibuk kerja, cara berpikir untuk menyelesaikan pekerjaan jauh lebih penting daripada makan. Saat waktu makan tiba, tetep mereka tidak makan. katanya,"tanggung makannya nanti saja". Cara berpikir seperti inipun tidak bener, bisa mengakibatkan stress dan sakit. Setelah itu barulah kita sadar dan tidak ingin mengulangnya lagi. Yang lebih heboh lagi adalah kita tahu solusinya tapi tidak dijalankan dengan bener.

Bagaimana jika kita mengimajinasikan keinginan, kita pengen meraihnya. Tapi apa yang terjadi ? Pada saat itu pula kita berpikir tentang ketakutan tidak bisa diwujudkan karena banyak hambatan. Sepertinya cara berpikir seperti ini sudah jadi paket, ada keinginan maka ada pula pikiran negatif yang menghambat. Apakah kita tahu ? Sudah berulang kali, masak sih kita tidak tahu ? Kita tahulah itu berujung kepada tidak melakukan apapun terhadap keinginan kita atau kita melakukan kesalahan yang berulang. Sekali lagi, kita sudah tahu harus berbuat apa. Boleh dong kita berpikir tidak seperti biasanya, setiap ada keinginan tidak dilanjutkan dengan berpikir hambatannya tapi fokus bagaimana cara mewujudkan keinginan. Misalkan kita pengen bepergian ke rumah saudara, jangan berpikir negatif,"takut ngga ada dirumah" atau "apakah saudara saya ada waktu" dan sebagainya. Keinginan untuk bepergian ke rumah saudara, maka terus berpikir menaiki kendaraan dan jalan. Kalau pun hujan, maka tinggal pake jas hujan dan terus jalan. Akhirnya kita sampai di tujuan. Yuk ubah cara berpikir kita selama ini sangat serius memikirkan hambatannya daripada memikirkan bagaimana cara mewujudkan keinginan kita. Nggak usah dipikirin aja hambatan itu pasti ada, jadi fokus melangkah dan sikapi hambatan agar fokus kita semakin tajam

Bagaimana keinginan saya kerja yang bener ? Hilangkan pikiran negatif dan gantikan dengan pikiran positif, kerja yang bener itu mesti disiplin. Tapi apakah saya bisa bangun pagi dan berangkat kerja lebih awal ? Singkirkan pikiran ini. Tidurlah lebih awal dan dibantu alarm HP, Insya Allah saya bisa bangun pagi. Lanjutan berpikir positifnya adalah mandi dan sarapan, lanjut berangkat kerja. Sampai di kantor lalu mempersiapkan diri untuk siap kerja dan seterusnya. pasti ada masalah seperti jalanan macet, nggak masalah sebetulnya karena berangkat lebih pagi. Yang masalah adalah perasaan saya yang nggak enak (nggak tenang). Sikapi masalah ini dengan banyak zikir dan bila perlu dengerin musik. Maka macet bukan lagi masalah, bisa saya lewati. Begitu juga dengan hambatan yang ada, sebenarnya hanya ingin mengajak saya berpikir semakin bener.

Kesimpulannya ... perhatikan cara berpikir kita selama ini. Kalau sudah tahu salah atau tidak memberikan kebaikan kepada kita, maka tidak perlu diulangi lagi. Sekali lagi, saat kita harus makan, maka makanlah secukupnya dan lanjutkan kerja. Saat kita kerja dan sudah waktunya makan, maka makanlah. Apapun masalah yang muncul setelah kita makan, maka sikapi dengan bener aja. Saat ada keinginan yang lebih baik, maka berpikirlah untuk mewujudkannya. Adapun hambatan dan masalah yang muncul tinggal disikapi dengan bener aja. 



Saat kita sudah bisa berpikir yang bener, maka cara berpikir itu bisa kita ulangi untuk hal yang berbeda. Insya Allah banyak yang bisa kita dapatkan dan menemukan ilmu yang baru yang sangat berguna menghadapi kerja dan kehidupan kita berikutnya.  



Semoga kita selalu dilimpahkan ilmu dan kesadaran untuk berpikir lebih baik tidak dengan nafsu (perasaan) dan dibimbing oleh hati,



No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...