Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Kok mau marah sih ?

Kok mau marah sih ? Itulah yang sering dialami banyak orang termasuk saya. Kayaknya jarang ada yang tidak pernah marah. Siapa ya ? Pastilah semua orang pernah marah atau emosi. Terus ada yang bilang,"15 menit marah berarti kehilangan kebahagiaan 15 menit". Sebenarnya orang marah itu sudah tidak bahagia, tapi setelah marah juga bikin tidak bahagia. Marahnya sih 15 menit tapi ngedumelnya bisa 60 menit hingga 1 hari kebawa terus dalam emosi dan pikiran kita. Jadi bahaya marah itu bukan sekedar 5 menit tapi dampaknya masih marah sekian jam kemudian. 5 menit marah 60 menit hilang kebahagiaan.

Kalau marah itu ada dan tidak mudah dihilangkan, maka seharusnya kita tidak perlu pedulikan. Marah ya marah aja, abis itu selesai. Ada yang marah bisa seperti itu, tapi dimarahin tetap aja mikirin dan emosi berkepanjangaan. Sebenarnya orang marah itu mengharapkan keinginannya dijalani oleh orang lain, atau paling tidak yang dimarahi mesti mengerti dan memahaminya. Apakah kita bisa mengajak atau mengubah orang lain mengikuti apa yang kita inginkan ? Mungkin bisa dan sesuai juga dengan orang lainnya. 100% pasti tidak bisa, maka marah itu tetep ada.

Beberapa faktor yang bisa mengurangi marahnya kita, Pertama dimarahin juga orang tidak berubah. Apakah cara marah itu solusi ? Sedangkan marah itu merusak kesehatan kita sendiri. Lalu ajarin aja dan ajak orang lain itu mengerjakan apa yang kita mau dengan santun. Tapi udah diajarin berkali-kali tetep aja bikin marah. Marah itu tanda kita tidak mampu menguasai diri kita sendiri untuk mengerjakan apa yang kita inginkan terjadi. Bertanyalah kepada diri sendiri, apakah kita sudah memberitahu dan mengajarkan dengan santun dan detail sesuai kemampuan orang lain itu ? kalau sudah artinya tercapai kesepakatan dan marah itu terhindarkan. Tapi kalau belum paham, maka kita yang introspeksi diri untuk terus melakukan komunikasi agar penjelasan kita dipahami dengan bener dan pasti kita wajib kontrol step by stepnya agar dikoreksi.

Faktor kedua adalah tidak ada orang yang sempurna, jangan asal salah dimarahin. Bukankah kita juga pernah dimarahin orang lain juga. Berempati kepada orang yang dimarahin, logika atau pesan marahnya itu baik, tapi perasaan yang dimarahin terluka. Disinilah logika apapun yang baik kalah dengan perasaan yang terluka, orang yang dimarahin pasti membela diri dan melawan agar dirinya menjadi aman. Tanpa empati, maka marah itu berseri dan tidak pernah selesai. Padahal hati kecil kita tidak ingin marah.

Alih-alih fokus untuk tidak marah, apakah nggak sebaiknya kita mengambil sikap yang berbeda ? Apa itu ? Kalau marah itu terjadi, maka dengan berani dan ikhlas kita meminta maaf dan memperbaiki diri. Dengan meminta maaf kepada yang dimarahin, bisa mengobati perasaan yang terluka. Apalagi kita berani memperbaiki diri menjadikan orang lain respek kepada kita. Seiringnya waktu sikap di atas membuat kita tidak sering marah lagi.

Pesan yang sering diucapkan saat orang marah adalah "sabar, sabar". Sabar itu urusan hati BUKAN perasaan/emosi kita. Ucapan sabar itu lebih baik dilakukan oleh yang dimarahin, yaitu tidak panik dan merespon juga dengan marah. Sabar itu mengajak kita empati dengan marah bahwa ada keinginannya yang tidak sesuai. Maka meminta maaf kepada yang marah adalah jalan terbaik dan segera memperbaikinya.

Alangkah indahnya jika saat ada yang marah, kita yang dimarahin berani meminta maaf dan berani memperbaiki diri. keadaan ini bisa mengubah perilaku orang yang marah, syukur-syukur bisa diikuti yang marah juga dengan meminta maaf dan memperbaiki diri. Jika kita marah 5 menit, maka selebihnya kita bisa bahagia. Karena kita mengerjakan kebaikan dengan meminta maaf dan memperbaiki diri, sikap dan perilaku ini disenangi oleh Allah. 


Anda ingin menambah wawasan dan ketrampilan untuk bersemangat dalam kerja, e-Book saya hadir untuk itu. Hanya dengan Rp 50.000 saja Anda mendapatkan e-Book dan e-Book pendampingnya serta siap dibantu pendampingan dalam menemukan semangat kerja yang konsisten.

Hubungi sekarang WA 081310737352
 


No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...