Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

E-Book Semangat kerja yang konsisten

Bismillahirrahmanirrahiim, Insya Allah rekan-rekan terus diberi kebaikan hari ini dan diberikan kemampuan untuk mengerjakan kerja dan aktivitas dengan baik.


Saya ingin berbagi dalam beberapa E-Book tentang kerja dan keyakinan kepada Allah (beriman). Mungkin Anda bilang,"selama ini saya sudah beriman (shalat dan sedekah) dan juga kerja". Tapi apakah iya ? Benar kedua hal itu sudah dikerjakan, tapi seperti apakah hubungannya ? Apakah saling terpisah atau terhubung ? pastilah Anda bilang terhubung, "saya shalat agar kerja lancar, berdoa juga".

baiklah untuk menguji hubungan iman dan kerja, perlu kita cek tentang apakah iman kita bertambah dengan kerja yang kita lakukan ?

1. Bertambah baikkah iman kita (shalat semakin khusyuk dan sedekah makin banyak) dengan kerja yang kita lakukan ? Bagaimana dengan waktu shalatnya, apakah tepat waktu ?

2. Sama halnya jika ibadah (iman) kita semakin meningkat, apakah kerja kita semakin produktif ?

Dua pertanyaan di atas menjadi ukuran keterikatan antara iman dan kerja. Memang kita kerja cari nafkah (rezeki), tapi dimana efek ibadah (iman) nya ?

Kami memberanikan diri untuk mengharmoniskan keduanya, dari satu judul ke judul E-Book merupakan buah pikir dan pengalaman kerja. E-Book pertama ini mengajak kita menjalani sebuah kerja atau aktivitas dengan dorongan yang benar. "saya beriman maka saya bersemangat".

Semangat menjadi energi awal kita bisa mengerjakan sesuatu. Darimana semangat itu bisa hadir ? Apakah mesti dicari atau dihadirkan ? atau semangat itu merupakan respon dari pikiran kita. Semoga pada tulisan berikutnya kita bahas lebih detail tentang semangat kerja.


Respon cepat dan semangat

 Apa yang yang terjadi lagi kerja, dan diminta menghadap ke atasan. Untuk apa ? ternyata atasan Anda memberikan pekerjaan yang harus selesai hari itu juga. Anda bisa jadi menjawab,"tidak bisa pak karena saya masih banyak kerjaan". Apa sih sebenarnya yang terjadi ? 

1. Jawaban itu adalah respon Anda terhadap apa yang dihadapi tidak suka. Yang namanya respon cepat (tanpa berpikir) cenderung negatif dan diikuti dengan tindakan (kerja) negatif, sekalipun Anda kerjakan tapi kerjanya terpaksa. Keadaan ini tidak ada kebaikan sama sekalian, dan bahkan membuat kita tambah malas, tidak semangat semangat turun.

2. Ada jawaban lain yaitu ,"malas". memang diawalnya sudah tidak ada semangat dan menjadi semakin lemah dengan apa yang dihadapi saat itu.

3. Jika yang dihadapin itu sebuah pekerjaan, maka Anda sudah mengukur duluan tentang kemampuan Anda dengan pekerjaan. Jawabannya cenderung,"tidak bisa karena saya belum pernah mengerjakannya atau kok bukan yang lain ?" dan banyak alasannya. 

Ketiga respon atau jawaban di atas seringkali spontan dan terjadi sangat cepat, bisa jadi sudah siap untuk disampaikan. Karena semua itu sudah terdapat di memori pikiran (tersimpan dalam alam bawah sadar). Itulah bawaan emosi atau nafsu yang lebih mudah terjadi dibandingkan Anda mikir dulu. Jika ini yang terjadi (sikap negatif) ini berlanjut kepada tindakan negatif. Bisa saja Anda mengerjakan pekerjaan itu tapi dalam keadaan terpaksa (tidak nyaman), bisa sih selesai pekerjaannya ... Anda mengalami sesuatu yang buruk pada tubuh dan  pikiran, hasilnya tidak berdampak baik kepada Anda. 

Lalu mesti seperti apa ? Perhatikan beberapa kejadian, banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan bukan karena kita memiliki ilmu dan ketrampilan (alasan no. 3), tetapi karena kita memiliki semangat (kerja). Semangat yang ada mendorong kita belajar yang akhirnya membuat kita menemukann cara mengerjakan pekerjaan tersebut (bertambah ilmu kita). Semangat yang hadir itu bertambah (meningkat) karena kita memiliki harapan dengan pekerjaan itu, bisa berupa harapan mendapatkan ilmu, uang, perhatian dan sebagainya. Ada juga harapan itu berupa keridhaan Allah sehingga kita mengerjakannya karena berbuat amal saleh.

Bayangkan saat kita menghadapi pekerjaan yang banyak dan untuk waktu yang pendek, maka spontan kita mengatakan tidak bisa. Tapi bagaimana jika kita mulai menjadi pendengar yang baik (untuk memahami detail pekerjaan tersebut) ? Kita banyak bertanya untuk tahu lebih banyak. Keadaan ini ternyata membuat kita berpikir (tidak lagi emosional/spontan). Saat awal kita sudah memiliki semangat dan bertambah semangat lagi karena kita berpikir ini adalah harapan (asa) jika saya dapat mengerjakannya. Pekerjaan itu adalah amanah dari Allah lewat seseorang untuk menguji kita, apakah kita bersyukur dengan memanfaat pikiran dan fisik untuk mengerjakannya atau kita tidak bersyukur dengan menolak ? Dengan modal semangat yang semakin tinggi dan berbekal komunikasi yang baik menjadi modal untuk memulai. Sekalipun tidak ada ilmu dan ketrampilan, kesungguhan dalam mengerjakannya (jihad beramal saleh) mengantarkan kita dibimbing Allah dengan petunjukNya. Akhirnya step by step semua pekerjaan itu bisa dilalui. Kita bertambah semangat karena hasil yang memuaskan, kita bertambah ilmu dan ketrampilan dan kita disenangi oleh orang yang dititipkan Allah amanah, yang pasti kita bisa beramal saleh. "Jika kita beramal saleh sedang kita beriman dan mengerjakan dengan petunjuk Allah, maka Allah mengampuni kesalahan kita dan memperbaiki keadaan kita (QS Muhammad, 47 : 2).

Insya Allah dengan selalu berpikir utuk mendapatkan keridhaan Allah, maka jadikan semua aktivitas sebagai amal saleh.



                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            

E-book Semangat kerja yang konsisten

 Mulai saat ini saya menerbitkan e-book tentang dunia kerja dan keterkaitannya dengan agama islam (Allah). Banyak hal yang terjadi bahwa kerja itu ya kerja untuk mencari uang, lalu uang yang didapat dikeluarkan untuk kebutuhan hidup. Karena kerja adalah kerja, hanya sebatas mencari uang, maka kita hanya mengaitkannya dengan niat ... Niat saya kerja untuk menafkahi keluarga dan ini kita anggap sudah bernuansa agama.

Sebenarnya semua aktivitas apapun atas izin Allah, maka kerja itupun atas izin Allah. Izin bisa berupa diizinkan tapi tidak diridhai (tidak diberikan petunjuk dan pendampingan) atau izin yang diridhai karena mengerjakannya sesuai petunjuk Allah. Dalam e-book "semangat kerja yang konsisten" membahas bagaimana kita bisa kerja dengan dasar iman, bukan kerja menyesuaikan dengan iman.

Insya Allah e-book "Semangat kerja yang konsisten" terbuka untuk sharing dan konsultasi di WA 087823659247. Saya pun mengeluarkan newsletter tentang rencana aksi tentang semangat. E-Book bisa dipesan dengan harga Rp 50.000 dengan bonus workbook dan power pointnya.



Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...