Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Komunikasi = Bicara

Berkomunikasi adalah berbincang satu sama lain dengan niat yang baik. Apa hubungannya dengan silaturahmi ? Silaturahmi adalah forum komunikasi yang menganggap lawan kita adalah saudara, yaitu memlihara hubungan persaudaraan dan menambah nilai persaudaraan
Apakah bisa kita berkomunikasi tanpa bicara atau tidak lancar dalam bicara ? Bagaimana dengan kita yang bicara tidak mudah dipahami orang lain ? Kedua hal ini pasti menyulitkan komunikasi sehingga silaturahmi itu menjadi kurang terjalin (kurang lancar).
Teringat dengan hadist yang memuat makna "tidak masuk syurga mereka yang memutuskan silaturahmi", ada beberapa tafsiran :
1. Orang memutuskan silaturahmi adalah mereka yang memang membenci komunikasi dengan orang lain.
2. Bisa juga orang yang dulu bersilaturahmi kemudian terlutus karena sesuatu hal yang buruk
3. memungkinkan juga yang memang lalai dalam menjalain hubungan silaturahmi, apalagi dulunya sudah terjalain silaturahmi
4. Memungkinkan pula orang yang hanya berkomunikasi atas dasar ada kebutuhan saja karena tugas atau kerjasama. Bukankah seharusnya komunikasi yang ada bisa menjadi bersaudara dengan bersilaturahmi
atau ada kondisi lain menurut Anda ? Yang penting harus ada dua atau lebih orang yang berhubungan dengan ikhlas dan saling menebar kebaikan. karena komunikasi itu adalah bicara, maka yang mendasar selain niat ada faktor penting dalam silaturahmi yaitu becara atau bisa ngomong.
Bisa dibayangkan bahwa seseorang yang pendiam (tidak banyak bicara) yang sedang berkomunikasi untuk menciptakan silaturahmi ..... menjadi "nggak nyaman" atau "sekedar basa-basi" sehingga silaturahmi itu tidak tercipta dengan baik. Apa yang terjadi dengan mereka yang diam alias tidak pandai bicara ? Mereka cenderung menyendiri dan tidak "bergaul" dengan yang lain. Kalau ada pertemuan mereka menghindar.
Maka menjadi sebuah kebutuhan bagi mereka yang diam agar tidak menghindar dari silaturahmi dengan banyak belajar bicara. Dan teman atau saudara yang bisa bicara wajib memahami saudara yang diam untuk terus menyambungkan silaturahmi dengan mengajak bicara. Termasukkah mereka yang memutuskan silaturahmi itu mereka yang tidak mau mengajajk yang diam bicara atau orang yang diam yang tidak mau belajar bicara dengan baik ? Insya Allah ini adalah peringatan bagi kita semua untuk benar-benar menciptakan silaturahmi dan jangan sampai lalai karena kesibukan atau tidak mau memahami orang lain.
Insya Allah tulisan ini menjadi inspirasi kita semua untuk benar-benar menyambungkan silaturahmi, menyambungkan berarti ada inisiatif dari siapa saja agar kita semua menjadi saudara.

Tidak tahu

mana yang enak, tahu atau tidak tahu ? Banyak orang memilih nyaman kalau tahu, karena dengan tahu banyak hal bisa dikerjakan.Ada juga sih yang tahu tapi malah tidak melakukan sesuatu, bisa takut atau malas. Dengan kita tahu tentang sesuatu maka kita memiliki tanggung jawab atas apa yang apa yang kita tahu. Jika tidak tahu maka kita tidak melakukan apapun.
Jika ditanya, apakah sebenarnya kita tahu tentang banyak hal atau tahu lebih detail ? Banyak tahu sih. Lalu buat apa tahu banyak ? Ujung dari kita tahu adalah tindakan atau perbuatan. Apa bedanya orang yang tahu banyak dengan mereka yang tahunya tidak banyak ? Yang tahu banyak pasti banyak hal yang bisa dikerjakan dan sebaliknya orang yang tahu sedikit. Tidak sampai di sini saja hal baiknya, tapi ada hal buruknya
Mari kita dalami tentang tidak tahu, tidak tahu bukan berarti seseorang tidak melakukan sesuatu. Perhatikan ada orang yang ilmunya sedikit, maka dia hanya melakukan yang bisa dilakukannya sekalipun salah. Hasilnya ada dan sesuai dengan ketidaktahuannya. Jika kita telusuri maka diperoleh bahwa orang yang tidak tahu mempunyai fokus pada tindakannya maka mereka memiliki kuantitas tindakan. Kerja dan kerja. ketidaktahuannya mendorong selalu fokus untuk mengerjakannya, jika tidak berkenan (susah atau mengalami kesulitan) maka orang ini segera merubah tindakannya dengan harapan hasil yang diperoleh lebih baik. Begitulah seterusnya ... selalu melakukan perubahan pada tindakan.Apa yang terjadi selanjutnya ? mereka menjadi tahu, kalau mengerjakan ini maka hasilnya ini yang sudah terbukti. Bagaimana mereka yang tahu ? orang yang tahu dari pengetahuan (bukan pelakunya) maka mereka selalu mengacu(fokus) kepada ilmunya dengan menganalisanya. Setiap tindakan yang tidak menghasilkan sesuatu maka mereka kembali menyalahkan ilmunya, barulah melakukan tindakan baru lagi. Ada kecenderungan tidak berani untuk melakukan tindakan jika tidak tahu.
Tahu dulu baru mengerjakan sesuatu itu baik, tapi kita banyak bertarung dengan diri kita sendiri untuk memulainya. Tahu dan tidak tahu BUKAN sekedar untuk menjadkan kita PINTAR (tahu tentang sesuatu), menjadi bermakna pada tindakan dan hasil yang ingin diraih. Perhatikan lagi bahwa orang yang tahu pun tidak merasa yakin dengan apa yang dikerjakannya memberikan hasil sesuai harapan. semestinya tahu atau tidak tahu tetap membutuhkan keberanian untuk melakukannya. Ilmu perlu tapi kita perlu keberanian untuk mengerjakan, orang yang berilmu belum tentu mampu mengamalkannya dan orang yang tidak tahu sangat ingin tahu tapi dia hanya bisa mengerjakan apapun yang dia bisa agar tahu.  
1. Tidak tahu itu ada baiknya karena mendorong kita untuk fokus bergerak melakukan sesuatu
2. Tapi banyak orang ingin tahu dulu baru mengerjakannya agar tidak banyak energi yang terbuang (sia-sia)
Tidak tahu ingin tahu hasilnya dan yang sudah tahu juga ingin tahu hasilnya (apakah benar ?). Maka hasil itu bisa diketahui jika sudah dikerjakan. Maka kerjakanlah sesuai apa yang kita tahu atau apa yang kita tidak tahu. Kita BUKANlah penentu hasil akhir, maka teruslah kerja dan kerja yang semakin baik.
Sisi lain, sejak lahir kita tidak berdaya dan pasti tidak tahu ...... akhirnya kita tahu karena kita belajar atau kita mengerjakannya. Kok kita bisa melakukan sesuatu atau kok kita tahu tentang banyak hal ? Kita ngakunya karena kita belajar dan melakukan sesuatu, tapi sebenarnya kita itu tidak tahu apa-apa. Karena kita tidak tahu besok maka kita mengerjakan sesuatu hari ini. 
Karena kita tidak tahu kapan kita memiliki pendapatan yang lebih baik maka kita mengerjakan banyak hari ini.
Karena kita tidak tahu kapan kita menikah maka kita pun berusaha berteman dan silaturahmi
Karena kita tidak tahu banyak hal maka kita mengerjakannya sekarang
karena kita tidak tahu maka kita pun berdoa
Jadi tidak tahu itu tidak mesti disesali tapi kerjakan yang bisa, Allah membuat kita tidak tahu agar mau belajar hingga jadi tahu. Jika sudah tahu, tidak perlu jadi sombong karena Allah menguji kita apakah kita mengerjakannya apa tidak ? Disinilah kita merasa menjadi makhluk Allah. 
Bagaimana dengan yang satu ini, 
Tapi mengapa kita yang tidak tahu kematian kita ? kok tidak mempersiapkannya sekarang ?


Sesat dan kebaikan

Kata sesat sering diungkap dalam Al Qur'an, yang menunjukkan orang yang tidak berada di jalan Allah. Kok bisa sesat ? Bisa jadi karena memang disesatkan Allah karena akhlaknya yang dinilai Allah tidak baik, atau memang orang yang sesat itu tidak tahu jalannya atau caranya. dan terakhir bisa juga memang petunjuk yang digunakan orang tersebut salah.
Apakah ada sesat di akhirat ? kesesatan itu ada di dunia, makna sesat di akhirat merupakan hasil dari kesesatan di dunia. Allah mengingatkan bahwa jika kita sesat dan tidak mempedulikan peringatan dan sombong, maka Allah membiarkan kita dalam kesesatan itu. Sebaliknya ada kata sesat adapula kata kebaikan.
Apa itu kebiakan ? kebaikan bisa jadi perbuatan yang mengandung kebaikan dan kebaikan itu berupa rahmat Allah yang diberikan kepada kita. Setiap hari kita berdoa memohon kebaikan di dunia dan di akhirat. Yang jadi pertanyaannya, kapan doa kita itu dikabulkan ? Apakah kita tahu doa itu dikabulkan ? Paling kita merasa dan setelah terjadi, kita menganggap iniilah permohonan kita dikabulkan.
Doa kita ..... adalah keinginan kita. Kebaikan di dunia dan di akhirat.kebaikan di akhirat itu adalah hasil dari kebaikan di dunia. jadi yang mesti kita lakukan adalah melakukan hal baik untuk memperoleh kebaikan di dunia yang dirahmati Allah, yang dampaknya pada kebaikan di akhirat. Perhatikan lagi, jika kita memilih akhirat (kebaikan) maka Allah memberikan ke baikan di dunia. Hal ini hanya bisa dilakukan jika kita mengamalkan petunjuk Allah. Petunjuk Allah yang kita jalani di dunia adalah jalan yang tidak sesat di dunia dan di akhirat. Kebaikan di dunia dan diakhirat itu satu kesatuan, baik di dunia belum tentu baik di akhirat. Tapi baik di akhirat memberikan kebaikan di dunia. Jadi lakukan di dunia berupa kebaikan yang memenuhi kebaikan di akhirat
Agar kita tidak sesat sesuai penjelasan di atas maka kita mesti melakukan :
1. Belajar dan memahami petunjuk Allah baik yang ada di Al Qur'an dan di alam semesta ini sekalipun kita sudah muslim. Banyak orang muslim yang juga tidak berjalan di jalan yang baik (alias sesat). Jadi begitulah kita diajak untuk terus belajar sampai usia kita, belajar dan mengajarkan yang utama adalah tentang Al Qur'an, petunjuk kebiakan di dunia dan memberikan kebaikan pula di akhirat
2. Terus berlatih dan menyempurnakan amalan dari petunjuk Allah.
3. Berdoa untuk diizinkan dan dimampukan dalam menjalani petunjuk Allah
4. Melakukan semua itu dengan kosisten atau istiqamah.
Sudahkah kita menjalani hal ini ? Bayangkan kita yang ingin kebaikan di dunia dan akhirat hanya dengan berdoa aja tanpa mau belajar petunjuk Allah ? sudahkah kita membaca dan mau memahami Al Qur'an ?
Doa kita sudah baik, alangkah lebih baik lagi dengan mengerjakan apa yang kita doakan. Insya Allah kita diizinkan dan diberikan kebaikan. Doa kita memohon kebaikan di dunia dan di akhirat, artinya kita mesti mengerjakan apa yang kita minta yaitu kebaikan di dunia dan di akhirat. Apa yang kita kerjakan ? Kita bisa mengerjakan jika ada ilmunya (petunjukNya). Maka bacalah dan pahami betul Al Qur'an dengan ilmu yang benar agar kita tidak tersesat. Terapkan semua petunjuk Allah dengan sempurna di dalam kehidupan kita, Insya Allah, Allah memberikan kebaikan di dunia dengan ilmu yang diberikan Allah (yang kita usahakan dengan belajar), kebaikan berupa kemudahan dan kelancaran (yang gigih kita ulang agar menjadi sempurna), kebaikan hati yang tenang (yang mana kita terus untuk beribadah dan beramal) .... kebaikan itu pun Allah berikan karena Allah sayang dengan kita atas apapun yang kita lakukan yang sesuai syariat Islam.
Jangan sampai kita sesat dan dibiarkan sesat karena merasa membaca petunjuk Allah itu tidak wajib ... bukan sekedar membaca Al Qur'an itu untuk anak kecil atau ulama untuk bahan ceramah.

Merasa lebih baik

Ada penyakit dari hati kita yang sering meninakbobokan kita, yaitu kita merasa lebih baik dari orang lain. Kondisi ini karena kita ingin terlihat dari orang di sekitar kita dan membuat kita menjadi PD dalam pergaualan. Sebaliknya jika kita tidak lebih baik dari orang lain membuat kita merasa tidak nyaman dan minder. Keadaan ini terus-menerus mendorong kita untuk membandingkan diri kita dengan yang lain dan tak pernah habis
Aktivitas kita untuk menilai dan membandingkan orang lain itu cenderung memaksa kita pada keadaan yang tidak nyaman dan buruk. Bisa jadi apa pun yang kita lakukan menjadi tidak ikhlas karena selalu ada pembanding BUKAN karena Allah. Renungkan saja, buat apa kita menjadi lebih baik ? Begitu banyak dan besar untuk dibandingkan.
bagaimana jika kita mengukur diri kita terhadap apa yang sudah kita lakukan atau miliki ? Jika saya belum punya motor dan pengen punya motor maka kita berusaha dengan target kita sendiri yang sudah ditetapkan. Keadaan menjadi sangat buruk jika kita bandingkan dengan motor orang lain yang beragam yang membuat kita pusing, mana yang bagus ? Jika kita belum disiplin maka kita bisa merasa lebih baik dengan meningkatkan disiplin
mau merasa lebih baik lagi ? Buatlah list nilai diri kita saat ini baik dinilai secara skore atau parameter tertentu. Lalu buatlah akvitas untuk lebih baik lagi ... dari hari ke hari
Contoh :
1. saat ini bangun pagi 05:00 maka lakukan aktivitas agar bisa bangun 04:30
2. hadir di kantor 08:30 maka lakukan aktivitas (berangkat lebih pagi dari biasanya).
3. banyak lagi
Bayangkan kita bisa melakukan aktivitas-aktivitas yang sederhana untuk bisa membuat kita merasa lebih baik ..... dan bayangkan dalam waktu 2 bulan atau 3 bulan.
Insya Allah merasa lebih baik itu tak perlu melihat orang lain tapi lihatlah diri kita sendiri dan lakukan aktivitas yang membuat kita semakin baik.

Kok belum taubat ?

Bayangkan kita diminta bantuan sama seseorang tapi orang itu pernah melakukan kesalahan yanb bagi kita tidak suka. Apakah kita mau membantu orang itu ? Kebanyakan orang masih memikirkan kesalahannya dan menjadi ukuran untuk menyetujui bantuan kita. Jika orang itu meminta maaf maka rasanya kita pun oke. Dan dengan rasa kemanusian kita bisa membantunya
Bagaimana kejadian itu antara kita dan Allah ? Kita pasti merasa bagaimana Allah mau menolong saya sedangkan dosa kita banyak. Sekalipun Allah itu ar rahman ar rahiim. Sepantasnyalah kita memohon ampunan dan bertaubat agar Allah ridha dan Insya Allah kita diberikan kenikmatan dan karuniaNya. Maka dari bertaubat itu menjadi penting dan langkah awal kita untu dekat kepada Allah.
Mensucikan hati ini jauh lebih utama sebelum kita beribadah dan beramal. Wadah atau yang kotor menjadi wadah kurang baik untu ibafah dan amal saleh. Mari kita bertaubat dengan shalat taubat dan selalu memohon doa. Dan mengikutinya dengan ibadah dan amal yang ikhlas.
Ya Allah berllah kami petunjuk dan hidayah untu selalu ingat kepadaMu dan mampu membersihkan hati kami. Aamiin

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...