Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Mager ?

 Kata  Mager sudah menambah kosa kata dalam bahasa gaul, terutama anak muda. Mager merupakan singkatan malas gerak alias tidak mau gerak dan tidak mau beraktivitas. Saya ingin mengatakan jika sudah ada kata malas, maka sudah pasti tidak ada aktivitas apapun. Salah satu mager itu seperti santai atau istirahat yang berkelanjutan, tadinya niatnya untuk melepaskan lelah. Atau di lain sisi juga terjadi saat saya tidak memiliki aktivitas.

Malas atau mager adalah distraksi yang merusak produktivitas saya. Tanpa disadari malas atau mager ini terjadi begitu saja dan sangat tidak mudah untuk mengalahkannya. Terkadang malas atau mager saya dihilang karena orang lain yang "menyuruh" (berkuasa). Malas atau mager itu sering ditunjukkan oleh alasan-alasan agar terlihat saya "merasa capek" atau "ada kerjaan abis ini". Adapun alasan itu adalah upaya saya untuk meneruskan kemalasan tersebut, memanjakan saya dan pasti merusak kualitas pribadi saya.

Ada beberapa cara untuk mengalahkan malas atau mager, yaitu memiliki kemauan yang kuat dan dimana saya terdesak dengan waktu. Tadinya saya santai di pagi hari dengan nonton TV, tapi karena waktu saya langsung berangkat kerja. Atau karena ingin mendapatkan sesuatu, maka saya langsung beraktivitas. Semua berujung kepada bersegera beraktivitas, itulah cara saya mengalahkan malas atau mager.

Disisi lain, agama Islam mengajarkan saya untuk berdoa, berlindung dari rasa malas. Rasa malas itu dekat dengan setan. Setan tidak suka dan suka menggoda saya agar jadi malas, bisa jadi dengan beraktivitas memberi kebaikan bagi saya. Apalagi aktivitas itu menuju Allah. Bisa jadi malas atau mager itu dimulai dari diri saya dan dikuatkan oleh setan dengan pikiran yang menyesatkan. Atau sebaliknya setan menggoda dengan pikiran yang sesat dan saya pun mengiyakannya.

Selama puasa, malas itu bisa dijadikan pikiran sesat dari setan. "kalau beraktivitas bikin lapar dan bisa merusak puasa, istirahat aja atau aktivitas seperlu aja". Untuk itu saya mesti mengalihkan malas atau mager dengan berani beraktivitas yang ringan dan bisa dilanjutkan kepada yang saya ingin kerjakan. Intinya saya mesti bergerak atau beraktivitas, apapun itu. Seiring waktu malas atau mager itu berkurang dan sampai hilang. Saya menjauhkan diri dari lokasi atau suasana yang bikin saya mau istirahat atau santai dan memelihara diri saya untuk selalu beraktivitas.

Insya Allah saya dijauhkan dari rasa malas dan sayapun mesti banyak hal yang ingin dikerjakan. Kultum motivasi ini tidak lain untuk memberdayakan diri saya agar selalu menjadi orang yang berkualitas.



 


 


 











Merasa sendiri

 Banyak orang yang sudah lelah, dapat merasa (merenungkan) dirinya bahwa dia tak mampu dan apa yang diraih ternyata tidak seberapa. Saat sakit, kita merasa diri kita yang tidak mampu dan pasrah. Tidak punya uang pun membuat kita merasa ...
Tapi ingatlah bahwa dalam keadaan merasa itu kita juga merasa ada Allah. Tetap terus berharap rahmat Allah agar hidup kita terbimbing
Insya Allah tulisan ini dapat memberdayakan diri kita untuk semakin baik walaupun dalam kondisi tidak menyenangkan. Kultum ini untuk memotivasi diri kita.


Kita adalah kebiasaan kita

 Apakah yang masih terus Anda lakukan ? Seorang karyawan bilang, "Saya selalu datang lebih awal baik masuk kerja atau ada event atau ada meeting". Beginilah kebiasaan menjadikan seseorang dinilai dan merupakan nilai dirinya. Orang sekitarnya bilang,"Dia orangnya disiplin dan tepat waktu". Sebaliknya ada orang dikenal sebagai "suka ngobrol". Mengapa begitu ? Karena memang kebiasaannya yang suka menghabiskan waktunya untuk ngobrol. Kita adalah kebiasaan kita.

Kebiasaan itu telah membuat diri kita tanpa mikir lagi sudah terbentuk aktivitas/kerja di waktu tertentu atau pada waktunya. Kita yang biasa makan jam 12:00 (waktu istirahat), maka tubuh ini secara otomatis segera makan pada jam 12:00. Semua ini terbentuk karena sebelumnya kita selalu makan setiap hari jam 12:00. Ada juga kebiasaan karyawan yang pulang 1 jam setelah jadwal pulang kerja. Maka karyawan tidak bisa pulang kalau belum waktunya kecuali ada keperluan yang genting. Kebiasaan tidak mudah untuk diubah dengan menjadi kebiasaan baru. Kebiasaan itu sudah memiliki waktunya, polanya sendiri.

Apa yang terjadi jika kebiasaan itu tidak dikerjakan ? Misalkan biasa disiplin waktu, pada kondisi tertentu kita ubah menjadi datang terlambat. Bisa saja terjadi, dan dalam pelaksanaannya diri kita dibuat tidak tenang dan ada rasa kekhawatiran. Tetapi bisa saja perubahan hanya terjadi dalam beberapa kali saja dan akhirnya kembali kepada kebiasaan lama. Dalam kondisi memiliki kebiasaan yang "kurang positif" menjadi sangat tidak mudah untuk diubah dengan kebiasaan baru  (yang positif).

Hampir semua karyawan sudah memiliki kebiasaan-kebiasaan dalam kerja. Listkan kebiasaan-kebiasaan itu, ternyata kebiasaan kita itu tidak banyak, tapi menghabiskan banyak waktu. Apa akibatnya ? Kita sebagai karyawan menjadi kurang produktif dan tidak ingin berubah.

Ada beberapa karyawan bisa berubah karena dipaksa, tapi hal ini tidak baik dan berdampak buruk kepada kita sebagai karyawan. Ada cara yang bisa mendorong kita menciptakan kebiasaan baru yang lebih positif :

1. Sisihkan waktu 10 - 30 menit dalam sehari untuk melakukan aktivitas/kerja baru yang menuju kebiasaan yang ingin diciptakan. Pastikan waktu yang disisihkan ini tidak boleh terganggu oleh aktivitas rutin, atau jika terpaksa waktu yang disisihkan ini bisa dijadwalkan

2. Lakukan aktivitas/kerja baru sampai habis waktunya (sesuai waktu yang telah disisihkan.

3. Bekali sikap positif dan ilmu untuk melakukan aktivitas/ kerja baru agar menjadi mudah dan nyaman.

4. Konsistenkan semua point 1 - 3 setiap hari paling minimal 6 bulan ke depan.

5. Insya Allah terbentuk kebiasaan baru. 

6. Dan setiap kebiasaan baru atau lama bisa saja diganggu oleh rasa malas atau hal sejenisnya sehingga kita tidak melakukannya lagi. Sekali tidak mengerjakannya kita bilang,"nggak apa-apa". hati-hati keadaan ini bisa merusak kebiasaan, dan jika tidak kembali kepada kebiasaan yang sudah tercipta, maka hasilnya kebiasaan itu hilang.

Siapa kita adalah apa yang menjadi kebiasaan kita. Yuk ciptakan kebiasaan-kebiasaan positif yang terus diperbarui agar kita dapat menghadapi tantangan hidup hari ini. Kebiasaan adalah tindakan atau kerja atau aktivitas yang dilakukan berulang-ulang setiap hari. Ingin menjadi orang pintar, maka belajar setiap hari. Ingin disiplin, maka hargai waktu dengan benar setiap hari. 

Insya Allah kultum motivasi kali ini dapat menyadarkan kita untuk menjadi semakin baik hari ini. Caranya ? Siapkan diri untuk selalu memberdayakan diri dengan bersyukur dengan memanfaatkan apa yang ada pada diri kita saat ini.



Fokus puasa dengan ibadah taqwa

 Memulai puasa terasa berat dan kebanyakan orang merasakannya. Bisa jadi kita berubah kebiasaan, sebelumnya  normal menjadi bangun lebih pagi untuk sahur dan tidak makan dan minum sepanjang hari, menahan amarah dan kewajiban dalam selama puasa. Keadaan inilah yang mesti dilatih sejak hari pertama dan pasti agak berat di jalani. Kecuali mereka yang sudah terbiasa puasa sunnah, mereka yang terbiasa tidak nafsu makan dan minumnya, mereka yang mampu beradaptasi karena niatnya sangat baik kepada Allah.

Mau tidak mau di awal puasa kita menjalani puasa dengan sedikit ada konflik fisik dan niat yang kita lakukan puasa karena Allah. Fisik dan perasaan menjadi tidak mudah untuk menjalani niat puasa. Dengan kesibukan aktivitas dan kerja, puasa menjadi terasa lebih ringan. Apalagi aktivitas dan kerja itu memang di jalan Allah, diniatkan kepada Allah. Puasa menjadi terasa nyaman.

Puasa adalah niat puasa dan menjalaninya semakin baik (aktivitas/kerja). Niat puasa karena Allah untuk mencapai ketaqwaan. Artinya aktivitas kita pun mesti tertuju kepada nilai-nilai ketaqwaan, menjalani perintah dan petunjuk Allah dengan sabar dan sabar pula dengan tidak mengikuti larangan Allah. Agar puasa kita menjadi bermakna, maka kita mesti mengalihkan fokus tentang persepsi puasa itu menahan lapar dan haus menjadi puasa itu menuju ketaqwaan berupa aktivitas yang baik.

Insya Allah mengalihkan puasa bukan lagi sebagai persepsi menahan lapar dan haus, tetapi puasa adalah ibadah ketaqwaan berupa perbuatan yang baik yang Allah ridhai. Persepsi ini membangun diri kita semakin baik menjalani puasa. Ibadah puasa kita semakin hari semakin mudah.

Kultum kali ini membuat puasa menjadi lebih baik dalam pelaksaannya. Memberdayakan diri lewat pikiran yaitu fokus dengan persepsi yang kita miliki. Yuk motivasi diri kita lebih baik lagi.

Persaudaraan

 Apa makna persaudaraan bagi seseorang ? Tergantung bagaimana persaudaraan itu dibentuk sepanjang hidup, dari kecil sampai besar. Tetapi persaudaraan itu selalu hadir dalam jiwa seseorang, tapi seringkali ditutupi oleh kepentingan atau pola berpikir yang emosional saat terjadi. Misalkan seseorang yang sudah menikah, dapat saja dipengaruhi oleh pasangan dalam menentukan pilihan hidup. Keadaan ini dapat menutupi persaudaraan dengan hubungan dengan saudara kandung atau saudara keluarga besar.

Sebenarnya jika persaudaraan itu terjadi dengan benar, maka kita sebagai saudara kandung atau saudara dalam keluarga besar. Terjadi saling melengkapi dan saling membantu. kehidupan keluarga yang menyenangkan. Saat terpuruk, maka saudaralah yang bisa membantu menyelesaikan apapun masalahnya. Nilai persaudaraan itu mesti dipelihara dan diperkaya dengan interaksi antar saudara.

Apa yang mesti kita lakukan ? Yang pertama adalah selalu ada waktu untuk bersilaturahmi, 

a. Bertemu dan ngobrol bersama.

b. silaturahmi itu juga bisa saling mengunjungi dengan membawa semacam buah tangan sekalipun kecil

c. mengundang saudara di acara keluarga.

d. menyapa lewat HP menanyakan kabar dan bercerita ringan tentang kehidupan.

Selain silaturahmi, kita juga sebisanya memberi sesuatu yang menjadi kebahagiaan kita kepada saudara baik berupa makanan, uang, atau apa saja atas berbagi rezeki yang kita miliki. 

Nilai interaksi persaudaraan itu menjadi semakin kuat dan menikmati hasil interaksi itu dengan baik. Diantaranya bisa saling membantu, mengingatkan dan mensupport serta men-enrichment (meningkatkan kualitas hidup). 

Beberapa orang lebih suka membuat pertemenan  yang didahulukan seperti  saudara, tapi itu seharusnya dilakukan setelah pertalian persaudaraan itu ada. Insya Allah kita merasa penting dan wajib memuliakan pertalian persaudaraan atau pertemenan. Tak lain hal ini merupakan amal kebaikan di mata Allah, agar kita mendapatkan rahmaNya. 

Alhamdulillah renungan kehidupan ini menjadi materi yang tak pernah habis dalam kultum motivasi. Kultum motivasi ini menjadi pendorong untuk ingin memberdayakan diri menjadi semakin baik setiap hari. Alangkah bahagianya memiliki saudara dan memiliki temen yang secara beriringan untuk menjadi semakin baik.


Perjalanan

 Dalam hidup ini adalah sebuah perjalanan yang kadang ada tujuan dan kadang tidak ada tujuan yang jelas, pergi ke suatu tempat ya pergi aja. Yah bisa saja memang tanpa tujuan, hanya ketemu saudara dan menikmati suasana ya saja.

Memiliki tujuan dalam perjalanan hidup itu membuat ada daya tarik dan semangat. Maka dalam perjalanan itu ada yang bikin bete dan ada pula yang menyenangkan. Saat bete, masih ada upaya untuk menghilangkannya karena kita memiliki tujuan. Sikap dan perilaku kita selalu positif saat bete sehingga perjalanan kita menjadi lebih baik. Yang repot adalah saat kita terbawa emosi saat bete, bisa jadi kebeteannya berlangsung lama dan merusak perjalanan kita.

Tetapi adakalanya juga dalam perjalanan yang hanya iseng saja dapat memberikan kenyamanan selama perjalanan. Seperti tidak ada beban menjalani perjalanan tersebut. Tanpa beban tersebut membuat kita tidak perlu risau dan jarang betenya, tapi kurang menarik dan menyenangkan.

Bolehlah kita mengambil pelajaran dari sebuah perjalanan. Alangkah bijak kita membuat tujuan dari perjalanan agar dapat menjadi dasar dalam semua sikap dan perilaku kita. Ada arahnya dan ada peta perjalanannya, dan yang pasti ada semangat untuk meraihnya. Semua ini mesti tidak menjadi beban selama perjalanan, anggap saja lagi (iseng). Maka hal ini berdampak baik saat kita mengalami hal yang tidak sesuai harapan dan mudah untuk menormalkannya. Contoh dalam kerja, kita niatkan untuk Allah dengan bekerja yang bener dihadapan Allah. Maka ada semangat dalam kerja, lalu semangat ini menjadi menyenangkan karena kerja tersebut dapat memberi kehidupan bagi keluarga. Alhasil kita kerja menyenangkan, tapi juga bete dalam kerja ... dimarahin atasan atau hasil yang jauh dari harapan. Sebelum berlanjut maka kita dapat mencegah kebetean dengan sikap dan perilaku yang berprasangka baik kepada Allah. 

1. Allah ingin menguji kita agar kita bisa mengatasi yang kurang baik, atau 

2. Allah mau ngajarin kita ilmu baru, atau 

3. Allah ingin mengajarkan empati dengan orang yang gagal sehingga dapat menjadi temen yang memberi solusi, atau 

4. memberi pelajaran agar tidak sombong dan sebagainya

Maka kita menjadi tanpa beban untuk menjalaninya. Semua kebetean tersebut untuk kebaikan kita.

Dalam kehidupan rumah tangga pun bisa saja terjadi. Maka niat dan tujuan terhadap apa yang ingin kita lakukan menjadi penting. 

Insya Allah kultum motivasi ini dapat memberdayakan diri kita untuk sadar diri atas apa yang terjadi dan segera dapat memperbaikinya. Kalau tidak diberdayakan sekarang, kapan lagi ?


Menyambut puasa

  Menyambut puasa ? Iya, pasti disambut dengan kalimat Marhaban (agak kearab-araban, tapi nggak masalahlah). Menyambut puasa, maka banyak orang berziarah, mengunjungi sanak keluarga, dan bersih-bersih rumah serta aktivitas lainnya. Ada juga yang mempersiapkan pakaian baru puasa dan makanannya. Tapi jarang sekali yang menyambut puasa itu dengan program yang benar selama berpuasa. Ada sih yang mempersiapkan dan membuat komitmen puasa tahun ini dengan taraweh di berbagai Masjid, mengaji Al Qur'an, menambah ibadah dan amalan.

Sudahkah kita menyambut puasa ? Puasa ya aktivitas puasa untuk menjadi taqwa. Bukan sekedar siap berpuasa di bulan puasa, tapi sudahkah kita berlatih sebelumnya dengan puasa sunnah untuk menyesuaikan suasananya ? Tidak sekedar puasanya tapi program selama puasa, seperti shalat tepat waktu, mengerjakan shalat sunnah dan memperbanyak amal. mengapa ini mesti kita persiapkan ? Agar kita sudah menciptakan kebiasaan. 

BUkan sekedar menyambut puasa saja, selama puasa adalah waktu berlatih untuk menjadi biasa selama 1 bulan. Bisakah kita melakukannya. Bangun pagi, shalat Tahajjud, shalat subuh lebih awal, diikuti dengan membaca Al Qur'an dan tidak tidur lagi, tetap bekerja dengan semangat (tanpa mikir lapar dan haus), memperbanyak ibadah dan amal dan sebagainya. Apa yang diharapkan selama 1 bulan puasa itu ? Kita mesti melanjutkan kebiasaan itu di bulan setelah puasa juga.

Yuk kita mulai merencanakan bulan puasa dengan target yang ingin capai. Sisihkan waktunya dan just do it saja. Ingin sedekah ? siapkan waktu dan persiapannya untuk dijalani di waktu yang tepat dan orang yang tepat. Ingin memperbaiki shalat ? siapkan waktu untuk membaca buku dan mendalami Al Qur'an tentang shalat dan dalam shalat diterapkan ilmunya. Ingin memperbanyak amal ? Siapkan diri tentang amal apa yang ingin diperbanyak dan luangkan waktu untuk mengerjakannya. Ingin mengaji lebih baik ? Siapkan waktu dan ilmu baca dan referensi untuk memahaminya. Ingin berbagi makanan buka puasa ? Siapkan diri dan waktunya untuk berbagi kepada orang yang berhak menerimanya. Semua keinginan itu tidak sekedar keinginan saja, tapi harus berani menyediakan waktunya dan persiapan dengan ilmu yang benar.

Yang terpenting adalah kita sambut puasa dari hari ini seolah kita sudah berada di dalam bulan puasa. Jangan sia-siakan waktu selama berpuasa dan bulan puasa dengan sesuatu yang tidak ada kebaikan (mesti beraktivitas). Awali semua aktivitas itu dengan niat yang ikhlas.

Insya Allah kultum ini dapat memberdayakan diri untuk menyambut puasa dan mendapatkan kebaikan dari puasa. Teruslah memotivasi diri untuk mendapatkan kebaikan dari puasa. 

Jalani dengan kepasrahan ... Tidak mudah

 Kata pasrah itu merupakan langkah terakhir dari upaya yang sudah dilakukan tidak mendapatkan hasil yang sesuai. Tapi ada juga yang membiarkannya situasi tersebut dan beralih kepada aktivitas lain. Selalu diiringi doa agar semua terjadi. Kebutuhan hidup tidak cukup, mau bilang apa lagi ? Pasrah aja dan mengiringinya dengan bersyukur, menerima apa adanya. "Tak ada yang bisa dilakukan lagi".

Kondisi pasrah itu berharap kepada Allah agar persoalan yang dihadapi dapat diberikan jalan keluar. Emangnya sebelum pasrah kemana saja ? Ya berusahalah, tapi hasilnya nggak dapat. Bukankah hasil yang diharapkan itu merupakan izin Allah, yakin nggak sih kita ? Yakin. Yakin apa percaya aja ? Kalau yakin, bukankah kata pasrah tersebut menjadi awal dari semua usaha kita. Kok bisa ? Kata pasrah itu merupakan "menyerahkan diri kita kepada Allah untuk mengikuti petunjukNya agar mendapatkan izinNya". Sudahkah kita melakukan usaha yang sesuai petunjuk Allah ? Jangan sampai kita berharap izinNya tapi tidak mengikuti petunjukNya.

Contohnya, kalau sakit itu datang dari Allah dan Allah pula yang menyembuhkannya. Dalam sabda Nabi Muhammad saw, "sakit itu menghapus dosa". Maka bukan seharusnya kita sudah merasakan sakit yang parah setelah beberapa kali berobat ke mana saja, kemudian pasrah dengan penyakitnya. Kalau ingin izin sembuh, maka mohonlah ampunan kepada Allah dari segala dosa dan kesalahan selama ini. Kemudian mengikuti petunjuk hidup sehat dan berobat ke dokter atas dasar iman. Kepasrahan itu hadir di awal untuk memohon ampunan Allah dan mengikuti petunjukNya. 

Saat ingin mewujudkan keinginan, mulailah memasrahkan diri kepada Allah dengan menyampaikan (doa), apakah keinginan kita dirahmati Allah atau nggak ? Bisa mengeceknya lewat Al Qur'an dan memeriksa niat kita. Lalu kepasrahan itu diikuti dengan memahami apa yang kita inginkan itu kepada Al Qur'an sehingga mendapatkan petunjuk yang benar. Pasrahkan diri kita saat menjalani petunjuk itu kepada Allah. Insya Allah kita dapat mewujudkan keinginan itu dengan melibatkan Allah sejak awal sampai akhir.

Terlepas dari semua itu, kita dapat memulai kepasrahan itu untuk memohon ampunan Allah terhadap apa yang sudah kita kerjakan. Sampaikan mohon ampunan kita kepada Allah dengan mengingat (membayangkan) yang salah dari kita. Apa yang kita alami (tidak mendapatkan hasil) dengan pasrah itu dapat menumbuhkan harapan baru dari Allah. Yakin dan pasrahkan kepada Allah agar kita semakin yakin dengan apa yang kita lakukan.


Apa yang kita dapat kita maknai kali ini adalah kata pasrah bukan sekedar pasrah di akhir usaha kita, tapi kepasrahan itu dimulai sejak awal dengan mengikuti petunjuk karena kita beriman. Kultum motivasi ini tidak lain untuk memberdayakan diri kita agar semakin beriman dan semakin berbahagia

Malam hari

 Malam hari ? Emangnya ada apa ? Ada yang suka dan merindukan, karena ingin menikmati malam hari untuk istirahat dan bertemu keluarga. Tapi ada sebagian kecil yang ingin hari itu bisa lebih panjang, karena mereka ingin bekerja lagi. Sebenarnya karyawan bekerja seharian untuk membahagiakan keluarga. Maka malam hari adalah waktu yang tepat untuk berinteraksi dengan keluarga. Bisa juga interaksi itu di hari Libur, Minggu. Rasanya setiap malam jauh lebih baik daripada hari Libur. 

Malam hari sepanjang waktu itu sudah memberikan kesempatan bagi siapapun untuk menikmatinya. Waktunya sama, tapi ada yang bahagia dan ada yang tidak bahagia. Setiap hari terjadi dan memberi kesempatan, tanpa kita atur. Malam hari terjadi. Apakah kita dapat memanfaatkan waktu malam hari ? Waktu ada, tapi banyak yang menghalanginya. Apa itu ? Fisik kita yang lelah, dan ada kecenderungan kita ingin melepaskan lelah. Kalau sudah begitu maka interaksi keluarga tidak ada, yang berdampak bahagia itu tidak ada. Ada upaya dengan makan malam dan bersih diri agar tubuh lebih fresh. Tapi keadaan yang cukup baik ini masih digoda oleh hal-hal kecil yang mengalihkan fokus kita berinteraksi bersama keluarga. Semua orang sibuk dengan aktivitasnya. Akhirnya interaksi itu sangat kecil, yang ada paling saling menyuruh atau meminta tolong. 

Bisa nggak sih kita menikmati malam hari yang membahagiakan ? Mesti ada keinginan sehingga waktu malam hari itu dapat dimaksimalkan. keinginan itu dapat direncanakan melalui media seperti makan malam, ngobrol abis shalat jamaah,  atau jalan-jalan dan sebagainya. Jika tidak ada media untuk berinteraksi itu, maka semakin tidak mudah terjadi interaksi sekalipun ada waktunya. 

Malam hari dapat memberi ketenangan yang dapat meredam emosional sehingga dapat berpikir jernih. Begitulah Allah menundukkan alam untuk manusia agar bersyukur. Salah satu bersyukur itu adalah berinteraksi bersama keluarga. Apakah kita merasakan nikmat dari bersyukur di malam hari ? Sangat tergantung bagaimana kita memanfaatkan malam hari dengan aktivitas yang bermanfaat. Bersyukur itu mesti diupayakan bukan sekedar "membiarkan" kita beristirahat seiring tubuh yang semakin lemah cenderung malas dan ingin segera tidur (lelah).

Ada kalanya malam hari itu ditunggu banyak orang untuk menikmatinya bersama-sama di warung, resto dan caffe. Media ini sering digunakan untuk saling ngobrol zaman now. Tapi apakah manfaatnya lebih besar dari keburukannya ? Semua orang memiliki sudut pandang yang berbeda. Ada yang menghabiskan gaya hidup tersebut setiap malam, dan kecenderungannya menuju sesuatu yang tidak bermanfaat. Sekali-kali boleh saja, yang penting melibatkan keluarga sehingga diperoleh kebaikan. 

Terlepas dari semuanya, Allah menciptakan malam itu tidak sia-sia. Maknanya ada kebaikan (berupa kesempatan), kesempatan menjadi benar-benar kebaikan jika kita siap dengan fisik yang sehat dan memiliki komitmen yang diwujudkan dalam tindakan (interaksi) berama keluarga. Bayangkan sudah berapa malam hari yang kita lalui ... adakah kita bersyukur dengan mendapatkan kebahagiaan ? Bersyukur di malam hari itu menentukan keadaan kita di pagi hari, untuk memulai kerja (mencari karunia Allah).


Insya Allah kultum kali ini untuk terus memberdayakan diri dan memotivasi diri menjadi semakin baik, mampu melihat kesempatan dan potensi yang ada menjadi menambah nilai diri kita. 

Distraksi ... lawan atau alihkan

 Distraksi atau dikenal sebagai pengganggu fokus kita atau sesuatu yang mengalihkan perhatian kita. Dalam dunia kerja disebut sebagai hacker dari produktivitas. Salah hacker prduktivitas itu adalah HP, hand phone dengan segala aplikasinya. Detik.com atau IG atau FB dan sejenisnya telah menyita waktu kita, entah HANYA sekedar ingin tahu berita atau status orang. Sudah menjadi kecanduan kita untuk pegang HP, baru bangun tidur saja HP duluan yang dilihat. Kecanduan berat dimana kita merasa tidak gaul kalau nggak bawa HP. ketinggalan HP, dibelain ambil HP dulu karena merasa hilang nyawa. Distraksi HP ini menjadi sudah sangat tergantung dan tidak mudah untuk disingkirkan, dengan alasan,"nggak apa-apa kok dibawa dan hanya dibuka kalau perlu". Satu keluarga atau pertemanan saja yang niatnya mau makan bersama lebih sering dipertontonkan masing-masing orang sibuk dengan HPnya. Hal lain yang membuat kita semakin terjebak dengan distraksi HP adalah suara notification setiap ada hal baru dari aplikasi. Suaranya sih tidak besar, terdengar kecil atau geter SUDAH bisa mengalihkan pikiran beralih ke HP. kalau ngga kuat langsugn ingin buka aplikasinya. HP pun sudah menjadi distraksi berjamaah. Bayangkan kita yang ingin istirahat dari HP , langsung ditelpon orang yang WA kita, "kok WA nya tidak dijawab". Bisakah kita hidup tanpa HP 1/2 hari saja ? Kalau mau jujur HP sudah menghack kita minimal lebih dari 2 jam per hari.

Distraksi tidak hanya HP, tapi distraksi itu bisa datang dari dalam diri kita. Dari bangun pagi, telat bangun pagi itu membutuhkan waktu agak lama untuk mulai aktivitas. Dengan alasan suasana dingin, masih capek, hanya sekedar mengatakan "sebentar lagi", dan sejenisnya telah mengambil dari waktu kita untuk memulai aktivitas yang sebenarnya. Shalat Subuh sebagai panggilan Allah, dengan ringan dikalahkan dan terjadi setiap hari. Distraksi ini di pagi hari ini sangat mempengaruhi distraksi berikutnya. Distraksi pagi ini yang terjadi semakin menumbuhkan distraksi "malas".

Distraksi sangat menantikan waktu yang memang tidak ada pemanfaatannya, seperti waktu kosong tanpa ada kegiatan yang berarti, waktu istirahat, aktvitas rutin seperti makan dan sejenisnya. Waktu-waktu seperti itu yang mengundang distraksi. Yang paling sering adalah distraksi untuk memperlama keadaan itu, yang dirasakan menjadi semakin nyaman. Seolah aktivitas yang dikerjakan itu seperti penting. Ada yang bilang, "makan itu perlu dan untuk menambah energi dalam kerja" atau "kan tidak ada kerjaan, maka menikmati itu nggak apa-apa" atau kita sering bilang,"perlu waktu istirahat yang cukup agar fresh kerjanya".

Distraksi juga memasuki dunia kita tanpa kita sadari terjadi. Apa itu ? kerja rutinitas, dimana kerja yang tanpa perlu mikir dan semua berjalan seperti otomatis. Mengapa ini terjadi ? karena kita mengulang-ulang kerja yang sama setiap saat. Tidak rasa dalam kerja tersebut. Bisa juga sih, makan aja bisa rutin sehingga kita tidak merasakan nikmatnya makanan dimana makanan yang dimakan paling enak. Kerja rutin juga demikian seperti kerja sebagai call center, menyetir mobil dan sebagainya. Buktinya ? kerja rutin itu bisa disambi dengan pekerjaan lain. Ada orang nyetir sambil main HP, melayani orang sembari memikirkan pekerjaan lain. Apa yang kita kerjakan bersamaan atau sejenisnya telah mengurangi nilai dari pekerjaan itu, dengan kata lain kerja rutin kita TIDAK PRODUKTIF.

Hati-hati pula kita terhadap keseriusan kerja yang dijalani dan mesti terus dikonsistenkan dan dituntaskan. mengapa ? Jika dalam proses kerja kita itu mengalami kesulitan atau kebuntuan, maka ada hack untuk meneruskannya atau menundanya. Penundaan karena ada kesulitan dan tidak menjadwalkan kembali adalah distraksi juga. Apalagi penundaan itu memang terjadi karena kita merasa bisa dikerjakan besok. 

Distraksi dari luar bisa terjadi dan sangat tidak mudah ditolak. lagi serius beraktivitas, ada ajakan pasangan atau anak untuk mengikuti aktivitas lain. Maka hal inipun sangat menghack produktivitas hidup kita. Ada kala kerja, ada telpon dari rumah untuk disuruh pulang karena ada hal penting, padahal yang penting itu masih bisa dikerjakan oleh keluarga. Tapi kehadiran kita sangat diharapkan saja. Telpon dari keluarga saja yang tidak begitu penting masih bisa menghack kerja kita, karena kita jadi kepikiran. Sebenarnya telpon ini masih bisa dibicarakan saat dirumah.

Sadarkah distraksi seperti hal di atas, telah menjadi hal yang tidak kita sadari dan telah menghack waktu atau produktivitas kita. Seolah kita telah sibuk dan aktivitas penuh. Akhirnya ingin mengatakan kita telah banyak berbuat yang baik, tapi memang "nasib" belum membuat kita berubah nasibnya. Disini tidak terlihat distraksinya. Di waktu-waktu tertentu kita bilang,"mengapa dulu saya tidak kerjakan ini dan itu ?"

Ada tips yang membuat kita mengurangi distraksi hidup/kerja :

1. Distraksi itu bisa saja terjadi tapi jangan diterusin. Siaplah kembali kepada aktivitas utama.

2. Distraksi sebaiknya tidak dilawan, tapi dilakukan pengalihan saja. Caranya : 

a. Ciptakan keinginan beraktivitas itu sangat kuat dan siapkan waktunya. Disarankan waktunya tidak panjang tapi konsisten setiap hari.

b. Maksimalkan diri selalu sehat, terutama pikiran. keadaan yang sehat ini dapat menyemangati diri lebih baik

c. Dengan waktu dan memiliki energi (sehat) sudah mampu mengalihkan distraksi itu kepada aktivitas utama.

d. Distraksi itu semakin rendah saat kita memiliki prinsip selalu menuntaskan pekerjaan.

3. Distraksi itu jika dicari sumbernya adalah setan. Setan tidak mau manusia itu jadi orang baik, orang sukses, apalagi orang yang dekat dan berada di jalan yang bener (Allah). Maka tak salah jika kita pun memohon perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari distraksi yang merusak (hack) kehidupan kita.

Demikianlah bicara distraksi yang bisa hack kehidupan kita atau setan yang merekayasa semua agar kita sadar bahwa hidup ini tidak sia-sia dan mesti disyukuri dengan aktivitas/kerja yang bermanfaat. Kultum motivasi singkat yang membangun diri menjadi berdaya. Daripada lupa kepada Allah karena distraksi (setan), maka perbanyaklah mengingat Allah. Ingat Allah maka Allahpun ingat kita, tidak ada tempat distraksi dalam diri kita. Tingkatkan dan fokus ibadah dan amal maka distraksi pun minimal.


Berterima kasihlah

 Berterima kasih itu tidak menjadi ringan dalam lisan, apalagi diiringi sikap negatif yang didominasi oleh emosional. Atau yang merasa mudah di lisan tanpa diiringi hati. Terima kasih ya. lalu apa hikmahnya  bagi saya ? Apakah saya menjadi orang yang bersyukur dari ucapan terima kasih itu ? Dilain hari saya pun masih mengucapkan terima kasih.

Saya merasa bahwa berterima kasih itu merupakan ungkapan (sikap) atas pemberian dari orang lain atau pemberian dari Allah. Dari orang lain, pemberian itu berupa perhatian, bantuan, sikap dan perilaku baik, materi dan apa saja (tentunya yang baik). Kisah menarik, suatu hari di masa lalu saya memberi nasehat kepada seseorang untuk selalu berprasangka baik kepada orang terdekatnya. Orang tersebut mengucapkan terima kasih dan bener-bener dilaksanakan. Kemudian saya merasakan yang sama seperti orang tersebut. Saya bertemu dan ngobrol. Orang tersebut mengatakan,"kok kamu jadi begini ?" dan dilanjutkan dengan mengulang nasehat saya dulu,"kita mesti selalu memiliki prasangka baik, karena hanya dengan itu adalah pintu menuju keadaan yang lebih baik". Saya pun merasa diingatkan dan saya bilang,"iya saya paham". Dalam hati saya agak tidak mudah untuk mengakuinya. Saya bilang,"oke makasih ya". Padahal jika saya dalam keadaan tidak emosional bilang,"ooh ya ya, masih inget juga kamu. saya kayaknya lagi bete hingga tidak bisa berpikir sehat. Terima kasih banget ya udah mengingatkan saya".

1. Disisi orang yang merasa berterima kasih, bukan sekedar terima kasih saja tapi mesti mampu menerapkan apa yang sudah kita terima. Jika bantuan yang kita terima, maka ucapan terima kasih itu mesti dilanjutkan dengan membalas pemberian itu dengan berbalik memberi sesuatu kepada orang yang sudah memberi kita sebelumnya. Itulah makna kebaikan dari berterima kasih. Hindari kita selalu bilang terima kasih untuk hal yang sama, paling tidak kita membalikkan keadaan agar orang yang memberi dapat bersyukur pula dengan pemberian kita.

2. Untuk berterima kasih, dimana kita pernah memberi kepada orang lain terutama nasehat. Saat kita menegur dan berikutnya kita ditegur, rasa berterima kasih itu mesti ikhlas. Seperti percakapan di atas. Beranikan untuk mengakui dan berterima kasih dengan ikhlas.

3. Berterima kasih itu bukan sekedar lisan saja, tapi kita diberi kesempatan merasakan nikmat yang kita terima dan memberi manfaat positif. Saat kita menerima bantuan orang lain berupa uang dimana kita memang lagi tidak punya. Keadaan saat itu bener-bener kita bisa rasakan sangat membantu dan banyak manfaatnya. Maka ucapan terimanya sangat tulus. Begitu juga jika kita ada persoalan yang tidak mudah, dan saat itu ada yang memberi solusinya. Maka lisan terima kasih itu sangat berasa di hati kita.

Halangan untuk mengucapkan terima kasih dengan tulus itu datang dari respon negatif kita, keadaan kita saat itu. Apakah kita dalam keadaan tenang atau tidak ? Apakah kita dalam banyak masalah atau tidak ? atau Apakah kita orangnya gengsian (harga diri) ? Perbanyaklah zikir agar hati tenang dan selalu prasangka baik kepada orang lain sehingga apapun yang masuk kepada kita menjadi sebuah kebaikan.

Terima kasih ya sudah membaca tulisan ini, Insya Allah diizinkan mendapatkan kebaikan yang banyak. Demikian kultum motivasi kali ini untuk selalu memberdayakan dari agar semakin banyak kebahagiaan karena suka memberi kebaikan.

Apa makna jika shalatnya bener maka semua jadi baik

 Ungkapan yang sudah umum bagi semua muslim bahwa diakhirat nanti di cek dulu adalah shalatnya. Jika shalatnya bener maka perilaku yang lain aman. Tapi sebaliknya jika shalat belum bener, maka mesti dihisab perilaku lainnya. Bukankah shalat adalah yang paling utama bagi umat muslim. Ternyata ungkapan hadist itu yang sebenarnya berbunyi seperti berikut :

Dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi dari Abu Hurairah yang disebutkan juga oleh An Nasa'i, dikatakan bahwa amalan yang pertama kali dihisab adalah sholat. Adapun Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Maka, jika sholatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta'ala berfirman, 'Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki sholat sunnah.' Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari sholat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya." (HR. Tirmidzi dan An Nasa'i)

Tapi jika melihat dampak di luar shalat dalam diri kita sendiri, banyak perilaku yang tidak baik dan tidak mengikuti petunjuk Allah. Maknanya shalat kita belum bener. Apakah yang kita lakukan ? Kita lebih memperbaiki perilaku kita dengan berbagai cara daripada memperbaiki shalatnya. Bisa jadi kita belum yakin bahwa shalat itu bisa memperbaiki perilaku kita. Bahwa pesan di atas adalah sabda Nabi Muhammad saw, yang wajib kita kerjakan. Shalat itu adalah shalat wajib yang disempurnakan shalat sunnahnya. Sudahkah kita mengerjakannya ? Menjelang bulan puasa yang segera hadir, maka alangkah indahnya kita hiasi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas shalat kita. Dengan terbiasa selama sebulan, Insya Allah dapat ditingkatkan lagi setelah bulan puasa.

Dalam hadist yang lain, shalat kita menghapus kesalahan kecil sebelumnya. Dalam Al Qur'an difirmankan bahwa shalat itu mencegah yang keji dan mungkar. Bukankah sudah memberi keyakinan kepada kita bahwa shalat itu menjadi utama dalam membentuk perilaku kita. Mungkin komitmen shalat itu sampai hari ini masih berorientasi kepada permohonan kita kepada Allah, shalat lebih berkualitas saat membutuhkan dan setelah kita cenderung formalitas dan seadanya (menggugurkan kewajiban).

Ayat yang difirmankan Allah, bahwa shalat itu mencegah yang keji dan mungkar ... sudah cukup memberi petunjuk bahwa jika ada hal yang tidak beres dari kita, shalatlah dan perbaiki kualitas shalat kita, serta sempurnakan dengan shalat sunnahnya. Jika kita gagal dalam bekerja, bukankah kita melakukan kesalahan yang kecil sampai yang besar. Oleh karena itu bisa jadi kegagalan itu bentuk kesombongan tanpa pasrah mengikuti petunjuk Allah. Selain istighfar, shalat dan sabar menjadi penolong kita. Shalat yang bener mengampuni kita dari kesalahan itu dan bersiap untuk memperbaikinya dan dibimbing Allah. hal kecil saja, jika kita marah maka dapat diturunkan tensinya dengan shalat, lalu meminta maaf dan memperbaiki diri. Kita merasa bahwa keterpurukan, masalah dan sejenisnya bukan masalah yang berhubungan dengan Allah dan shalatnya. Maka kita jarang untuk memperbaiki kualitas shalatnya, dan cenderung hanya memperbaiki perilaku dengan ilmunya.

Kita ini hanya mendengar (seruan dari iman yang Allah berikan) dan taat mengerjakannya. Terkadang kita ingin bertanya, mengapa begini dan mengapa begitu ? Sebagai hamba yang diciptakan Allah, maka hak kita adalah menjadi hamba yang terbaik dengan menjalankan petunjuk Allah. Bukan untuk protes, bertanya dan sebagainya. Bisa jadi penasarannya kita untuk terjawab dengan menjalankan petunjuk Allah. Yuk kita segerakan shalat, sempurnakan shalat sunnahnya, tingkatkan kualitas shalatnya, perbanyak shalatnya, mengamalkan hikmah shalat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bekal iman yang sudah ada, Insya Allah shalat yang semakin meningkat itu mengantarkan kita kepada kehidupan yang lebih baik.

Kultum motivasi ini ingin me


nyakinkan diri saya untuk semakin baik dalam beriman dan beramal saleh. Caranya ? memberdayakan diri dari potensi yang saya miliki agar menjadi hamba yang bersyukur. Shalat dan minta pertolongan dengan shalat dan sabar saat menemui kesulitan.



Teman terbaik adalah musuh kita

 Judul di atas adalah beberapa pengalaman banyak orang, yaitu teman terbaik atau anak buah yang baik itu adalah orang yang memusuhi kita, atau selalu ada orang yang mengkritik dan tidak sependapat dengan kita. Seorang bos senang dengan bawahan yang penurut dan hanya menjadi pelaksana yang baik. Apakah anak buah ini mampu atau mau memberi kritik atau komentari dengan apa yang terjadi ? Mereka selalu memuji atasannya dan bilang,"yes sir". Jika ini yang terjadi, maka mulailah sebagai atasan mengambil tindakan evaluasi.

Sama halnya dengan teman. Teman yang baik merasa tidak enak kalau protes, jadi lebih baik pilih aman juga. Sikap dan perilaku seperti ternyata bisa "merusak" kinerja atasan atau temen kerja. Keadaan inilah yang membuat nyaman semua orang. Tidak ada yang kritik, tidak ada protes, tidak ada masukan atau sejenisnya ... yang ada adalah anak buah atau temen yang sudah merasa keadaannya sendiri mulai terganggu atau mengalami kesulitan. Inilah alasan mengapa anak buah atau teman tidak mau kritik. Mereka membuat atasan dan temen nyaman sehingga mereka pun merasa nyaman. Mereka bilang,"bos orangnya baik dan hebat". Dibalik ungkapan itu mereka memiliki kepentingan yaitu kenyamanan dengan bos yang baik, dan untuk menjaganya mereka selalu "yes sir".

Hal ini banyak terjadi di dalam perusahaan atau bahkan dalam masyarakat. Bagaimana kita dapat menguji hal tersebut ? 

1. Yang pertama, kita mesti membuat kebijakan atau sikap yang drastis. Di kantor atasan bisa membuat keputusan yang tidak nyaman aja dimana meminta kebijakan yang selama dilonggarkan menjadi sangat ketat. Maka yang pertama protes adalah bawahan yang dekat dengan kita (atau temen deket). Dengan membuat kebijakan atau sikap, kita mesti mulai membuat jarak dan tegas dalam mengambil keputusannya. Siapapun yang bilang,"yes sir" merasa mulai terganggu. Jika hasilnya bener, maka ini adalah penyesuaian yang dilakukan anak buah sebagai pelaksana.

2. Anak buah yang baik atau temen yang baik mestinya membangun diri kita menjadi lebih baik lagi BUKAN sekedar "yes sir". Yang kita butuhkan adalah bukan temen baik atau anak buah yang baik, tapi kita butuh diperhatikan untuk menjadi semakin baik. Inilah loyalitas dari temen baik. Tapi hal ini jarang kita dapatkan. Maka selama bertemen atau menjadi atasan tidak pernah atau sedikit memberikan kritik untuk menjadi semakin baik ... Mereka adalah orang yang mengambil keuntungan dari kata temen baik atau anak buat yang baik buah mereka, yang pasti mereka mau kenyamanan.

3. Bersikaplah menerima kritikan dari luar temen baik atau anak yang baik. Jika point 1 dan 2 tidak membangun kita, maka lakukan sikap ketiga ini menjadi penting. Siapapun yang mengkritik, baik membangun atau tidak mesti diperhatikan. Tidak perlu melihat dari siapa yang mengemukakan kritik itu, tapi kita fokus dengan isi materinya. Bangunlah diri kita dengan sikap menerima kritik dengan senang hati. Inilah yang dapat membangun kita menjadi semakin baik.

4. Syukur-syukur kita menjadi orang yang pembelajar yang selalu ingin lebih baik dengan ukuran yang benar.

Syukuri ada temen baik atau anak buah yang baik, tapi hal itu tidak cukup untuk membangun diri kita menjadi semakin baik. Jangan sampai kita terlena dengan teman baik atau anak buah yang baik, karena semua itu terjadi karena ada kepentingan yang mengamankan kenyamanan mereka. Jadi teruslah belajar dari mana saja dan tidak percaya 100% kepada temen baik atau anak buah yang baik. Sikap open mind mengajak kita banyak tahu tentang kita dan team, sikap open mind bisa terjadi jika kita bener-bener mengendalikan emosi dan berpikir akal sehat.


Kultum motivasi kali ini semoga mampu memberdayakan diri untuk selalu menjadi semakin baik hari ini. Praktek kan dan lihatlah apa yang terjadi. 

Fokuslah beraktivitas pasti menyenangkan

 Semua orang ingin fokus, tapi jarang bisa. Kalaupun bisa hanya sebentar, lalu kurang fokus dan akhirnya hilang fokusnya. Beralih kepada hal lain yang lebih menarik. Fokus dapat membantu konsentrasi yang lebih baik. Fokus membutuhkan kesabaran sampai tuntas pekerjaannya, dan ini perlu komitmen untuk lama waktunya. Biasanya fokus tidak mengikat kepada waktu, padahal fokus itu mesti diikat dengan waktu. ketidaksabaran menuntas kerja atau menuntaskan pada waktunya selalu diiringi perasaan senang dan kadang bete.


Keadaan di atas menjadi beban, kalau senang sih oke tapi kalau bete karena kesulitan atau hasil tidak sesuai maka untuk fokus mulai terganggu. Inilah awal ujian dari fokus, terus atau pindah ? Saat kita kehilangan fokus cenderung mengajak kita mau senangnya aja terus atau mengajak kita melakukan yang menarik saat itu atau memang diganggu oleh pekerjaan lain. Agar tidak terhindar dari gangguan, maka kita mesti mempersiapkan segala hal untuk berkomitmen dan menciptakan suasana yang kondusif untuk fokus. 

Soal senang dan bete selama fokus, maka kita mesti merubah persepsinya. Apa itu ? Kita mesti menganggap bahwa senang dan bete itu biasa terjadi, maka tidak perlu khawatir dan ditanggapi saat terjadi. Tetaplah fokus dalam mengerjakannya. Saat kita mengerjakan sesuatu, yang terjadi adalah pekerjaan itu bisa menghasil senang atau bete. Jadi fokus kepada pekerjaan dapat memberi perasaan senang karena kita sudah mengerjakannya dan melanjutkannya lagi.

Misalkan kerja bikin laporan, maka kita persiapkan suasana yang nyaman agar kerjanya enak. Lalu siapkan data dan report. Mulailah dengan kerja melalui tahapan yang benar, yang mudah dan ringan. Saat bertemu kesulitan, maka kita mesti mengganti "kesulitan itu = pekerjaan yang lebih detail lagi". Seperti kalimat matematika berikut ; A + B, saat B adalah kesulitan, maka ganti B = C + D, maka C dan D adalah detail dari B.

Insya Allah kita bisa berlatih fokus terus, pengalaman dalam berfokus dapat memberikan dorongan positif untuk terus mengerjakan segala hal dengan menyenangkan sekalipun ada kesulitan. Kultum motivasi ini untuk memberdayakan diri agar kita mampu mengendalikan diri BUKAN kita dikendalikan oleh keadaan sehingga mampu menjadi apa yang kita inginkan.

Allah bertanya bukan ditanya

 Sebagai muslim, kita wajib menjalankan perintah Allah. Apakah perlu kita mempertanyakan buat apa yang menjalaninya ? Terkadang memang begitulah dasar manusia yang ingin tahunya tinggi, tapi tidak pada tempatnya. Buat apa sih zakat ? buat apa sih shalat ? buat apa sih berbuat baik ? dan banyak lagi pertanyaan yang hinggap di pikiran kita, sekalipun perintahnya dikerjakan.


Jangan pernah "membantah" tentang Allah tanpa ilmu yang benar. Ilmu yang kita dapati sampai ini adalah izin dari Allah. 
1. Alangkah indahnya pertanyaan kita kepada Allah disampaikan kepada ahlinya. Dan hindari jawabannya bisa mempengaruhi kita dalam beriman dan beramal saleh.
2.  Utamakan mendengar atau membaca Al Qur'an lebih banyak agar pemahaman kita menjadi sangat baik. Insya Allah amalan yang kita kerjakan semakin mantap. Bisa jadi saat mengerjakan perintah Allah tadi kita mendapatkan petunjuk atas pertanyaan kita. "Kami dengar dan kami taat"
3. Daripada bertanya kepada Allah, maka lebih baik kita bertanya kepada diri sendiri tentang kualitas dari amalan kita. Dengan demikian amalan kita bisa terus ditingkatkan.

Bagaimana dengan perintah orang lain kepada kita ? Sebenarnya sama juga selama perintah itu baik dan dengan niat baik juga. Biasanya kita dinilai sama orang lain (atasan) karena kepatuhan dan hasil dari apa yang kita kerjakan. Bertanya boleh saja, jika kita belum tahu detail perintahnya. Fokus kepada apa yang kita kerjakan.

Insya Allah kultum motivasi ini dapat memberdayakan diri kita menjadi semakin meningkat imannya dengan selalu banyak beramal.

Beraktivitaslah

 Yang terpikir oleh kita adalah beraktivitas itu melelahkan dan tidak mudahnya memulai yang menghabiskan energi. Ini bagian yang membuat kita rada malas, kecuali sangat menarik dan menguntungkan. Apa yang terjadi jika hasilnya tidak sesuai harapan kita ? Memori yang buruk yang sangat tersimpan dalam pikiran kita, dan menjadi pemicu jika ada rangsangan yang sama. Yang segera hadir saat ingin beraktivitas adalah "malas".

Lalu kapan kita beraktivitas ? Kita beraktivitas karena "terpaksa", bangun pagi dipaksa oleh sinar Matahari, bekerja karena kita dipaksa untuk mencari uang, makan karena memang perut sudah lapar, atau kita hanya beraktivitas rutin setiap hari yang sudah pernah kita lakukan. Kapan kita beraktivitas yang membuat kita bahagia ? Sekarang beraktivitaslah dengan apa yang kita inginkan.

Aktivitas itu memang tidak mudah, tapi saat kita melakukannya dapar memberikan pelajaran dan pengalaman yang luar biasa. Apa yang kita bayangkan sebelumnya ... tidak terjadi saat kita beraktivitas atau kita tahu cara mengatasinya. Kayuh sepeda menjadi belajar yang menarik ... bisa tahu bagaimana berkeseimbangan dalam bersepeda dalam berbagai kondisi, tahu agar tidak jatuh dalam kondisi ekstrim sekalipun pernah jatuh, bisa menikmati suasana yang dilewati, dan banyak lagi. Belajar bersepeda itu ada jatuhnya, maka jangan pernah berpikir bahwa belajar bersepeda itu takut jatuh. Siap jatuh, maka kita bisa belajar bersepeda yang bener.


Bagaimana aktivitas bersepeda itu kita ganti dengan belajar ilmu, beraktivitas atau beramal saleh, berkomunikasi dengan orang lain, dan banyak lagi yang bisa kita lakukan, saat kita berani memutuskannya. Semua aktivitas itu ada beratnya dan ada capeknya. Maka siaplah menghadapi "keberatan" dan capeknya agar kita bisa beraktivitas yang bermanfaat.

Zalim terus, masak nggak istighfar

 Dalam keseharian saya merasa bahwa saya tidak melakukan hal negatif tapi juga tidak mengupayakan juga hal baik. Hal baik yang sesuai petunjuk Allah, maka itu amal saleh. Sebaliknya sesuatu yang diluar yang baik itu buruk, yah bisa juga mau dibilang sikap dan perbuatan yang buruk. Misalkan kita disuruh atau diperintahkan shalat. Faktanya saya tetap shalat tapi shalatnya tidak tepat waktu dan kurang khusyuk. Apakah saya berdosa (perbuatan buruk) ? Saya renungkan tidak berdosa dalam hal shalatnya, karena tetap dijalankan. Tetapi saya telah zalim terhadap diri saya sendiri karena tubuh saya membutuhkan shalat tepat waktu sebagai tasbih kepada Allah. Semakin zalim saya karena melalaikan waktu, dan shalat yang kurang khusyuk pun tidak dibarengi ilmu yang mestinya saya cari. Saya tidak melakukan sebagaimana mestinya. 

Berikut pengertian zalim, perbuatan yang ditempatkan pada tempat yang bukan semestinya. Kata ini biasa digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan. Menurut bahasa Arab, kata zalim dalam ajaram Islam berarti Dholim, yang maknanya sebuah perkara atau sesuatu yang kondisinya bukan selayaknya. Orang yang melakukan perbuatan zalim dinamakan dengan zalimin. Sedangkan secara etimologi, kata zalim merupakan kata pengadopsian dari bahasa Arab, yaitu dho la ma, yang maknanya gelap. Namun, kata zalim dalam Al-Qur'an menggunakan kata baghyu dan zhulm, yang berarti hak orang lain yang dilanggar oleh perbuatan seseorang. Nabi Adam melakukan zalim saat diingatkan jangan makan pohon yang dilarang, maka nabi Adam as, memohon ampunan atas kezalimannya.

Saya membayangkan seperti shalat di atas, saya cenderung menjalankan kebaikan tapi tidak mengupayakan yang semestinya. Contoh lagi saya makan bismillah, tapi saya saya makannya berlebih. Saya merasa makannya zalim. Saya keluar rumah, semestinya saya berdoa sebagai makhluk yang butuh Allah. Tapi saya tidak berdoa ... bisa menunjukkan diri saya "sombong". Saya merasa inipun saya zalim. Saya menyekolahkan anak saya ke sekolah, bukan berarti saya menyerahkan sepenuhnya anak saya ke sekolah. Dalam diri saya tetap ada bagian untuk mendidik anak (sekalipun anaknya baik). Saya pun saya telah zalim kepada anak saya. Ternyata banyak sekali kezaliman yang saya perbuat tanpa saya sadari. Maka Allah meminta saya untuk banyak istighfar, memohon ampun kepada Allah. Shalat pun menjadi bagian untuk menghapus kesalahan/kezaliman saya, "shalat saat ini bisa menghapus kesalahan/kezaliman sebelumnya".

Sekalipun saya orang baik, rasanya tetap ada kezaliman yang saya perbuat baik terhadap diri sendiri atau kepada keluarga atau orang lain. Perbuatan zalim yang perbuat menutupi hati menjadi gelap, maka tak ada cara lain untuk membersihkannya yaitu dengan memohon ampun dari Allah (istighfar). Kalau saya tidak banyak istighfar, maka semakin jauh (tertutup hati) dengan Allah. Keadaan ini semakin tidak mudah mendapatkan petunjuk Allah (Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang zalim). Maknanya semakin tidak istighfar setiap hari atau shalat, maka kehidupan saya semakin tidak ada petunjuk ... semakin dibiarkan Allah apa yang saya lakukan. Astagfirullahaladzim.


Masihkah kita merasa tidak melakukan dosa besar itu tidak perlu istighfar ? Padahal doa besar itu terjadi dari kumpulan kezaliman kecil yang terus-menerus. Berbuat baik terus ditingkatkan jumlah dan kualitasnya, terutama niat yang ikhlas dan BARENGI dengan perbanyak istighfar. 

Insya Allah kultum singkat ini menjadi motivasi saya untuk memberdayakan diri semakin bertambah iman dengan menjalankan apa yang Allah beri petunjuk dalam Al Qur'an. Tidak mudah, tapi saya beranikan diri memulai dari hal kecil dan bertambah setiap harinya. Insya Allah hal ini disambut Allah dengan memberi petunjuk dan kemudahan

Distraksi adalah pengganggu yang abadi

 Kata distraksi belum umum di telinga banyak orang, distraksi adalah sesuatu yang menganggu orang dalam fokus kerja atau aktivitas. Gangguan ini menyebabkan orang berpindah kepada gangguan tersebut. Pekerjaan atau aktivitas utama jadi tertunda dan tidak tuntas. Distraksi bekerja bisa dari luar diri kita dan bisa juga bersumber dari adalam diri saya. Dalam sehari banyak sekali terjadinya distraksi dan menghabiskan waktu seorang karyawan atau pribadi. Apakah kita menyadarinya ?

Distraksi yang terjadi tidak pernah hilang, distraksi hanya hilang sebentar lalu hadir kembali saat kita tidak fokus. Bisa juga terjadi saat kita lelah, istirahat dan sedang berpikir. Distraksi dari luar yang terjadi pada diri kita merupakan izin dari kita sendiri dan kita kalah, artinya kita lebih mengikuti distraksi itu daripada apa yang harus kita lakukan. Inilah yang mesti kita hadapi dalam hidup sehari-hari, apakah kita mampu mengalihkan distraksi kepada fokus aktivitas/kerja yang mesti kita lakukan. Apa yang mesti kita lakukan adalah keinginan kita. keinginan yang tidak kuat semakin memudahkan distraksi bekerja.

Sebagai karyawan, pasti semua ada tugas dan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan hari ini. Bisa jadi kita mampu mengerjakannya, tapi mengingat masih ada waktu. Maka distraksi itu mengalihkan pekerjaan itu dengan menunda beberapa jam saja. Terus penundaan itu dialihkan dengan mengerjakan yang kita senangi atau rutinitas. Akibatnya pekerjaan berikutnya pun tertunda. Akhirnya pekerjaan yang tadi mesti dikerjakan menjadi tertunda besok karena sudah datangnya waktu pulang. Atau distraksi kerja datang dari temen atau bos, awalnya bertemu menanyakan kerjaan dan tanpa disadari berlanjut ngobrol yang cukup lama (karena menarik). Pekerjaan yang tadi harusnya selesai jadi tertunda. Kejadian ini terjadi terus-menerus jika kita tidak kuat atau tidak fokus dengan apa yang ingin dikerjakan.

Yang menarik adalah karena kita mudah didistraksi, maka waktu kerja kita seolah sibuk alias tidak ada waktu lagi untuk kerjaan yang lain. Dengan tidak ada waktu lagi, kita jadi tidak mudah untuk meningkatkan kemampuan (belajar). Biasanya karyawan seperti ini

1. Merasa dirinya sudah nyaman dan merasa tersinggung jika distraksi yang dilakukannya diganggu (ditegur/dinasehati). 

2. Kenyamanan itu membuat orang betah bekerja di tempat tersebut dan posisinya stabil (jabatan maupun pendapatannya). 

3. Memiliki sikap dan perilaku menolak "kemajuan". Mudah menolak kerja tambahan, mudah menolak amanah baru dan sejenisnya.

Ada distraksi yang paling kuat dan hebat menghabiskan waktu kita sampai saat ini adalah HP (handphone), entah itu WA, Tiktok, berita, FB, IG dan sejenisnya. Bangun tidurnya aja langsung buka HP, lagi makana aja masih buka-buka HP, di kendaraan apalagi masih sempat bermain HP sekalipun lagi nyupir, dalam kerja ... sekali-kali lihat HP. Ada yang mengundang kita untuk buka HP karena temen, bos atau siapa saja yang telpn,"baca dong WAnya". Karena hal ini kita merasa "bersalah" kalau tidak lihat HP terus. 

Kita ya kita, hidup ini kita yang kendalikan. Mengapa kita kalah dengan distraksi tersebut ? Kita perlu menguatkan keinginan kita dengan rencana yang benar yaitu menyisihkan waktu untuk mengerjakannya. Keinginan yang kuat tanpa berani menyisihkan waktu, maka jadi mimpi. Tanpa keinginan yang kuat dan memiliki waktu, maka kita pun mudah didistraksi dan hasilnya nggak jelas. Sangat perlu kita menguatkan keinginan dan fokus dengan waktu yang tersedia setiap hari. Kita semua memiliki waktu yang sama 24 jam, tapi ada yang hebat dan ada yang biasa-biasa saja. Orang yang hebat memiliki keinginan untuk berubah lebih kuat dan memiliki waktu untuk mewujudkannya.

Sudahkah kita memiliki keinginan ? Pasti ada, tapi apakah kita memiliki keinginan yang kuat untuk diwujudkannya ? Mesti dibangun dari dalam diri. Apakah kita memiliki waktunya ? Inilah yang menentukaan keberhasilan kita.

Insya Allah kultum motivasi ini memberikan sikap positif untuk memberdayakan diri semakin baik hari ini. Teruslah sadar dan terus pula memahami makna hidup setiap hari agar dapat mengoreksi menjadi semakin tinggi.


kerja yang tidak mudah

Kerja lagi dan kerja lagi. Apa yang kita rasakan saat mengerjakan pekerjaan kita. Tidak ringan, tidak nyaman, atau tidak sedikit atau waktu yang tidak banyak. Sepertinya apa yang kita kerjakan membuat kita tertekan, bisa jadi kita memikirkan hasilnya, apakah selesai dan sesuai harapan nggak ? Kalau dikerjakan takut salah dan sebagainya. Lalu bagamana kita menyikapi semua ini ? Darimana ya kita mulainya ?
Memulai bisa dari mana saja, tapi kita mulai dari awal saja. Tulis saja apa yang dikerjakan. Hindari berpikir banyak tentang yang dikerjakan.  Jangan menilai apa-apa tentang yang kita kerjakan dan hasilnya. Lalu kita bisa memulai dengan menciptakan apa-apa bisa kita lakukan. Jangan pernah berharap banyak dan hanya mengerjakannya saja. Kondisi untuk menjadikan kita fokus kepada pekerjaannya. Fokus kepada pekerjaan mengantarkan kita kepada kesungguhan atau keseriusan. Hal ini mengantarkan hasil yang lebih baik.
Agar lebih mudah fokus dalam kerja dapat dilakukan dengan menciptakan suasana dalam diri kita dengan tenang dan relax. Kondisi ini dapat membantu kita untuk bersikap positif. Sikap positif terhadap apapun yang kita hadapi dapat membuka akal sehat dan mengabaikan emosional kita. Sikap positif memberi energi dan kesenangan yang mendorong kerja menjadi lebih mudah dan nyaman. 

Kesimpulannya adalah kerja itu tidak mudah sangat tergantung suasana dan keadaan yang tenang dan relax. Jika keadaan kita tenang dan relax, maka keadaan yang sangat mendorong kita untuk merespon positif (SIKAP POSITIF). Sikap positif mendorong kita untuk bekerja yang positif sehingga memudahkan apa yang kita kerjakan.
Kultum motivasi ini sangat mendorong kita untuk selalu memberdayakan diri agar menjadi semakin produktif. Siapkan diri kita dan jadilah hidup semakin nyaman.

Berselisih tentang keinginan dan kebutuhan

 Ada penjelasan yang menarik tentang keinginan, yaitu selalu ada hubungannya dengan kebutuhan. Dikisahkan seorang wanita senang membeli baju dan wanita ini merasakan kepuasan batin saat memilikinya. Kebahagiaan itu semakin tingi saat membelinya dengan discount. Dan tidak terasa, wanita ini sudah memiliki baju yang banyak dan memenuhi lemari. Saat membeli baju itu, dirinya bilang,"saya butuh baju ini untuk acara pesta pernikahan dan sebagainya". Tapi disisi orang lain, wanita itu berlebihan dan bilang kepemilikan baju itu bukan lagi kebutuhan dan bisa dibilang keinginan. Ada yang bilang kebutuhan, tapi sisi lain merupakan keinginan. Bagi yang cukup uang, membeli beberaja itu kebutuhan karena memiliki pergaulan yang luas bagdan memang butuh baju dalam setiap eventnya. Tapi yang uangnya tidak cukup, maka dia tidak membeli baju yang banyak, beli yang butuh saja.

Kalau kita ditanya, makan itu kebutuhan atau keinginan ? kebutuhan dong. Tapi renungkan saat kita makan, yang terjadi kita memilih makan yang sehat dan enak. Bukankah ini keinginan ? Terkadang kita mempersepsikan kebutuhan itu memiliki nilai "rendah" atau murah, dan yang mahal itu sebagai keinginan. Makan sehat itu mahal atau murah ? Bisa mahal dan murah. Ada makanan yang sehat itu murah. Makanan sehat itu bisa menjadi mahal kalau kita makannya di resto. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah kita mampu membedakan keinginan atau kebutuhan dengan benar ? Semua relatif terhadap sesuatunya dan waktunya. Terus bagaimana kita menghadapi sikap saat hadir keinginan atau kebutuhan ?

Mari kita merenungkan dari sisi lain untuk melihat keinginan atau kebutuhan. Mana yang lebih dulu kebutuhan atau keinginan. Tak pernah ada ujungnya. Boleh dong kita mulai bersikap :

1. Keinginan atau kebutuhan, maka kita mesti berani meraihnya. Jadi fokuslah dan konsisten mengejarnya dengan cara yang benar. Cara yang benar itu sesuai petunjuk yang benar.

2. Selalulah memanfaatkan apa yang sudah kita raih (keinginan dan kebutuhan) dengan optimal. Jika keinginan atau kebutuhan itu banyak, maka sudah banyak yang kita miliki sekarang jika dikerjakan dengan baik. Misalkan keinginan seperti wanita di atas memiliki baju dan ternyata bajunya banyak, apakah semua baju itu dipakai ? Ada yang jarang dan ada yang dipakai setiap hari. Baju yang dipakai setiap hari merupakan kebutuhan wanita tersebut, dan yang jarag dipakai merupakan keinginan. Maka kita dapat mengujinya apakah apa yang sudah kita miliki itu dipergunakan ? Terus bagaimana dengan yang jarang sekali dipakai ? mestinya menghadirkan keinginan untuk berbagi kepada orang lain.

3. Adakalanya kita butuh, tapi manfaatnya kurang maksimal. Contoh saya butuh makan, yang penting makan aja. Apa yang terjadi ? Tubuh kita menjadi kurang sehat. Apakah kebutuhan seperti ini yang kita inginkan ? Pasti tidak, makan yang kita sebagai kebutuhan mesti juga dibekali ilmu agar makannya memberi kebaikan. Bagaimana dalam memenuhi kebutuhan atau keinginan memberi kebaikan ? Sadarilah apa yang kita butuhkan atau kita inginkan ... dapat menjadi kebaikan jika Allah izinkan. Maka jadikan kebutuhan atau keinginan itu menjadi sesuatu yang dizinkan (dirahmati) Allah. Bagaimana caranya tahu ? Cari tahu referensinya, apakah kebutuhan atau keinginan itu adalah sesuatu yang baik, yang ada petunjukNya dari Allah. kalaupun kita tidak tahu, mohonlah (berdoa) petunjuk Allah. Agar lebih afdol, maka kita cari tahu caranya. Apakah ada cara (petunjuk yang benar) untuk meraihnya dari Allah ? Kalau ada, maka fokuslah dan dituntaskan dengan petunjuk Allah.

Keinginan kita banyak, kebutuhan kita banyak juga. Kalau keinginan okelah tidak bisa kita raih seperti tidak ada masalah. Tapi bagaimana dengan kebutuhan, satu kebutuhan saja belum terpenuhi dan kebutuhan lain hadir. Tetaplah fokus bahwa satu kebutuhan itu mesti dipenuhi, jika mengalami hambatan. Boleh dong kita memohon kepada Allah. Bukankah Allah yang menjadi tuhan kita dapat membantu kita, bisa jadi bantuan Allah itu sebagai skenario Allah memelihara ciptaanNya. Saat hambatan itu hadir, ada pesan dari Allah bahwa cara kita memenuhi kebutuhan itu tidak sesuai dengan petunjuk Allah, baik itu sikap dan perilaku kita. Jadilah orang yang tidak mengadili Allah bahwa Allah itu tidak kasihan kepada kita dalam memenuhi kebutuhan kita. Allah tetap memberinya, perhatikan apa yang kita lakukan adalah pesan koreksi buat kita untuk lebih bener lagi dalam memenuhi kebutuhan kita. Keadaan ini dapat kita terapkan pula terhadap keinginan kita.


Bersikap dan berperilakulah dengan benar apapun itu, keinginan atau kebutuhan. Yang utama itu adalah fokus dan selalu menggunakan cara yang bener untuk mewujudkannya. Pastikan apa yang sudah kita dapatkan dari keinginan atau kebutuhan ... Mesti selalu dimanfaatkan (tidak berlebih dan bahkan tidak digunakan). Yang tidak terpakai sebaiknya diteruskan kepada yang membutuhkannya. 

Apa yang terjadi dengan wanita di atas ? Saking  banyak bajunya, maka ada diteruskan kepada orang lain. Dengan cara ini sikap dan perilaku wanita menjadi terkoreksi lebih baik. Apa yang terjadi jika baju itu tidak diteruskan kepada orang lain ? Menjadi usang dan semakin tidak menarik lagi ... menjadi beban dan hambatan untuk memiliki baju lagi. Insya Allah tulisan ini dapat memberdayakan diri kita untuk menjadi semakin baik. Tulisan (kultum) ini dapat dijadikan sebagai motivasi kita untuk terus lebih baik.


Keinginan itu bak virus

 Saat saya memiliki keinginan menjadi karyawan yang bener, maka saat melihat ada referensi tentang jadi karyawan yang bener, berjodoh keinginan saya dengan support referensi tersebut. Senanglah hati. Rasa sudah saatnya saya menerapkannya. Tapi ternyata belum juga saya terapkan, sembari itu saya buka-buka lagi medsos ... Ternyata banyak lagi yang bisa memberikan referensi untuk semakin baik menjadi karyawan yang bener. Kejadian ini tidak pernah berhenti dan saya menemukan banyak hal, tapi saya tidak menerapkan yang seharusnya saya lakukan. Begitulah virus keinginan itu menjadi liar dan membuat saya semakin diambang angan-angan kosong.


Atau keinginan kosong atau angan-angan kosong terjadi saat saya menerapkan yang hasilnya tidak mudah. Selalu ada keinginan baru yang membangkitkan semangat saya. Selalu ada keinginan baru dan tidak pernah berhenti. itulah keinginan kosong atau angan-angan kosong. Terbersit dalam hati, apa ini yang namanya rayuan setan yang memberi angan-angan kosong. Angan-angan tanpa dikerjain, pemimpi atau pengkhayal. Sudah banyak keinginan atau angan-angan yang ada di benak saya tentang kerja yang bener, belajar kerja setiap hari, kerja yang ikhlas, memberdayakan diri semakin kerja produktif. Saya tahu dan paham ... tapi saya menyempurnakannya dengan penerapannya. Kalau bicara saya bisa dan sangat ahli. Tapi apakah itu yang saya mau ? 

Hati-hati keinginan itu memang bagaikan virus yang terus berkembang dan membawa saya kedalam impian kosong. Yang namanya virus pasti penyakit, maka mesti saya hentikan penyebarannya. Tidak lain agar saya menjadi karyawan yang produktif. Hentikan pada satu keinginan dan teruskan dengan menerapkannya sampai tuntas, dan pastikan saya tidak tergoda dengan apapun yang menyebabkan virus keinginan itu berkembang lagi.

Jangan sampai terjadi saat memiliki keinginan kerja yang semangat, ada keinginan kedua untuk semangat yang luar biasa, dan diterusin dengan keinginan ketiga untuk dihargai dengan apa yang saya kerjakan dengan semangat yang luar biasa. Jika saya menerapkan keinginan yang terakhir, maka pasti tidak mudah. Bukankah keinginan yang pertama lebih mudah untuk diterapkan dan tuntaskan. barulah saya mengikuti keinginan yang kedua dan seterusnya. Semakin lama saya menerapkan keinginan yang pertama, mendorong saya semakin berada di keinginan berikutnya dan bisa jadi terus berkeinginan. Tidak ada penerapannya.

Kadangkala dalam keinginan itu muncul keberatan waktu ingin mengerjakannya. Misalkan keinginan yang bersemangat kerja, ada hambatan atau keberatan dalam pikiran ... Percuma semangat karena yang lain tidak semangat dan gajinya juga tetep. Keinginan itu semakin berat untuk diterapkan, keadaan ini mendorong saya membayangkan keinginan lain. Tetaplah fokus kepada keinginan yang pertama dan terapkan segera, sempurnakan dan tuntaskan.

Insya Allah kultum motivasi kali ini agar dapat memberdayakan diri kita menjadi semakin meningkat kemampuannya. Semua ini menjadikan kita untuk bersyukur atas rahmat dan karunia Allah. 

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...