Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Keinginan sejalan dengan kerja

 Apa yang saya cari ? Tentunya saya mengupayakannya atau apa yang sekarang saya kerjakan. Tetapi dalam kenyataannya apa yang saya cari belum tentu sesuai dengan apa yang saya kerjakan. Contoh Saya mencari uang dalam bekerja, bukankah kerja yang tinggi dapat diikuti dengan uang yang sesuai. Pertanyaannya adalah mengapa saya tidak mau kerja yang tinggi ? Mestinya saya bekerja dengan kinerja yang selalu meningkat setiap periode. Sadarkah saya bahwa banyak keinginan saya belum tercapai karena memang belum dikerjakan tuntas.

Apa yang salah dengan saya ? Saya ingin mendapatkan uang yang lebih banyak. Tapi mengapa saya merasa tidak ringan untuk bekerja lebih banyak ? Bisa jadi saya terhambat dari dalam diri saya sendiri, orang sih bilang mental blok. Mental blok itu berupa program bawah sadar yang sangat kuat dan menjadi penentu apa yang saya kerjakan. Perhatikan saat awal saya bekerja, saya begitu disiplin, saya pantang menyerah dengan kerja yang diberikan kepada saya, saya tidak begitu mempersoalkan uang yang saya dapat (saya berpikir saya kerja pastilah dihargai yang sesuai), saya berani memberikan waktu lebih untuk pekerjaan saya demi tuntasnya pekerjaan saya, saya berusaha untuk dipercaya dalam kerja, dan sebagainya. Rasanya tidak ada yang salah dengan apa yang saya kerjakan, kerja yang banyak dan berkualitas menjadi nilai kepercayaan perusahaan dan yang menentukan nilai diri saya (uang yang dapat saya peroleh). Sebenarnya mental blok itu sudah ada, tapi kekuatan dari diri saya mengalahkannya.


Seiring perjalanan waktu, saya yang bekerja lebih dari 1 tahun mengalami penurunan kekuatan yang saya miliki dan saya dikuasai lagi dengan mental blok saya. Saya mulai malas bekerja dan sudah berubah persepsi saya. Dulu saya bekerja untuk cari uang, sekarang mau kerja diukur dengan apa yang saya dapat. Keadaan ini menguatkan mental blok yang tadinya dikalahkan menjadi muncul dan kuat. Misalkan dulu menyenangi pekerjaan, sekarang sudah mulai bosen dan dianggap beban. Hal inilah yang menyebabkan saya menjadi tidak ingin mencapai apa yang saya inginkan dengan apa yang saya kerjakan. Tanpa sadar saya mengerjakan banyak hal rutin daripada mengerjakan yang seharusnya saya kerjakan untuk mencapai apa yang saya inginkan. pekerjaan saya itu lebih banyak diajukan untuk dikerjakan dengan persyaratan tertenu. Saya bisa mengerjakan itu asal dibayar yang sesuai, saya bisa menjadi lebih baik asal lingkungannya kondusif.

Keadaan di atas terus terjadi dari hari ke hari sampai hari ini. Saya sudah meninggalkan semangat kerja di awal kerja yang tinggi. Dulu saya bisa mengerjakan segalanya dan mengalahkan diri saya yang menghambat. Bagaimana saya bisa mengerjakannya lagi ? Saya mestinya bisa, saya mesti fokus kepada apa yang saya inginkan dengan mengerjakannya yang proporsional. Fokus bisa mengalihkan pikiran yang menghabiskan waktu dan energi saya dengan mental blok yang terus menganggu saya.

Saya mesti fokus kepada disiplin kerja, saya mesti bangun pagi dan hadir lebih awal, saya mesti bekerja lebih awal dengan pikiran yang masih fresh, saya mesti bertanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaan dengan tuntas dan bila perlu lembur, saya mesti disiplin karena saya mau dipercaya, dan lainnya. Bukankah semua itu mengantarkan saya kepada uang saya dapat ?

Saya mesti fokus dengan semangat dan keadaan yang membuat saya senang. Saya fokus untuk tidak menjadikan pekerjaan itu beban, tapi pekerjaan itu adalah aktivitas yang menyenagkan, jika saya tidak menyenanginya, hal itu menunjukkan saya tidak mampu mengendalikan diri saya. Saya mesti mengubah sikap dan perilaku saya atau saya belajr lagi agar mampu mengarahkan diri saya sesuai apa yang saya inginkan.

Fokus dan fokus ... semakin tajam dan semakin detail serta tuntas. Tidak ada yang tidak sejalan dengan keinginan saya. Kerja saya adalah media untuk meraih keinginan saya. 

1. Saya ingin sukses, maka saya mesti membangun kerja saya menjadi bernilai di mata banyak orang lain. Saya mesti meningkatkan nilai kerja saya.

2. Saya ingin kaya, maka saya mesti banyak mengerjakan hal agar semakin meningkat kepercayaan kepada saya. Semakin tinggi pekerjaan yang saya kerjakan dapat memberi kepercayaan yang tinggi. Saya mesti bertanggung jawab dan tuntas atas kerja, dan selalu senang dengan bertambahnya kerja (amanah).

3. Saya ingin bahagia, maka saya mesti banyak memberi tenaga, pikiran, dan perhatian untuk selalu meningkatkan pekerjaan saya. Ada kepuasan dan ada kebahagiaan saat saya mampu mengerjakan apa yang saya kerjakan, baik itu perintah atau saya kerjakan dengan keinginan sendiri. Saya mesti menjadikan kerja itu sebagai wadah saya untuk memberdayakan diri dan memberi manfaat bagi orang lain.

4. Saya ingin ahli ibadah (hamba yang soleh), maka saya mesti melihat kerja itu sebagai amanah Allah yang dipercaya kepada saya. Saya mesti bersyukur dan menjadikan kerja sebagai ibadah. Tidak hanya pahala yang saya dapatkan, tapi Allah memberi tambahan kenikmatan.

Kita mesti mulai mengevaluasi diri yang sampai hari ini menganggap kerja itu memang lahan mencari uang, tapi kerja adalah sarana kita untuk mencapai keinginan kita. Ada orang yang sukses karirnya dengan kerja yang ditekuninya, ada orang yang ahli (pakar) dengan kerja yang konsisten, ada orang murah senyum (bahagia) dengan kerja yang dijadikan sebagai media untuk beribadah, ada orang kaya dengan kerja dioptimalkan terus-menerus, dan lihatlah kita ... sudahkah kita menjadikan kerja dengan imajinasi apa yang kita inginkan.

Insya Allah kultum motivasi saya ini dapat menyadarkan kita untuk selalu memberdayakan diri menjadi semakin baik hari ini. Ingatlah orang yang sukses itu adalah orang yang mampu mengalahkan dirinya sendiri, dan kalaupun saat ini tidak memang, sadarkan diri untuk bangkit dan fokus meraih apa yang kita inginkan.

 

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...