Setelah saya menulis membangun training center dari nol , saatnya saya bercerita mengembangkan training center itu sendiri. Bermodal awal dari diri saya sendiri tanpa ada dasar tentang pelatihan, kemudian mengikuti pelatihan dasar training karena ingin menunjukkan bahwa dari nol pun saya bisa. Tak lama berselang memiliki 4 staf dan siap melakukan yang terbaik untuk perusahaan.
Beberapa manager menjadi sangat respek untuk menerima training center yang saya bangun. Saya menamakan training centernya dengan SLC. Yang pertama saya kembangkan adalah mengkonsolidasikan diri dan team untuk percaya bahwa training center menjadi bagian penting dalam perusahaan. Saya memberi lead tentang masa depan training center kepada team. Training center ini menjadi sumber informasi tentang produk dan perusahaan yang dibutuhkan oleh internal maupun eksternal. Tak hanya itu saja training center yang saya pimpin juga menjadi sumber pengetahuan untuk seluruh karyawan (termasuk direksi) dan pihak yang menjadi kepanjangan dari perusahaan berupa distributor dan dealership.
Di awal saya membuat "update pengetahuan" sesama team. Setiap anggota team memberikan apa yang dibaca dan dialami untuk share kepada team lainnya hanya dalam waktu paling lama 15 menit. Dengan team yang 5 orang itu, setiap minggu 1 orang mendapat jatah 1 kali. Setiap anggota team yang memberi update, layaknya trainer yang sedang memberi pengetahuannya. Team lainnya berhak bertanya. Hari demi hari dilalui dan membuat team menjadi pede menjadi trainer dengan pengetahuan yang lumayan. Materi yang diupdate adalah tentang motivasi dan salesmanship. Setiap update pengetahuan ini selalu dicatat sebagai knowledge management, yang menjadi referensi untuk menjalani program training selanjutnya. Dalam hal ini dampak yang dirasakan adalah setiap orang dalam training center ini mau tidak mau mesti membaca buku, mendengar radio, dan berdiskusi. Ini sangat bagus untuk membekali trainer dalam mendeliver training. Setiap bulan training center membeli buku apa saja yang dibutuhkan seperti manajemen dan motivasi, yang dijadikan perpustakaan training center. Perpusataan ini berkembang dengan sumbangan buku dari manajer dan pimpinan perusahaan. Program "Update pengetahuan" ini berlangsung setiap hari dan menjadi kebiasaan training center yang saya pimpin.
Efek dari adanya perpustakaan dalam training center itu, saya terpikir untuk mengembangkan setiap trainer menjadi lebih luas wawasannya dengan mengharuskan setiap trainer wajib membaca buku dan mendelivernya dalam bentuk training. Tentunya hal ini ditujukan untuk training center dulu, dan dengan evaluasi dan perbaikan, training center memberikan training kepada karyawan. Alhamdulillah training terus berkembang dan memberi manfaat bagi karyawan dan perusahaan.
Langkah strategis di awal yang saya lakukan adalah melakukan training motivasi kepada team salesmen/spg. Salesmen atau SPG perusahaan ditempatkan di store atau toko modern atau dealer yang membantu penjualan. Saya berpikir training kepada salesmen menjadi penting dan sekaligus dapat dirasakan efeknya, untuk meningkatkan penjualan. Tak hanya motivasi saja, saya memasukkan materi utama yaitu cara mengkomunikasikan pengetahuan produk (feature produk) agar bisa dicerna dengan baik oleh konsumen. Tentunya tambahnya adalah membuat training berdampak langsung dengan memberi cara yang menghipnotis konsumen untuk membeli. Trainernya tentu menyampaikan dengan cara yang menyenangkan dan dibekali dengan kemampuan bermain dan berkomunikasi yang menarik. Setiap Minggu salesmen dan spg di training dan pada training berikutnya selalu dievaluasi sehingga training menjadi menarik dan disukai salesmen dan spg. Di awal setiap Minggu, saya dan team melatih sekitar 150 salesmen dan SPG setiap minggu dan berjalan sepanjang tahun. Membayangkan begitu banyak materi yang mesti disiapkan sepanjang tahun, ini sudah tercipta bagi trainer dengan "Update pengetahuan" dan "Membaca buku untuk training" di atas. Training menjadi menarik dan setiap trainerpun bersemangat untuk saling bersinergi. Tak lama kemudian memang dapat dirasakan yaitu penjualan oleh salesmen dan spq pun meningkat. Supervisor dan Manager sales memberi respon positif.
Dalam perjalanannya, training center (SLC) menjadi pembicaraan di perusahaan karena adanya feedback positif dari team sales. Training center tak perlu repot melaporkan kinerja team SLC kepada pihak manajemen, semua sudah terlapor oleh dampak penjualan yang meningkat. Semakin hari semakin kaya mendeliver training oleh team SLC. Mulai dengan training dengan permainan dan sulap, hal ini dilakukan dengan otodidak secara team agar SLC semakin dinantikan oleh salesmen dan spg. Permainan sulap saya temukan dari toko sulap dan diubah menjadi materi training produk dan motivasi. kemampuan ini cukup berdampak kepada ketertarikan peserta training. Dampaknya training semakin mudah diterima oleh salesmen dan spg. Untuk semakin memantapkan training, team SLC menerapkan Knowledge management. SLC membuat catatan training yang dibagikan kepada salesmen dan spg. Tidak hanya catatan training, tapi juga mengembangkan buku produk, buku motivasi dan buku terkait lainnya. Selain buku, team SLC membuat juga one-page dan newsletter.
Dengan program "update pengetahuan", "perpustakaan ( "Membaca buku untuk training)", Mengkayakan diri (trainer) dengan update training yang menarik (permainan dan sulap), saya mengembangkan training center menjadi semakin bermanfaat bagi karyawan dan perusahaan. Penerapan proses belajar yang otodidak dan knowlegde management sangat membantu team training center berkembang semakin tinggi nilainya. Dan yang pasti pengembangan training center ini tidak butuh biaya yang besar.
Apa yang terjadi pada trainer ? Trainer menjadi hebat dan kaya dengan pengetahuan yang selalu update. Ini juga yang membuat team training center ini menjadi solid selalu bersama. Inilah tugas saya sebagai pemimpin training center yang selalu update untuk menglead team dengan hal-hal baru dan bukan sekedar "uang" dengan gaji yang tinggi. Saya bersyukur team training center ini menjadi berkah bagi semua team. Ada satu trainer yang pindah perusahaan multinasional dan dapat mengembangkan diri menjadi semakin baik di perusahaan baru. Team SLC bangga dengan salah satu anggota tersebut. Karena dasarnya saya memiliki kemampuan tinggi dengan program di atas, saya pun dapat menjadikan karyawan (merchandize) yang tidak ada pengalaman trainer dapat menjadi trainer luar biasa.
Ini adalah pengalaman yang berharga bagi saya dalam memulai dan mengembangkan tidak hanya dalam training center, tapi juga di bidang lainnya. Ikuti kisah berikutnya yang lebih menarik.
No comments:
Post a Comment