Semangat pagi semuanya. Insya Allah setiap langkah hidup ini selalu dalam rahmatNya, dan saat lalai selalu pula diingatkan Allah. Jangan sampai lupa dengan sang Pencipta yang Maha rahaman dan rahim, sekecil apapun yang saya sadari dari diri saya adalah milik Allah dan selalu peran Allah. Satu tarikan napas saya adalah milik Allah dan saya mesti bersyukur dengan memanfaatkan tarikan napas itu jadi amalan. Saya membayangkan tarikan napas itu terhenti ... kembali kepada Allah.
Tulisan saya sebelumnya tentang pengalaman dunia training center dan trainer adalah Membangun training center dari nol, Mengembangkan training center, Menjadikan training center sebagai pusat informasi, Membangun training center sebagai pusat pelatihan, Meneruskan keberadaan training center, Membangun kemampuan trainer, dan Efek kemampuan trainer, Membuat materi training itu mudah, Training center untuk Manager dan Direksi, dan Training center menyelenggarakan Sekolah SPG
Dari berbagai hal yang sudah saya lakukan tentang training bersama team, saya terpikir saat itu, mengapa saya tidak "membangun sekolah ?" Sekolah apa ya ? Saya masih bermimpi saat itu dan mulailah saya mengumpulkan beberapa training yang sudah saya lakukan, seperti motivasi, informasi produk dan perusahaan, training salesmanship dan training problem solving, training komunikasi dan lainnya. Saya merasa sudah cukup materi tersebut untuk membuat seorang SPG dari nol.
Awalnya saya mulai untuk menerima SPG-SPG baru yang diterima oleh perusahaan untuk dipekerjakan. Saya membekali mereka dengan motivasi kerja. Apa itu motivasi kerja ? Saya mengajak mereka untuk menyadari bahwa kerja bukan cari uang. Dan mereka heran, kok begitu. Mereka cari kerja untuk dapat uang. Betul begitu, setelah ajak mereka merenungkan lebih dalam. Ternyata hidup itu cari kerja walaupun sudah kerja. Diterimanya sebagai SPG adalah cari tempat kerja, lalu setelah masuk mereka harus benar-benar cari kerjaannya. Apa itu kerjaannya SPG ? Ya mengetahui produk, merek, perusahaan dan berani menawarkan produk agar calon pelanggan memutuskan untuk membeli. Jika kerjaan itu tidak dijalani dengan benar, maka tidak terjadi penjualan alias SPG tidak dapat uang. Setelah SPG menyadari apa yang mesti mereka cari (kerjaan), maka uang pun sepadan dengan apa yang mereka kerjaan. Saya bilang kepada SPG, "mau gaji gede, jual yang banyak. Jual yang banyak itu kerja yang banyak dan berkualitas". Disinilah saya membangun SPG dengan dasar yang kuat, bukan mengajari SPG dengan mimpi uang banyak dan fokus kepada menjual saja.
Langkah awal membangun sekolah SPG ini tidak hanya teori saja, tapi juga ada porsi prakteknya. Saat mereka saya ajari hal di atas, saya minta mereka mulai menjual (praktek). Apa yang mereka dapatkan dijelaskan kembali di kelas sekolah. Misalkan mereka bisa menjual 4 unit produk dan terjadi kegagalan 10 kali. Maka Mereka mesti mengambil hikmahnya, bahwa mereka mesti tahu penjualan itu terjadi tidak 100%, dalam hal ini SPG hanya bisa menjual 4 dari 14 kali aktivitas. Katakan saja jika uang yang didapat 100.000. Maka untuk mendapatkan uang 200.000, mereka harus cari kerja sebanyak 28 aktivitas. Efeknya SPG menjadi sabar dan memahami rezeki Allah lewat kerja. Kadang bagus dan kadang belum dapat aja penjualan.Untuk melatih cara berkomunikasi dengan calon pelanggan, saya menerjunkan mereka dalam praktek setiap hari. Apa itu ? Mereka terjun di dunia call center, dimana mereka dapat menguji ilmu komunikasinya. Dan saya melatih mereka untuk presentasi kepada karyawan, selain melatih kepada calon pelanggan. Sekolah ini dibangun tanpa ada biaya yang berarti karena mereka mendapatkan ilmu gratis, praktek langsung gratis dan perusahaan mendapatkan hasil yang luar biasa. Dalam perjalanan sekolah SPG ini tidak semua berhasil. Dari 10 orang yang menjadi SPG hanya 6 orang dan sisanya kalah karena butuh uang (mencari pekerjaan lain yang langsung menghasilkan uang).
Ujian praktek tentang produk secara teknis dan non teknis, saya menerapkan role play atau diskusi produk. Dimana saya dan tean yang sangat paham teknis, benar-benar menguji jawaban yang pas sebagai SPG dalam berjualan. Misalkan jangan bilang produk ini hemat listrik, sedangkan calon pelanggan melihat data produk wattnya besar. Disini SPG diajari makna hemat, yang secara teknis adalah tergantung watt dan waktu. Berapa lama pemakaian atau fungsi produk itu berlangsung menjadi penentu hasil yang didapat ? Dalam hal setrika, mana yang hemat setrika dengan watt 250 watt dengan 350 watt ? Calon pelanggan cenderung memilih 250 watt dan lebih murah lagi. Tapi ternyata SPG mesti bisa menjelaskan bahwa watt 350 itu lebih hemat. Mengapa ? Lebih cepat panas dan hasil setrikaan rapi dengan waktu pemakaian lebih cepat dibanding setrika 250 watt (karena watt yang rendah memberi waktu pemanasan lebih lama). Hal kecil seperti ini mesti menjadi pengetahuan SPG untuk mengedukasi pelanggan. Selama ini SPG hanya dididik cara menjual dan triknya saja.Alhamdulillah saya dan team dapat mengembangkan training center sebagai "sekolah SPG". Berapa lama saya menjadikan SPG bersekolah ? Sebenarnya secara kelas bisa berlangsung 1 - 2 bulan, dan setelah mereka di kontrak sebagai SPG, maka training terus berlanjut di dalam training center. Saya dan team mendapatkan banyak pengalaman dan kemampuan baru (ilmu dan ketrampilan). Didalam dunia salesmen, banyak merek sangat ingin merekrut SPG dari merek yang saya training. Kata mereka bisa langsung pakai dan ilmunya canggih. Jadi deh SPG didikan training center waktu itu bisa jual mahal (minta gaji lebih tinggi) . Hal yang membanggakan saya dan team adalah di saat kami berada di mall sering ditegur SPG yang pernah kami didik, "selamat siang pak". Ternyata SPG tersebut sudah pindah ke merek lain, dimana kami tidak mengenalnya lagi. Beberapa alumni SPG sudah ada yang jadi supervisor sales dan bahkan manager toko.
Disinilah saya yang membekali trainee dengan ilmu carilah kerjaan, maka uang mengikutinya. Saya sudah paham betul dan menerapkannya. Saya selalu mencari kerjaan baru atau mengambil inisiatif kerjaan orang lain untuk dikerjakan. Disinilah saya membuktikan dan mendapatkan kepercayaan. Ingin tahu lebih banyak tentang training center dan trainer ? Ikuti terus tulisan saya berikutnya.
No comments:
Post a Comment