Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah apa yang diinginkan diijabah Allah karena Allah Maha Mengabulkan doa, ya Mujib. Saat kami penuh salah dan dosa yang menyebabkan Engkau belum mengabulkan doa kami, ampuni dan hapuslah dosa kami. Jangalah Engkau jadikan kami orang yang merugi. Aamiin
Kali ini saya menulis pertama tentang catatan belajar saya tentang petunjuk Allah, baik dari perenungan pikiran, dari Al Qur'an dan hadist serta pemikiran ulama. CaTatan belajAr petunJUK Allah, saya singkat Tajuk Allah.
Tajuk Allah pertama ini, mengajak diri saya sendiri tentang iman saya sendiri. Terlintas dalam pikiran bahwa iman saya bisa menjadi faktor penentu bagi kelangsungan hidup saya. Kehidupan saya yang tidak baik-baik saja dan doa saya banyak yang belum terkabul. Tetapi dalam kenyataannya, dari satu doa ke doa berikutnya ... Kayaknya Allah berkenan dengan memberi inspirasi dan kemudahan yang saya dapatkan. Memang belum sampai kepada pengabulan doa yang saya inginkan. Saya berpikir semua itu memerlukan proses. Beruntunglah orang yang "langsung" dikabulkan doanya.
Doa itu adalah tujuan yang saya inginkan, semua terjadi setelah saya menjalani semua proses (Action) yang mengantarkan saya kepada tujuan saya. Lalu saya bertanya, bagaimana saya bisa menjalani prosesnya ? Awalnya pastilah saya mesti ilmu tentang cara melakukan prosesnya. Diawali dengan doa, lalu doa itu memberi semangat saya untuk meraihnya. Semangat itu memberi energi untuk Action. Lalu tak terpikir oleh saya karena memang saya merasa sudah ada dalam pikiran saya berupa ilmu (petunjuk cara). Saya menyimpulkan bahwa saya memiliki harapan untuk menuju doa saya. Harapan itu adalah jalan menuju tujuan yang Allah berikan berupa imajinasi dalam diri saya tentang doa (tujuan) saya. Percaya nggak bukan saya yang menciptakan imajinasi itu, tapi Allah. Bahkan apa yang ada di pikiran saya, semangat dan ilmu itu pun berasal dari izin Allah terjadi. Ada ungkapan yang bilang begini yang membuat saya terkesan yaitu "Berdoalah untuk apa yang saya ingin saya kerjakan dan Kerjakan apa yang saya doakan"
Ini adalah renungan saya tentang doa, kalaulah semua faktor dalam berdoa itu adalah miliki Allah. Entah itu isi doa berupa tujuan (pasti yang baik), hadirnya imajinasi dalam pikiran, kepikiran pula ada ilmunya, tiba-tiba semangat dan ada dorongan untuk bertindak (Action), dan semua yang terkait menjadi bersumber dari Allah. Tidakkah doa ini mesti dimulai dengan Basmallah ... diakhiri dengan Hamdallah. Tak pantas pula saat saya memulai semua itu dalam berpikir sampai kepada tindakan nyata pun mesti diawali dengan Basmallah dan menjadi luar biasa saat saya mengucapkan Hamdallahnya saat doa itu terkabul. Saya membayangkan bacaan Basmallah dan Hamdallah itu telah menjadi bagian dari seluruh aktivitas saya sehari-hari. Bukankah saya mesti mengerjakan apa yang saya doakan , semua aktivitas adalah selalu terkait dengan Basmallah dan Hamdallah.
Renungan berikutnya ? Sudahkah saya terbiasa dengan bacaan Basmallah dan Hamdallah. Dalam hadist disebutkan kurang lebih "sesuatu yang tidak dimulai dengan Basmallah, tindakannya menjadi tidak bermakna (tidak bisa mengikuti hukum Allah)". Lalu bagaimana kalau saya lupa ? Kadang makan aja lupa Basmallah. Disinilah Allah mengajarkan kebiasaan baik seperti membaca Basmallah itu dalam setiap langkah kehidupan saya. Menjadi kebiasaan dan menjadi akhlak. Lupa atau lalai itu pasti berurusan dengan setan yang pasti menghalangi saya untuk menuju Allah. Akhirnya saya mesti berlatih membaca Basmallah setiap mau apapun yang baik ...
Kembali kepada doa, lalu apakah dengan membaca Basmallah dan Hamdallah itu menjadi lebih baik ? Insya Allah, membaca Basmallah berarti saya mau dengan senang hati mengikuti aturan dari Allah. Saya beriman dan saya tunduk kepada aturan Allah. Ini adalah syarat saya berdoa sebagai muslim. Dengan menyebut nama Allah, dimana segala hal bergantung kepada Allah dan semua atas izin Allah serta sesuai dengan apa yang Allah kehendaki. Selanjutnya Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahiim. Allah sendiri yang memberi tahu kepada hambaNya, Dia lah yang Maha Penyayang dan Maha Pengasih. Dengan pengertian ini, ucapan Basmallah yang sempurna adalah Bismillahirrahmanirrahiim. Hindari hanya menyebut Bismillah aja.
Bagaimana dengan Hamdallah ? Saya berpikir sama, bacaan Hamdallah yang sempurna adalah Alhamdulillahirrabbilalamin, bukan sekedar membaca Alhamdulillah. Ucapan yang menutupi apa yang saya lakukan sebagai pengakuan kepada Allah, Tuhan alam semesta. Allah yang memiliki semua alam semesta dan yang berhak memberi izin segala hal termasuk doa dan tindakan yang saya lakukan. Pengakuan Alhamdulillahirrabbilalamin adalah pengakuan hati yang dilisan oleh lidah, pujian dan terima kasih atas bisanya saya berdoa, bisanya saya berimajinasi, bisanya saya berilmu, bisanya saya bersemangat dan bisanya saya bertindak. Apa yang saya rasakan sesaat membaca Alhamdulillahirrabbilalamin ? Saya merasa sudah menjalani apa yang semestinya saya lakukan untuk doa saya. Kalaulah tahapan ini merupakan tahapan yang mesti saya lewati dan bersiap untuk tahapan selanjutnya. Saya mesti juga mengucapkan Alhamdulillahirrabbilalamin karena telah melewati tahapan yang mesti saya jalani. Akhirnya bacaan (pujian) Alhamdulillahirrabbilalamin menandakan saya berserah diri kepada Allah atas apa yang hendak dikehendakiNya atas doa saya.
"Saat harapan itu ada, ada cara untuk meraih apa yang saya doakan. Iman menandakan Saya memiliki ada harapan, berharap hanya kepada Allah. Jangan sampai saya tidak memiliki harapan yang menunjukkan iman itu hilang"
Munir Hasan Basri
Penulis buku, Trainer, Motivator
No comments:
Post a Comment