Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Merenung

Apa yang kita lakukan saat lagi susah ? Biasanya sih mengeluh, curhat dan membela diri bahwa diri kita sedang susah dan mita diperhatiin. Wajarlah kalau kita manusia, abis itu barulah perasaan dan emosi kita menurun seiring waktu. lanjutannya adalah kita dapat merenung tentang banyak yang sudah terjadi dan hikmah dari apa yang terjadi. Merenung membuka hati yang tenang untuk mendapatkan sisi positif.
Merenung mirip dengan evaluasi, perbedaannya adalah merenung memahami dengan hati dan evaluasi dengan pikiran dan emosi. Merenung lebih kepada apa yang sudah kita perbuat oleh hati (keikhlasan), sedangkan evaluasi memahami dengan pikiran sehat sesuai ilmunya. Evaluasi belum tentu berdampak kepada hasil yang lebih baik, karena tidak menyentuh hati. Jika kita merenung, maka bisa berdampak kepada kerja kita. Perhatikan jika kita ingat kematian, maka kita berusaha mengerjakan ibadah, amal dan kerja dengan ikhlas. Dengan demikian kerja yang berkualitas mendapatkan kehidupan dunia dan ibadah/amal yang mendapatkan kehidupan akhirat. Mau merenung atau mengevaluasi ?
Dalam merenung selalu ada harapan dari apa yang telah terjadi dengan memperbaiki aktivitas kita. Apa sih yang mesti kita renungkan ?  Pasti tentang hidup lah. Ada banyak yang mesti kita renungkan, dan pastikan kita tidak bingung ... 

  1. Renungkan bagaimana kalau kita sudah waktunya meninggal dunia ? Apakah kita menemui kematian itu tanpa ada tanggung jawab ? Pastilah ada. Sudahkah kita beribadah yang ikhlas dan banyak beramal saleh ? Hisablah diri kita sendiri agar kita tahu seperti apa yang terjadi setelah kematian kita. Yang pasti kita tidak cukup untuk memenuhi ibadah dan amal saat kematian itu datang. Dan yang menjadi pertanyaan berikutnya, apakah kita siap juga menanggung balasan dari Allah di alam kubur ? Jawabannya juga kita tidak sanggup dan tidak kuat untuk merasakannya. Lalu apakah kita berpikir kematian masih lama ? Kematian itu paling dekat dengan kita
  2. Renungkan kembali apa yang sudah kita kerjakan ? Kita hidup cari uang dan mengumpulkan uang untuk diperlihatkan kepada orang lain bahwa saya sukses. Apakah ini ada diterima Allah ? Apakah juga ibadah kita sudah ikhlas ? Semua itu mengarahkan apa yang kita lakukan selama hidup ini belum memenuhi apa yang Allah inginkan. Lalu ? 
  3. Inilah yang mesti kita lakukan. Belajar kembali dan menyempurnakan kerja dan ibadah yang ikhlas. Dan mengiringi apa yang kita sudah dapatkan untuk disedekahkan kepada orang yang membutuhkannya agar dibersihkan hati. Tak hanya itu kita mesti memperbanyak istighfar dan zikir agar hati kita tertaut kepada Allah. Teruslah melakukan itu dan menyempurnakannya setiap hari.

Harapan dari renungan itu adalah hidup yang lebih tenang dan memberikan hidup yang lebih berkualitas. Harapan itu memberi kesuksesan di dunia dan diakhirat. 

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...