Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Selasa, Agustus 19, 2025

Dari Mata turun ke pikiran

 Salam bahagia selalu, merasa bahagia itu penting dan membuat diri kita menjadi semakin bahagia. Insya Allah imajinasi dan apa yang kita lihat menjadi bagian apa yang kita cari selama ini. 


Dari mana datangnya cinta ? Dari mata turun ke hati. Begitu kata banyak orang. Itulah yang terjadi, dan indera mata sebagai fungsi melihat baik itu fisik maupun yang tidak nampak. Sebenarnya hal yang tidak nampak ditafsirkan oleh kita menjadi bagian dari kesimpulan kita. Misalkan ... seorang wanita yang mengedipkan di depan kita saat bicara, keadaan ini tidak sekedar kedipan mata yang terlihat. Tapi pikiran kita menangkap sinyal lain berupa kebaikan atau mengiyakan atau hal lain, dan sangat tergantung latar belakang seseroang yang menerimanya. 

Saya menuliskan dari mata turun ke pikiran, dan selanjutnya menjadi memori tanpa kita dapat menyaringnya.Maksud saya adalah banyak informasi yang bertebaran di mana-mana yang telah mengubah pikiran dalam bertindak. mata yang melihat pastilah melihat banyak hal baik berupa kata atau kata-kata. Kadang mulut diperintah setelah mata melihat untuk membaca tulisan dilihat. Misalkan kita melihat warung, didepan warungnya ditulis "Warung enak dan hangat ... Soto Bening yang menghangatkan". Apakah saya hanya melihat saja ? Tentunya tidak melihat saja, tapi membaca tulisannya dan menyimpannya di dalam memori kita. Bahkan terjadi self talk saya,"Ini warung yang saya cari. Apa enak sotonya ? Kayaknya enak. Mahal nggak ya ? dan seterusnya". Self talk ini semakin menguatkan apa yang lihat dan baca, tersimpan kata kuncinya "warung enak", atau "soto bening" atau lokasinya dan lainnya. Jika jalan yang saya lalui setiap hari, maka hal tersebut berulang dan menjadi memori yang kuat dan mudah hadir saat saya lapar sebagai pilihan makan. Apa yang terjadi beberapa hari kemudian, saya jadi penasaran untuk makan di warung tersebut. Pertama ditahan-tahan dan akhirnya pada suatu hari saya makan di warung tersebut. Bayangkan sekali jalan saja dalam sehari, saya melihat banyak hal. Entah itu warung makan lagi, toko HP, optik, pasar dan sebagainya. Semua itu sama seperti warung soto bening tadi mengajak saya membaca, mengimajinasikan, mikir dan akhir tersimpan di memori pikiran. Saya simpulkan agar mudah dipahami ;

Pikiran sadar saya bekerja saat saya melihat dan membaca Warung yang saya lewati. Dan juga saat saya memutuskan untuk makan di warung setelah mendapat sinyal dari pikiran bawah sadar saya (ingat warung tersebut)

Pikiran bawah sadar saya bekerja setelah tersimpan sebagai memori dan saat tanpa diketahui saya jadi pengen makan di warung

Lalu ? Saya tak pernah memikirkan bagaimana besarnya pikiran bawah sadar saya mempengaruho saya bertindak atau melakukan sesuatu. Dan ini terjadi. Begitu banyak memori yang saya imajinasikan sebagai kamus berjalan yang menuntun kehidupan saya. Saat pikiran sadar saya mau makan saja, maka pikiran bawah sadarnya bekerja otomatis mencari dalam kamu tentang makan. Maka hadir warung A,B dan seterusnya. Setelah itu pikiran sadar saya memutuskan makan di warung Z. Normalkan ? Iya normal, tapi apa yang membuat saya bertanya, jika warung Z tidak baik buat saya, maka tindakan saya menjadi salah dan merugikan. Sekarang siapa yang bisa menjamin apa yang saya simpan dalam memori itu semuanya baik buat saya ??? Tidak ada. Sangat tergantung apa yang saya lihat dan baca, kalau lingkungan yang saya lewati itu mengandung unsur baik maka bersyukurlah saya. Tapi sebaliknya yang terjadi, maka saya bisa terjerumus ke dalam keburukan. Bila ini terjadi, maka pikiran sadar saya mesti menetralisirnya dengan sadar untuk melihat dan membaca yang baik-baik dan berguna bagi saya.

Misalkan saya yang setiap hari menonton film silat, bisa jadi saya terbentuk menjadi pemberani dan juga menjadi gampang menyelesaikan masalah dengan "perkelahian" (main fisik). Semua yang saya tonton itu menjadi memori dan masuk ke dalam pikiran bawah sadar. Dua hal berani dan main fisik, selalu memberi pilihan saat saya menghadapi masalah. Yang sederhana saja, Juru Parkir minta uang lebih dari biasanya. Maka saya berani menghadapi Juru parkir dengan berdebat sampai merasa menang. Atau bisa jadi saya bisa mengancam. Semua itu terjadi karena pikiran bawah sadar saya. Tapi halnya jika saya sadar, dan bertanya dengan sopan karena keinginan untuk tidak terjadi masalah. Lalu pikiran sadar mengatakan buat apa juga ribut, "ngga ada yang menang atau kalah, kalau bayar lebih juga tu anggap sedekah saja". Maka pikiran sadar saya menuntun untuk berbuat baik. Maka dalam hal ini dominasi pikiran sadar atau pikiran bawah sadar menjadi penting saat itu, bisa dipengaruhi temen atau suasananya adem atau lagi ada masalah tertentu. Bukankah kita pernah membaca berita hanya gara-gara parkir dan uang Rp. 2000 saja bisa terjadi saling emosi yang berakhir kepada pembunuhan.

Berhati-hati ... dalam menghadapi apapun mesti dipikirkan dengan pikiran sadar yang baik. Tentunya pikiran sadar yang baik itu mesti juga diisi dengan bacaan-bacaan baik, ilmu baik, temen baik, lingkungan baik dan sebagainya. Karena tanpa ada semua itu, tidak mungkin saya bisa berpikir sadar yang baik. Ini juga menjadi perhatian saya, seseringlah membuat suasana hati yang tenang. Suasana hati bisa mempengaruhi saya kepada sikap dan tindakan emosional. Mendekatkan diri kepada Allah dan mengendalikan diri mampu membuat diri semakin tenang. Ketrampilan kerja dan hidup juga dapat memberi ruang saya untuk berpikir sadar yang baik, misalkan mampu menyelesaikan berbagai masalah hidup dan kerja. Masalah yang tidak selesai menjadi beban pikiran dan mempengaruhi untuk bertindak yang baik. Misalkan saja, orang yang stress dalam kerja dan suka marah karena performance kerjanya tidak baik-baik saja, apa iya orang seperti ini bisa berpikir sadar yang baik ? Cenderungnya tidak. Oleh sebab itu berhati-hati dengan apa yang kita lihat, apa yang kita baca, apa yang kita tonton, apa yang kita rasakan dan seterusnya ... semua terjadi tanpa kita bisa edit atau filter masuk ke dalam memori, pikiran bawah sadar. Yang perlu kita lakukan adalah dominannya untuk berpikir kritis (dengan sadar) terhadap apa yang terjadi agar kita secara logika dapat mengalahkan memori "negatif" dari pikiran bawah sadar.

Saya tutup dengan obrolan pagi  3 Sahabat: Myra, Mamat, dan Bujang

Udara pagi sejuk, matahari baru naik, aroma rumput basah dan kopi hangat terasa. Di sekitar mereka, orang-orang jogging, bersepeda, dan senam. Myra membawa termos teh, Mamat duduk bersila sambil mengunyah pisang, dan Bujang baru selesai stretching.

Myra: (tersenyum sambil menuang teh). “Pagi ini enak banget ya… sejuk, tenang. Tapi jujur, tadi aku hampir nggak bangun. Alarm bunyi, tapi rasanya kasur tuh kayak magnet.”

Mamat: (tertawa). “Wah, itu sih pertempuran klasik antara niat dan kenyamanan. Aku juga gitu. Padahal semalam udah niat bangun jam 5, eh jam 6 baru melek.”

Bujang: (nyengir sambil duduk). “Tau nggak, itu bukan cuma soal malas. Itu pikiran bawah sadar kita yang masih nyimpen program lama. Kayak, ‘Tidur itu enak, bangun pagi itu berat.’ Jadi walau kita niat, tubuh kita nurut ke yang udah terbiasa.”

Myra: “Jadi kayak ada ‘konflik batin’ gitu ya? Niat sadar pengen bangun pagi, tapi bawah sadar bilang ‘tidur aja dulu’.”

Mamat: “Betul. Dan kalau kita terus-terusan nurut ke bawah sadar yang negatif, LOA juga bakal nangkep vibrasi itu. Akhirnya ya… kita tetap bangun siang.”

Bujang: “Makanya penting banget sebelum tidur tuh kita ‘set’ ulang pikiran. Aku sekarang tiap malam afirmasi: ‘Saya bangun pagi dengan semangat.’ Terus aku bayangin suasana pagi yang damai. Lumayan bantu loh.”

Myra: “Wah, aku mau coba deh. Mungkin aku juga harus tulis jurnal malam. Biar pikiran bawah sadar aku nggak sabotase niat aku.”

Mamat: “Setuju. Kita harus jadi ‘sutradara’ buat pikiran kita sendiri. Kalau nggak, kita cuma jadi penonton dari kebiasaan lama.”

Bujang: “Dan pagi kayak gini tuh bukti kalau kita bisa menang. Kita di sini, bangun pagi, nikmatin udara segar. Itu udah satu langkah maju.”

Myra: (tersenyum sambil menyeruput teh). “Setuju. Yuk, kita terus jaga vibrasi positif. Biar LOA bantu kita wujudkan pagi-pagi yang penuh makna.”

Obrolan di atas, juga memberi masukan bahwa pikiran bawah sadar itu, menimbulkan vibrasi yang direspon negatif oleh alam semesta. Apa yang terjadi penolakan atau hambatan untuk berpikir sadarnya semakin berat. Seperti contoh dengan Juru Parkir di atas, alam semesta merespon dengan menguatkan pikiran bawah sadar seperti "kalau saya tidak lawan (tidak berani), maka semakin ditindas" dan sebagainya.

So penting dong untuk selalu berpikir sadar yang positif dan baik, dan berpikir kritis agar kita dapat mengimbangi pikiran bawah sadar yang negatif. Hal ini harus terus dilakukan (update) sehingga memori dan pikiran bawah sadar pun bisa berganti dengan hal yang semakin positif/benar.

Insya Allah tulisan ini dapat membuka pikiran kita bahwa apa yang kita lakukan selama ini dapat menjadi renungan. Apa iya begitu ? Kok saya begitu sih ? Akhirnya kita sadar dengan keadaan kita sendiri dan mampu memberdayakan diri untuk menjadi semakin baik. Jadikan tulisan ini sebagai motivasi diri menuju produktivitas diri. 

Sahabatmu

Munir Hasan Basri








Buat versi audio obrolan ini


Buat naskah drama pendeknya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured post

Dari Mata turun ke pikiran

 Salam bahagia selalu, merasa bahagia itu penting dan membuat diri kita menjadi semakin bahagia. Insya Allah imajinasi dan apa yang kita lih...