Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Minggu, Agustus 03, 2025

Masak kita tidak ingin kasih sayang Allah yang 99 lagi

 Salam bahagia selalu, dan Insya Allah kita diberikan kebaikan yang mendatang rahmat Allah. Aamiin

Hari ini membahas sedikit tentang hasi rahmat Allah. Salah satu hadis tentang rahmat Allah, yang berkaitan erat dengan nama-Nya Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih):

"Allah menjadikan rahmat (kasih sayang) seratus bagian. Maka Dia menahan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan bagian, dan menurunkan satu bagian ke bumi. Dari satu bagian itulah seluruh makhluk saling berkasih sayang, hingga seekor kuda mengangkat kakinya karena takut anaknya akan terinjak olehnya." (HR. Bukhari No. 5541)

Hadis lain yang senada berasal dari HR. Muslim :

"Sesungguhnya Allah memiliki seratus bagian rahmat. Dia menahan sembilan puluh sembilan bagian dan menurunkan satu bagian ke bumi. Dari satu bagian itu, makhluk saling berkasih sayang, hingga seekor hewan mengangkat kakinya karena takut melukai anaknya."

(HR. Muslim No. 2752) 

Hadis ini sama seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari. Hadis ini menunjukkan betapa luas dan dalamnya kasih sayang Allah. Nama Ar-Rahman berasal dari kata rahmah (kasih sayang), dan menggambarkan rahmat Allah yang meliputi seluruh makhluk, baik yang beriman maupun tidak. Sementara nama Ar-Rahim lebih khusus, menunjukkan kasih sayang Allah yang berkelanjutan kepada hamba-hamba-Nya yang taat (yang beriman).

Rasulullah ﷺ menyampaikan banyak hadis yang menggambarkan luasnya rahmat Allah, bahkan melampaui batas nalar manusia. Di sinilah kita akan mengupas beberapa hadis utama, dan merefleksikan betapa pentingnya kita hidup dalam kesadaran akan rahmat-Nya yang tak terbatas.



1. Allah Membagi Rahmat Menjadi 100 Bagian
Hadis diatas menunjukkan bahwa kasih sayang yang kita saksikan di dunia ini hanyalah 1% dari rahmat Allah. Bayangkan, seluruh kasih seorang ibu pada anaknya, kasih manusia kepada sesama, bahkan kasih sayang antar hewan, itu semua hanya bagian kecil dari rahmat-Nya.
Lalu bagaimana dengan 99 bagian lainnya? Allah menyimpannya untuk hari di mana seluruh manusia sangat membutuhkan kasih sayang dan ampunan, yakni hari kiamat. Ini menjadi harapan besar bagi mereka yang senantiasa berusaha kembali kepada Allah.

2. Allah Lebih Sayang kepada Hamba-Nya daripada Seorang Ibu kepada Anaknya
Dalam sebuah hadis yang sangat menyentuh hati, Rasulullah ﷺ pernah melihat seorang wanita mencari anaknya yang hilang dalam tawanan. Setelah menemukannya, sang ibu memeluk anak itu dengan sangat erat dan menyusuinya. Rasulullah ﷺ kemudian bersabda kepada para sahabat:
"Apakah kalian melihat wanita ini akan melemparkan anaknya ke dalam api?"
Mereka menjawab, "Tidak, demi Allah. Ia tidak akan melakukannya jika ia mampu menghindarinya."

Maka Nabi ﷺ bersabda:
"Sungguh, Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada wanita ini kepada anaknya."
(HR. Bukhari no. 5999, Muslim no. 2754)

Bayangkan kasih seorang ibu yang secara naluriah akan melindungi anaknya dari bahaya apa pun. Dan Allah lebih dari itu. Cinta dan rahmat-Nya jauh melampaui kasih sayang manusiawi. Maka bagaimana mungkin kita ragu untuk kembali kepada-Nya?

3. Allah Senang Mengampuni, Melebihi Kegembiraan Orang yang Menemukan Barang Hilang
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
"Sungguh, Allah lebih bergembira atas taubat hamba-Nya daripada seseorang di antara kalian yang kehilangan kendaraannya di tengah padang pasir, lalu menemukannya kembali."
(HR. Bukhari no. 6309, Muslim no. 2747)

Hadis ini menggambarkan kegembiraan yang luar biasa. Bayangkan seseorang kehilangan unta atau kendaraan di tengah padang pasir. Itu berarti kehilangan sumber air, makanan, dan harapan hidup. Tapi ketika ia menemukannya kembali, ia begitu bahagia sampai keliru berkata karena girangnya.

Nah, Allah lebih bahagia dari itu ketika seorang hamba yang berdosa kembali bertobat. Ini menunjukkan bahwa rahmat Allah tidak hanya pasif, tapi aktif mendekat kepada hamba-Nya yang kembali. Tidak peduli seberapa besar dosanya, selama ia masih hidup dan bertobat dengan tulus, Allah akan menyambutnya dengan kegembiraan.

4. Rahmat Allah Meliputi Segala Sesuatu
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu...”
(QS. Al-A’raf: 156)

Ini adalah janji Allah. Rahmat-Nya meliputi segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, baik yang kita pahami maupun yang tidak. Bahkan ketika kita tertimpa musibah, sebenarnya ada rahmat Allah di dalamnya yang barangkali belum kita sadari.

5. Allah Menetapkan Kasih Sayang sebagai Sifat-Nya

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis Qudsi:

“Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Ini adalah prinsip utama dalam mengenal Allah. Walau Allah Maha Adil dan bisa menghukum, namun kasih sayang-Nya lebih dahulu dan lebih dominan. Ini tidak berarti Allah tidak murka, tapi murka-Nya dibatasi oleh keadilan dan selalu dilandasi hikmah. Sementara rahmat-Nya dibuka lebar-lebar untuk siapa pun yang menginginkannya.

Renungkan, Hidup dalam Kesadaran Rahmat Allah
Mengetahui bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang bukan sekadar pengetahuan teologis. Ini mestinya menjadi landasan cara pandang dan sikap hidup. Berikut beberapa pelajaran yang bisa kita petik:

1. Jangan Pernah Berputus Asa dari Rahmat Allah
Berapa pun dosa kita, Allah membuka pintu taubat. Bahkan dalam QS. Az-Zumar: 53, Allah berfirman:

“Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.”

Putus asa dari rahmat Allah adalah penyakit jiwa dan salah satu bentuk kebodohan terhadap sifat Allah.

2. Menjadi Saluran Rahmat bagi Sesama
Jika Allah menyayangi kita, maka kita juga harus menyebarkan rahmat itu. Nabi ﷺ bersabda:

"Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Penyayang. Sayangilah siapa yang di bumi, maka Yang di langit akan menyayangimu."
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

Menjadi penyayang—baik kepada manusia, hewan, atau makhluk lainnya—adalah bentuk nyata kita meneladani sifat rahman-Nya.

3. Berprasangka Baik kepada Allah
Hidup tidak selalu mudah. Namun, ketika kita sadar bahwa Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, maka kita akan belajar berprasangka baik kepada-Nya, bahkan di saat-saat sulit. Barangkali Allah sedang menyiapkan sesuatu yang lebih baik, atau menghapus dosa kita melalui ujian.

Rahmat Allah adalah anugerah terbesar yang membungkus seluruh kehidupan. Ia bukan hanya konsep dalam kitab, tapi kenyataan yang hadir dalam setiap detik kehidupan. Setiap napas, setiap detak jantung, bahkan setiap ujian yang kita hadapi adalah bagian dari skenario rahmat-Nya.

Maka, marilah kita hidup dalam kesadaran bahwa kita berada dalam lautan kasih sayang Allah yang tak terbatas. Jangan sampai kita buta terhadap rahmat-Nya yang selalu mengiringi, dan jangan pernah menutup pintu kembali kepada-Nya. Karena Allah tidak akan pernah menutup pintu rahmat-Nya bagi hamba-hamba yang ingin kembali.

Dengan memahami sifat Allah sebagai Ar-Rahman, kita diajak untuk:
1. Tidak putus harapan dari rahmat-Nya.
2. Meneladani sifat kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menyadari bahwa setiap kebaikan yang kita rasakan adalah bagian kecil dari rahmat-Nya yang luas.

Apa yang mesti kita tanyakan dan renungkan kepada diri sendiri. Diantaranya :
 Apakah kita bisa merasakan ar rahmannya Allah ???
Tenangkan hati dengan mentrigger hati untuk melisankan zikir kepada Allah. Hanya dengan hati yang tenang itulah kita dibukakan "jendela" rahmannya Allah.
Darimana kita memulai ? Mulailah dari diri sendiri. Semua kebaikan apapun adalah 1% dari rahman Allah di dunia dan kehidupan kita di dunia ini.
Perhatikan lidah kita bisa bicara ... Amazing, 
Tubuh kita bisa bergerak ... Amazing,
Mata dan Pendengaran kok bisa melihat dan mendengar ... Amazing
Apalagi ... ? Semuanya. 
Apa yang kita rasakan, lihat, dengar  ... lainnya
Makna begitu besar rahmannya Allah, apalagi ar rahiimnya Allah kepada kita yang beriman,
Rahiimnya Allah yang mengantarkan kita kepada pembalsan yang sempurna.
Apakah kita masih ada waktu dan perhatian kita untuk lalai merasakan kebaikan ar rahman dan ar rahiim  ?? 

سُبْحَانَ ٱللَّٰهِ وَٱلْحَمْدُ لِلَّٰهِ وَلَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ وَٱللَّٰهُ أَكْبَرُ 

Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar

Sekarang ... masak sih kita tidak mau menemui dan merasakan rahmatnya Allah yang 99 lagi ??

Tidak ada alasan apapun, sekarang kita mulai selalu ingin berbuat baik dan terus berbuat baik. Insya Allah pengetahuan ini dapat mengekplor kita untuk memberdayakan diri,agar termotivasi menjadi hamba yang berterima kasih dan bersyukur. Inilah motivasi Islam dalam membangun karakter hambaNya.

Sahabatmu 
Munir Hasan Basri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured post

Dari Mata turun ke pikiran

 Salam bahagia selalu, merasa bahagia itu penting dan membuat diri kita menjadi semakin bahagia. Insya Allah imajinasi dan apa yang kita lih...