Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Jumat, Agustus 22, 2025

Senyum itu bukan untuk orang lain saja

Alhamdulillahirabbilalamin. Di hari Jum'at yang dimaknai sebagai bentuk hari baik, dan Insya Allah kita selalu dimampukan berbuat baik hari ini. Kata berbuat baik itu menjadi berharga saat kita yang melakukannya dapat merasakannya dengan hati. Ada hikmah, dan mendorong untuk berbuat baik lagi. Seiring itu kita pun merasa berbuat baik itu untuk dinikmati orang lain, sehingga fokus ini suka melalaikan kita untuk memberi yang terbaik bagi diri.


Obrolan 3 sahabat kita, enaknya dipanggil 3 Sahabat Hati (hangat inspiratif). Angin pagi berhembus lembut, matahari hangat tapi belum terik. Di sekitar mereka, orang-orang berolahraga, anak-anak bermain, dan suara burung terdengar samar.
Myra: (sambil menyeruput teh hangat). “Pagi ini adem banget ya… rasanya damai. Kadang aku mikir, kalau semua orang bisa mulai hari dengan niat berbuat baik, dunia pasti lebih tenang.”
Mamat: (nyengir sambil stretching). “Setuju. Tapi kadang orang mikir, ‘berbuat baik itu harus besar’. Padahal senyum aja bisa jadi kebaikan.”
Bujang: (berdiri sambil melihat orang tua yang sedang jalan pagi)
“Benar. Aku pernah baca, ‘Berbuat baik bukan soal siapa yang melihat, tapi siapa yang merasakan.’ Kebaikan kecil bisa jadi cahaya buat orang lain.”
Myra: “Kadang kita nggak tahu, satu kata ramah atau satu bantuan kecil bisa jadi penyelamat buat orang yang lagi hancur.”
Mamat: “Makanya aku suka ungkapan ini: ‘Jadilah alasan seseorang tersenyum hari ini.’ Ringan, tapi dalam.”
Bujang: “Dan yang paling keren, kebaikan itu menular. Satu tindakan bisa nyebar ke banyak orang. Kayak domino, tapi versi positif.”
Myra: (tersenyum). “Yuk, kita mulai dari diri sendiri. Nggak perlu nunggu momen besar. Mulai dari hal kecil, tapi konsisten.”
Mamat: “Siap. Hari ini aku mulai dengan bantu ibu bersih-bersih rumah. Kecil, tapi semoga bermanfaat.”
Bujang: “Aku mau kirim pesan ke teman lama. Sekadar nanya kabar. Siapa tahu dia butuh teman bicara.”
Myra: “Lihat tuh, anak kecil bantu ambil botol minum buat neneknya. Kebaikan itu nggak kenal usia.”
Mamat: “Dan nggak kenal waktu. Pagi, siang, malam… selalu ada ruang untuk berbuat baik.”



Nah, saya mengambil kata kunci dari obrolan 3 sahabat Hati di atas ada kata berbuat baik, dari hal kecil, konsisten, memberi kebaikan kepada orang lain. Terus ? bagi saya untuk memudahkan saya untuk memahami dan menjelaskannya.

Apa sih yang dimaksud berbuat baik itu ? Ada yang bilang,"semua orang juga tahu". Tapi kan berbeda referensinya, tergantung lingkungan dan latar belakangnya. Misalkan berbuat baik di pulau Sumatera dan pulau Jawa ada perbedaan. Misalkan mendahalui orang di depan kita, mungkin di Sumatera lewat aja, tapi di Jawa mesti bilang permisi dulu, atau bahkan ada juga di adab Melayu lebih mendahulukan yang tua. Dan ada banyak lagi. Berbuat baik ? Iya semua itu berbuat baik. 
Berbuat baik adalah tindakan yang membawa manfaat, kenyamanan, atau kebahagiaan bagi orang lain, diri sendiri, atau lingkungan — dilakukan dengan niat tulus tanpa mengharapkan imbalan.
  1. Secara Sederhana: Berbuat baik adalah melakukan sesuatu yang benar, bermanfaat, dan penuh niat baik.
  2. Secara Emosional: Berbuat baik adalah memberi kelegaan, harapan, atau senyum kepada orang lain — bahkan jika itu hanya lewat kata-kata atau perhatian kecil.
  3. Secara Spiritual: Berbuat baik adalah bentuk ibadah, pengabdian, atau jalan menuju kedamaian batin dan keberkahan hidup.
Contoh Berbuat Baik yang Sederhana Tapi Bermakna
  • Menyapa orang dengan ramah
  • Mendengarkan tanpa menghakimi
  • Membantu rekan kerja menyelesaikan tugas
  • Memberi jalan kepada orang lain
  • Menjaga kebersihan lingkungan
  • Menyemangati teman yang sedang lelah
Dampak Berbuat Baik
Bagi orang lain: Merasa dihargai, didukung, dan tidak sendirian.
Bagi diri sendiri: Meningkatkan rasa bahagia, percaya diri, dan makna hidup.
Bagi lingkungan: Menciptakan suasana yang harmonis dan saling peduli.
Kesimpulannya adalah Berbuat baik tidak harus besar, tidak harus terlihat, dan tidak harus dibalas. Yang penting: niatnya tulus, dampaknya nyata. Kalau dalam agama bernilai pahala dan memenuhi ketentuan syariat. Salah syaratnya adalah ikhlas.

Berbuat baik itu bisa seperti contoh di atas, tapi bisa juga hal yang lebih dari itu. Misalkan membantu seseorang yang kesusahan, mulai memberi solusi, dukungan sampai seseorang itu lepas dari kesusahan.
Pertanyaan apakah kita yang berbuat baik itu merasa "terpaksa" melakukannya karena lingkungan dan orang yang dihadapi ? Kok gitu, karena bisa jadi kita tersenyum saat bertemu dengan atasan kerja kita atau kita berada di lingkungan yang baik semua. Bisa jadi kita berbuat baik (senyuman) itu tidak hadir dari dalam diri, Apakah hal ini berdampak ? Saya rasa tidak. Karena buat diri sendiri aja tidak, senyumnya bukan dari dalam. Apalagi berdampak buat orang lain. Dari sini saat kita berbuat baik, maka mesti memenuhi ketentuan yang pertama yaitu dilakukan untuk diri sendiri dulu. Saya tersenyum karena saya ingin tersenyum atau lebih dalamnya saya tersenyum karena Allah. ketentuan ini pasti memberi kebaikan bagi diri saya sendiri. Bisa ikhlas dimana senyuman terpancar dari hati. Vibrasi senyum ini direspon positif oleh alam semesta dan menyentuh orang yang dihadapan kita. Dampaknya pasti ada kepada semua orang yang menangkap vibrasi berbuat baik, termasuk alam semesta. Kalau saya ingin mengatakannya sebagai berikut "Saya berbuat baik karena Allah atau saya berbuat baik seperti Allah telah berbuat baik kepada saya"

Dampak yang luar biasa adalah berbuat baiknya tidak meremehkan hal kecil dan tidak mau hanya sekali tapi terus-menerus (konsisten). Berbuat baik yang kecil itu jika dilakukan terus-menerus adalah berbuat baik yang besar, sebagai melatih jalan menuju berbuat baik yang lebih besar lagi. 

Apa yang menjadi ukuran bagi kita sendiri dalam berbuat baik ? karena berbuat baik itu dimulai dari diri sendiri, maka kitalah yang mengukurnya dan tidak perlu divalidasi kepada orang lain. Misalkan kita bertanya apa dampaknya kepada orang lain ? Kalau jawabannya tidak berdampak, apakah lalu kita belum berbuat baik ? Maka dari itu berbuat baiklah untuk diri sendiri saja dulu dan Insya Allah dapat dirasakan orang lain. Jadi ukuran berbuat baik itu adalah diri kita sendiri.
Sebagai contoh dimana berbuat baik yang sederhana itu berdampak kepada diri kita sendiri. Diantaranya kita mampu beraktivitas semakin produktif.
Misalkan kita tersenyum dalam kerja dan menyapa orang disekitar kita yang juga menampakkan semangat kerja di tempat kerja.
Sebenarnya Senyum dan semangat yang kita berikan adalah untuk diri kita sendiri, dan terhadap Allah yang kita hadapi dalam kerja, yang memberi amanahNya. Senyum dan semangat kerja yang kita pertunjukkan adalah untuk Allah, pastilah yang terbaik. Pancaran atau vibrasi atau aura senyum dan semangat itu terpancar kesemua arah, termasuk orang di sekitar kita. Yang bisa jadi saat kita menyapa mereka atau mereka yang melihat kita yang tersenyum dan bersemangat dalam kerja.
Yang menjadi perhatian kita adalah apakah kita mewujudkan senyum dan semangat sebagai energi untuk menggerakkan aktivitas atau kerja kita ? Jawabannya pasti iya, masak sih kita hanya tersenyum dan semangat aja kepada Allah tanpa menunjukkannya dalam kerja.  Inilah dampaknya yang kita mesti rasakan, ada hati yang bahagia (senang) yang mendorong kita ikhlas senyum, semangat dan beraktivitas.
Apakah kerja kita produktif ? Mestinya iya, karena kita dalam kesadaran kepada Allah. Produktivitas yang seperti apa ? Apa yang kita kerjakan pasti menuju satu tujuan utama dalam hidup kita, apa itu ? Semakin meningkatkan iman dan taqwa. Hati-hati jika kita kerja tapi tidak menuju kepada tujuan hidup, maka kerja ini bisa hanya menyenangkan saja dan tidak memiliki tujuan atau arahnya. Terus ada yang tanya ? Kalau kita bekerja menuju iman dan taqwa, bagaimana dengan target kerja secara profesional ? Tenangkan dan renungkan ... kerja yang profesional itu bagian dari kerja produktif menuju iman dan taqwa. Apa iya kerja produktif menuju iman dan taqwa itu hanya ibadah salat dan doa saja ? Saya jawab tidak seperti itu. Memang itu adalah bagian dari kerja produktif menuju iman dan taqwa. Ibadah itu dibagi 2 bagian yaitu ibadah khusus (salat dan sejenisnya) dan ada ibadah umum seperti halnya kerja profesional. Kerja profesional itu adalah amanah yang diberikan Allah kepada kita, Allah izinkan dan menjadikan kita sebagai khalifah (mewakili Allah) dengan apa yang kita pilih dalam bekerja. Apa begitu aja ? Tidak, kerja profesional yang amanah itu mesti dipertanggungjawabkan kepada Allah. Sama halnya dengan ibadah khusus. Kedua ibadah (umum dan khusus) saling menguatkan menuju kerja produktif menuju iman dan taqwa. 
Apa iya, kita dominan dalam ibadah khusus tapi meninggalkan amanah ibadah umum ... lalu disebut beriman. Misalkan ibadah khusus itu salat, bukankah salat itu mencegah perbuatan yang keji dan mungkar. Salatnya baik, maka perilaku dan kerjanya juga bagus yang terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Begitulah seharusnya iman dan taqwa itu membawa kita kepada ibadah khusus yang berkualitas dan membawa kita mempertanggungjawabkan ibadah umumnya secara berkualtias juga.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran dari berbuat baik itu adalah tidak hanya sekedar ikhlas tapi memberi dorongan kita berakhlak (perilaku dan kerja) yang baik, yang Allah ridhai.

Apakah berbuat baik itu mesti perlu biaya ? Apa Itu Kebaikan Kecil dan Mudah? Ternyata Kebaikan kecil adalah tindakan positif yang:
  • Tidak membutuhkan biaya besar
  • Tidak memakan waktu lama
  • Bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja
Contoh di lingkungan kantor:
  • Menyapa rekan kerja dengan senyum
  • Membantu rekan yang kesulitan tanpa diminta
  • Memberi pujian tulus atas hasil kerja
  • Menawarkan bantuan saat ada deadline
  • Membagikan informasi atau tips kerja yang bermanfaat
Bagaimana Kebaikan Kecil Meningkatkan Produktivitas di Kantor? Seperti yang telah dijelaskan di atas, lakukan saja untuk diri kita sendiri (kebaikan untuk diri sendiri).
1. Meningkatkan Suasana Kerja
  • Kebaikan menciptakan lingkungan kerja yang hangat dan suportif. Ketika orang merasa dihargai dan didukung, mereka:
  • Lebih semangat bekerja
  • Lebih terbuka untuk berkolaborasi
  • Lebih tahan terhadap stres
Produktivitas meningkat karena suasana kerja yang sehat.

2. Memperkuat Hubungan Antar Tim
Tindakan kecil seperti membantu atau mendengarkan bisa membangun kepercayaan dan rasa saling menghargai.
Tim yang solid bekerja lebih efisien dan minim konflik.

3. Meningkatkan Motivasi Pribadi
Berbuat baik memberi rasa puas dan makna. Ini memicu hormon positif seperti dopamin dan oksitosin.
Karyawan yang merasa bahagia cenderung lebih fokus dan produktif.

4. Mengurangi Ketegangan dan Stres
Kebaikan kecil bisa meredakan suasana tegang, misalnya:
  • Menenangkan rekan yang panik
  • Memberi kata-kata penyemangat saat rapat
  • Stres berkurang, kerja jadi lebih lancar.
5. Menciptakan Budaya Positif
Jika kebaikan kecil dilakukan secara konsisten, itu akan menjadi budaya kerja.
Budaya positif = karyawan betah, turnover rendah, dan produktivitas tinggi.

Contoh Nyata di Kantor
Kebaikan kecil     : menawarkan dan membawa kopi buat temen
Dampak langsung : Meningkatkan keakraban dan saling suport
Kebaikan kecil : memberi semangat dan pujian di chat 
Dampak langsung : meningkatkan kepercayaan diri
Kebaikan kecil : Membantu menyusun laporan
Dampak langsung : Mempercepat pekerjaan tim dan meningkatkan kepercayaan atasan

Bagaimana pendapat Anda setelah membaca dan memahami tulisan di atas ? Anda bisa melakukannya dan membuat diri Anda sendiri merasa bahagia dan menyenangkan. Semua itu semakin bermakna saat Anda juga mampu memberdayakan diri di rumah, di kantor dan di masyarakat yang memampukan produktivitas menuju iman dan taqwa. Inilah motivasi Islam membangun diri seseorang yang menjadi semakin baik. 

Buatlah catatan kecil apa yang ingin Anda evaluasi dan Anda ingin wujudkan untuk mencapai keberhasilan dalam kerja dan iman ! Just do ti Now or You die.

Sahabatmu
Munir Hasan Basri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured post

Senyum itu bukan untuk orang lain saja

Alhamdulillahirabbilalamin. Di hari Jum'at yang dimaknai sebagai bentuk hari baik, dan Insya Allah kita selalu dimampukan berbuat baik h...