Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Sabtu, Agustus 16, 2025

Senangnya bangun pagi

Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan memaknai hidup hari ini, tidak ada kata yang pas untuk merespon dari rahmat dan karunia Allah ini dengan bersyukur. Tak hanya bersyukur secara lisan, tapi lakukan sesuatu untuk melihat nikmat Allah itu dengan hati dan menindaklanjuti agar mendapatkan nilai plus (ditambah nikmat oleh Allah).

Boleh dong kita simak 3 sahabat ngobrol tentang bangun pagi
🎙️ Obrolan Ringan: Myra, Mamat, dan Bujang
Myra: Eh, kalian baca nggak tulisan Munir soal bangun pagi jam 02:30? Gila sih, tapi keren banget! Aku jadi mikir, selama ini bangun jam 6 aja udah kayak prestasi 😅
Mamat: Haha, sama! Tapi aku setuju sih, bangun pagi itu emang beda auranya. Apalagi kalau bisa isi waktu itu dengan hal positif. Tapi jujur, aku pernah coba bangun jam 3, cuma bertahan 2 hari 😅
Bujang: Wah, aku malah belum pernah nyoba. Tapi tulisan Munir itu bikin aku mikir, ternyata bangun pagi tuh bukan cuma soal alarm, tapi soal mindset dan persiapan mental ya.
Myra:Iya, dia bilang soal pikiran bawah sadar tuh menarik banget. Jadi kita harus senang dulu sama ide bangun pagi, baru bisa konsisten. Kayak harus punya alasan kuat, bukan cuma ikut-ikutan.
Mamat: Betul. Aku suka bagian dia bilang “Just do it aja.” Tapi juga penting punya ilmu dan strategi. Jadi bukan asal bangun, tapi tahu mau ngapain setelah bangun.
Bujang: Dan yang paling keren, dia kasih contoh CEO dunia yang bangun pagi. Jadi bangun pagi itu bukan cuma soal religius, tapi juga soal sukses dan disiplin.
Myra:Aku jadi pengen bikin jurnal pagi deh. Bangun, tulis niat, dzikir, terus olahraga ringan. Siapa tahu bisa jadi kebiasaan baru yang bikin hidup lebih berkah.
Mamat: Yuk kita mulai bareng! Bikin grup aja, saling ingetin tiap pagi. Biar nggak cuma semangat di awal doang 😄
Bujang: Setuju! Kita mulai dari niat, terus bikin rutinitas kecil. Lama-lama jadi kebiasaan. Kita adalah kebiasaan kita.

Lanjut mari kita mulai dengan mengevaluasi diri yang masih belum banyak berubah. Melakukan yang sama sampai hari ini dan tidak mendapatkan maknanya. Lalu ? Kita disadarkan untuk berpikir kita mesti bersyukur untuk berubah. Berubah itu luas, jadi buatlah perubahan kecil yang bisa dikonsistenkan. apa iya ? Bagaimana kita bangun pagi jam 02:30 dan mengisinya dengan tindakan positif atau kita kenal sebagai amal-amal saleh. Saya pernah melakukan ini sekian tahu, tapi sekarang merasa kehilangan itu semua dan hanya tersisa bangun paginya saja.

Seperti biasa banyak orang ingin berubah, langsung mengambil tindakan berubah. Misalkan merubah kebiasaan bangun pagi, maka dalam pikirannya yahh, tinggal bangun aja besok pagi jam 02:30 pakai alarm. Bangun pagi nggak besoknya ? Ada yang bangun dan ada yang tidak bangun. Apakah harus begitu ??? Setelah mendalami lebih lanjut, ternyata yang bisa bangun pagi itu kembali lagi tidak bangun pagi. Niat dan semangatnya hanya di awal saja. Seminggu lebih perubahan itu kembali ke asal kebiasaan dulu. Berikutnya jika ingin bangun pagi lagi ... menghadirkan semangat dan niat yang kuat untuk bangun pagi. Apakah ini salah ? Tidak ada yang salah, tapi perlu melakukan yang lebih baik dengan ilmu. Mari kita ciptakan kebiasaan bangun pagi dengan persiapan yang mateng, tapi ingat juga mulai ya mulai aja untuk bangun pagi. Lalu bertahap mulai memperbaiki pengetahuan agar kebiasaannya menjadi nyata yang konsisten.

Kita mulai dari sini aja, bukan karena ini menjadi yang pertama. Tapi apa yang ingin disiapkan juga agar berikutnya menjadi yang hal berikutnya dan pelengkap lainnya. Terkadang ingin mengubah kebiasaan karena ada alasan tersendiri. Misalkan mengapa orang bangun pagi ? karena bangun pagi mendorongnya untuk menjadi sukses. Kalau bukan ingin sukses buat apa bangun pagi. Ini hanya salah satu alasannya. Maka bagaimana perilaku orang sukses itu ? Ternyata mereka bangun pagi dengan alasan waktu pagi itu waktu yang disebut gold time bagi kehidupan mereka. Ada yang mengatakan bangun pagi itu menjadi rahasia mereka sehat dan dengan sehat itu mereka bisa berpikir cemerlang. Dan sebagainya. Berikut ini beberapa contoh tokoh sukses yang memang biasa bangun pagi  

Banyak CEO terkenal dunia memang memiliki kebiasaan bangun pagi, bahkan sebelum jam 5 pagi, dan hal ini didukung oleh berbagai alasan strategis dan psikologis. Berikut adalah hasil dari beberapa survei dan wawancara:
CEO Dunia yang Bangun Pagi, Contoh CEO dan Waktu Bangunnya:
  1. Tim Cook (Apple): Bangun sekitar jam 3:45 pagi untuk membaca email dan berolahraga.
  2. Howard Schultz (Starbucks): Bangun sekitar jam 4:30 pagi untuk berolahraga dan merencanakan hari.
  3. Robert Iger (Disney): Bangun jam 4:30 pagi, membaca berita dan berolahraga .
  4. Jeff Bezos (Amazon): Meski tidak bangun ekstrem pagi, ia menekankan pentingnya tidur cukup agar bisa berpikir jernih.
  5. Elon Musk (Tesla & SpaceX): Bangun sekitar jam 7 pagi, langsung mengecek email penting.
📊 Dari hasil Survei CEO Amerika (Inc. 5000) 
  1. 64% CEO bangun paling lambat jam 6 pagi
  2. 37% bangun jam 06:00
  3. 27% bangun jam 05:00
  4. 5% bangun jam 04:00 atau lebih awal
  5. Hanya 5% yang bangun jam 08:00 atau lebih siang 3
🔍 Alasan CEO Bangun Pagi

Waktu tenang untuk berpikir strategis
Pagi hari bebas dari gangguan, cocok untuk membuat keputusan penting.

Disiplin dan kontrol diri
Bangun pagi melatih disiplin yang menular ke tim dan budaya kerja.

Perasaan menang sejak awal hari
Saat orang lain masih tidur, mereka sudah menyelesaikan banyak hal.

Waktu untuk diri sendiri
Bisa digunakan untuk olahraga, meditasi, membaca, atau menulis jurnal.

Efisiensi dan perencanaan hari kerja
CEO menggunakan pagi untuk menyusun agenda dan menetapkan prioritas.

✨ Kesimpulan dari survey tersebut :
Kebiasaan bangun pagi bukan hanya soal waktu, tapi soal mentalitas kepemimpinan, disiplin, dan strategi hidup. Banyak CEO sukses dunia memanfaatkan pagi sebagai waktu emas untuk memulai hari dengan tenang, fokus, dan produktif.

Berikut adalah jadwal pagi ala CEO sukses bisa dijadikan sebagai inspirasi atau panduan harian:
  1. Catat dan bangunlah pada Waktu (mulai dari 03:45 hingga 08:00)
  2. Lakukan Aktivitas (seperti bangun, olahraga, meditasi, sarapan, dll.)
  3. Selalu memiliki Tujuan Aktivitas (alasan strategis di balik setiap kegiatan)
  4. Catatan Pribadi (bisa kamu isi sesuai pengalaman harian)
Dari tulisan tentang CEO ini bisa menjadi panutan kita. Paling tidak memiliki kebiasaan bagus untuk langkah kita menjadi sukses. Orang suka bilang "role model", model yang bisa dijadikan referensi untuk sukses. Memang tidak menjamin 100% kita bisa sukses. Mereka CEO itu telah membuktikan faktor bangun pagi bisa menjadi faktor kesuksesan mereka. Jika kita tidak suka dengan perilaku mereka, maka kita bisa mencari role model lain. 

Tujuan dari artikel ini adalah membuat kita senang dengan keinginan kita untuk bangun pagi dan bangun pagi ini adalah ciri orang-orang sukses. BUkankah kita senang ingin "meniru" mereka untuk sukses ?? Ini menjadi salah satu pendorong kita untuk bangun pagi. Lalu ? ada perasaan senang. Perasaan senang ini menjadi bekal untuk konsisten. Apa lagi ? Perasaan senang membawa kita berimajinasi dan ingin selalu menguatkannya (afirmasi). Imajinasi dan afirmasi ini menjadi bagian dari pikiran bawah sadar kita. 

Tahukah pikiran bawah sadar itu menjadi faktor penentu dalam kita mengambil tindakan untuk bangun pagi, selain faktor pikira sadar kita. Porsinya pikiran bawah sadar itu memegang 88% dan pikiran sadar hanya 12% (dari hasil penelitian dan survey berbagai lemvaga). Mengapa hal ini menjadi penting ? Seperti diungkap dari awal, ada orang yang bisa bangun pagi tapi seiring waktu tidak konsisten. Salah satu sebabnya adalah pikiran bawah sadarnya tidak mendukung pikiran sadarnya. Disini ada "konflik" secara sadar kita ingin bangun pagi, tapi sebelum adanya pemahaman senang dengan bangun pagi untuk mencapai tujuan tertentu, kita masih ada keraguan dan hambatan :
Apa saya bisa bangun sepagi itu ?
Apakah saya tidak ngantuk setelah paginya ?
Kalau saya bangun, terus saya melakukan apa saja ?
Terus kalau saya bisa bangun pagi mau jadi apa ?
dan banyak lagi.
Mungkin kita tidak sadar, keraguan dan hambatan ini bisa mengundang hal yang tidak positif. Orang sih bilangnya LOA (Law of Attraction), ketakutan itu mengundang alam semesta merepson kepada tidak bangun pagi. Kok bisa ? Alam membaca sinyal (yang disebut vibrasi) dari pikiran bawah sadar secara otomatis. Maka kondisi ini sering kita "iya atau tidak" untuk bangun pagi. Penjelasan ini adalah ilmu tentang diri kita. Maka mengapa saya mengajak kita senang dulu agar pikiran bawah sadarnya mensupport pikiran sadar kita. 

Pasti ada yang setuju dan ada juga yang tidak setuju. Yang tidak setuju pasti tidak menerima pemahaman di atas. Insya Allah ini adalah bagian pertama dari saya tentang membentuk kebiasaan bangun pagi. Ada banyak hal lain yang mesti kita bangun. Tapi ingat bahwa mau bangun pagi jam 02:30 just do it aja. Apa yang saya tulis adalah menyempurnakan dan membuat kita konsisten dalam bangun pagi.

Bagaimana ? Dengan pengetahuan ini, kita sudah mensinkronkan pikiran bawah sadar dan pikiran sadar sejalan. Pikiran sadar mau bangun pagi, lalu disupport pikiran bawah sadar dengan senang bangun pagi karena ingin sukses dengan role model yang ada. Kuatkan terus imanjinasi tentang role model agar kita menjadi seperti mereka. 

Insya Allah tulisan ini menjadi inspirasi dan cara untuk memberdayakan diri kita menjadi semakin baik. Kita adalah kebiasaan kita. Cek dong siapa kita ?? Masih banyak kebiasaan yang tidak mendukung kita menjadi sukses. Jadi inilah bagian yang bisa memotivasi diri kita untuk lebih baik (sukses). Wawasan ilmu lainnya dapat menambah semangat dan motivasi diri menjadi lengkap. Salah satu motivasi itu adalah motivasi Islam yang dibahas pada tulisan berikutnya. 

Sahabatmu
Munir Hasan Basri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured post

Dari Mata turun ke pikiran

 Salam bahagia selalu, merasa bahagia itu penting dan membuat diri kita menjadi semakin bahagia. Insya Allah imajinasi dan apa yang kita lih...