Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Kok belum dijalani ?

 Dalam kerja sering ditemui seorang karyawan tidak mengerjakan apa yang diperintahkan. Dalam pertemuannya, seseorang bisa diminta untuk memperbaiki apa yang sudah dikerjakan. Seorang staf yang mengerjakan laporan diminta membuat laporannya lebih cepat. Perintah ini sangat jelas menurut orang memerintahkan. Tapi beberapa hari kemudian laporan itu tidak terjadi lebih cepat. Apa sebabnya ?

Sebenarnya membuat laporan itu mudah, tapi tidak terjadi. Ada beberapa faktor penyebabnya :

1. Hal yang baru tidak mudah dikerjakan, karena yang sekarang saja sudah membuat kerepotan. Tidak ada waktu dengan banyaknya pekerjaan. Biasanya orang seperti ini selalu memberi alasan tidak ada waktu untuk melakukannya, karena masih ada kerjaan lain yang harus diselesaikan.

Salah satu solusinya adalah terus melakukan kontrol untuk laporan yang lebih cepat itu terjadi. Perhatikan aktivitasnya selama kerja, apakah memang waktunya sudah tidak ada lagi ? Jika tidak ada waktunya, maka sebaiknya lakukan berikut ini 

2. Berikan waktu untuk bersama mengerjakannya dan tunjukkan bahwa untuk melakukannya itu mudah. Salah satunya, berpikir bahwa pekerjaan itu ringan dengan memilah menjadi semakin kecil. Langkah kecil itu mudah. Setelah itu yang memerintahkan tetep mesti mengontrol sampai laporan itu terjadi.

3. Jika laporan itu tidak dibuat karena hal emosional, maka perlu digali dengan ngobrol samapi menemukan sebabnya. Bisa jadi tidak dilakukan karena merasa dirinya sendiri yang dibebani pekerjaan itu, mengapa saya ? Dilanjutkan emosionalnya dengan mengatakan,"kerjaannya seolah tambah banyak, sedangkan orang ini tersirat minta ada tambahan atas pekerjaan itu". orang seperti ini suka menunda dan bilang,"nanti saya kerjakan, tapi dikerjakan juga". 

Apa yang bisa Anda lakukan ? Memberikan motivasi yang bersifat emosional. Jika kita jelaskan secara logika sering diterima tapi dikerjakan, maka berikan rasa nyaman bagi orang tersebut mengerjakannya. 

4. Ada juga yang tidak mengerjakannya, karena memang tidak paham apa yang dimaksudkan. Secara garis besar tahu, tapi tidak paham detailnya. Sewaktu mau mengerjakannya muncul pertanyaan dalam dirinya,"cepatnya itu seberapa cepat ?", "apakah ada yang diprioritas dan yang lain seperti biasa ?", "kalau laporannya minta cepat, pekerjaan lain saya  tinggalkan" dan banyak lagi pertanyaan yang membuat orangnya bingung. Ditambah lagi dia sendiri tidak bisa mengerjakannya. Seringnya orang seperti ini merasa takut untuk bertanya, tapi kalau ditanya paham. Dan orang ini sering bicaranya tidak detail, tapi bicarakan hal besar terus, how to tidak tahu.

Yang memerintahkan mesti melanjutkan perintah dengan detail, bila perlu diberikan contoh. Jika orangnya tidak bertanya, maka mesti diuji dengan bertanya agar yang memerintahkan menjadi paham bahwa perintahnya sudah dipahami dengan baik.

Mulailah untuk memahami diri kita sendiri sebagai orang yang menerima perintah. Menyadari keadaan kita sendiri dan bener-bener paham apa yang diperintahkan sedetail mungkin dengan banyak bertanya atau kalau tidak berani dapat mencari sendiri. Tidak ada yang salah dengan perintah itu, perintah itu sangat bermanfaat bagi kita :

1. Kesempatan untuk menambah kemampuan. Bagaimana jika kemampuan itu diambil orang lain ? Bahwa kemampuan meningkat itu adalah kepercayaan. 

2. Kemampuan tinggi memudahkan kerja kita dan semakin banyak waktu untuk mengerjakan hal lain dengan lebih baik.

3. Perintah itu mendorong kita untuk menjadi semakin baik. Keadaan yang baik itu menyenangkan buat kita untuk karir dan nilai diri kita.

4. Perintah itu mengundang kita untuk bisa berkomunikasi dengan baik, sehingga bisa saling memahami masing-masing.

5. Jika kita mampu melaksanakan perintah, maka kepercayaan itu meningkat dengan perintah berikutnya. Secara kemampuan yang meningkat dapat membuat level manajemen kita semakin tinggi. Siap menjadi level yang lebih tinggi.

6. Saat menemukan masalah, tidak perlu repot juga. Karena kita bisa bertanya kepada yang memberi perintah atau orang yang mengerti masalah ini. Selalu ada solusi mengatasi masalah. keadaan ini membuat kita semakin senang menemui masalah dan bersemangat menemukan solusinya.

7. Bayangkan saat mengerjakan perintah dengan ikhlas, meluangkan waktu, pikiran dan semuanya untuk menemukan cara terbaik. Bukankah keikhlasan itu membuka hadirnya Allah bersama kita dalam mengerjakan. Ada semangat dan yakin Allah mendampingi dengan memberi petunjuk dan sifat-sifat baik serta menyempurnakan apa yang kita kerjakan.

Insya Allah siapapun kita sebagai yang memerintahkan atau yang menerima perintah dapat menjadi semakin baik tanpa perlu membela diri dengan berbagai alasan. Alasan itu hanya bagi mereka yang tidak mau menjadi semakin baik. Semua langkah ini untuk menguji, apakah kita ini bersyukur dengan pemberian Allah atau tidak mau memanfaatkan apa yang sudah kita miliki ? bersyukurlah karena Allah segera memberi nikmat lagi yang jauh lebih baik. Rugilah yang tidak mengambil rasa syukur, karena Allah memberikan azab baik berupa kesulitan dan sejenisnya.


 

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...