Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Apakah uang membahagiakan ?

 Sebuah pertanyaan yang menarik,"Apakah uang yang Anda cari bisa membahagiakan keluarga ?" Jawaban ya BISA, tapi bisa juga tidak. Tergantung dari sudut mana seseorang memandangnya. Okelah yang bilang "bisa", karena kehidupan mesti dibiayai dengan uang. Uang dicari dengan kerja. Sedangkan kerja adalah alasan kita untuk hidup. Artinya hidup cari kerja, kerja cari uang dan uang untuk kebahagiaan. Hidup untuk bahagia, dan jika tidak tepat kerjanya bikin tidak bahagia. Pilihan kerja atau menyikapi kerja yang kita lakukan adalah menentukan arah menuju kebahagiaan itu, BUKAN sekedar mencari uang

Untuk direnungkan, kalau hidup untuk sebatas cari uang atau tergoda untuk sukses. Maka tak  bedanya seorang singa hidup buat makan dan menjadi raja hutan. Masak sih kita manusia sama dengan hewan ? Yuk berpikir jernih, bahwa kita ingin bahagia. Kebahagiaan itu melewati kerja, uang, kesuksesan. Apakah harus berjenjang melewati semua itu ? Mungkin nggak sih kita bahagia duluan ? jawabannya sederhana, kalau kita mau ya bisa. Ada orang bahagia dalam kerja, maka dia bekerja sangat menyenangkan dan produktif. Ada orang bahagia dengan uangnya, maka dia senang berbagi kepada sesama. Ada juga orang bahagia dalam sukses, maka dia menjadi orang yang diteladani. Terus apa sih yang membuat kita bahagia ?

Kebahagiaan itu adalah bertemu dengan sang Pencipta. Untuk menemuinya kita mesti beribadah (menghamba) dan menjadikan Allah itu Esa. Hanya kepada Allah lah kita menggantungkan hidup kita. Jadi saat kita beribadah kita ketemu Allah, saat kerja dengan ikhlas kita bertemu Allah , saat kita menerima uang kita bertemu Allah dan sama halnya saat kita sukses kita mengakui Allah yang mengizinkannya. Dengan demikian kita ini hidup rindu dan kangen bertemu dengan yang menciptakan kita. 

Jangan sampai kita hanya terpesona dengan apa yang kita kumpulkan, seperti tercukupinya hidup dengan materi dan uang. Menikmati kesenangan dan kebanggaan yang membuat kita menjadi "budak" dunia. Kita terus menjaga materi dan terus mengumpukan materi sebanyak-banyaknya agar terlihat kaya dan diakui oleh orang banyak (pujian).

Mengapa kita tidak mampu "melihat" Allah ? Allah ada dibalik kerja kita, Allah ada dibalik uang kita dapatkan, Allah ada dibalik tercukupi kebutuhan kita, Allah ada dibalik kesuksesan kita, Allah ada dibalik kebahagiaan kita. Di saat bahagia itulah mata dan hati kita sudah bisa "melihat Allah". 


Yuk sekarang "lihatlah" Allah dengan hati yang bersih sehingga jelas Allah itu berkuasa atas diri kita dan Allah itu rahman dan rahiim. maka hidup ini hanya untuk bersyukur kepadaNya lewat ibadah dan amalan kita sepanjang usia. Bersyukur itu memberi kemanfaatan dari apa yang Allah telah berikan kepada kita untuk menjadi nilai tambah (amal yang diterima).

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...