Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Batu dan tetesan air

 Seperti Anda dan banyak orang sudah mendengar bahwa batu besar bisa pecah dari tetesan air yang inten dan terus-menerus. Banyak yang bisa saya ambil hikmahnya. Ada yang bilang saya bisa sukses dengan mengerjakan terus-menerus. Tapi yang menjadi pertanyaan, apakah saya bisa sabar dengan waktu yang panjang itu ? Yang membuat saya beralih untuk mengambil jalan lain.

Batu dan tetesan air itu sebuah kisah bagus, tapi tidak mudah menerapkannya. Dalam menaklukkan masalah sepertinya tidak tepat, karena lama. Emosional menggoda saya untuk "cepet-cepet" menyelesaikannya, sedangkan kemampuan diri juga tidak banyak berubah cepat. Jalan pintas dengan alat-alat yang besar untuk memecah masalah itu menjadi pilihan. Paling mudah adalah pergi dari masalah tersebut dan berharap selesai. Nyatanya juga di tempat lain juga ada masalah. Misalkan masalah itu bisa selesai dengan jalan pintas, tetapi menimbulkan masalah baru akibat tidak mengikuti proses yang bener.

Saya berpikir Batu dan Tetasan Air terjadi saat saya mengabaikan hal-hal kecil dan terjadi terus-menerus. Misalkan saya mengabaikan disiplin atau kesalahan kecil yang terus-menerus menyebabkan saya gagal dalam pekerjaan atau konflik hubungan. Bayangkan saat saya suka telat dan menganggap hal itu biasa saat rapat, maka beberapa lama orang menganggap saya orang yang tidak profesional dan tidak dipercaya untuk diberi amanah. Banyak pekerjaan kecil yang tidak diperhatikan yang menyebabkan saya bisa gagal dalam meraih apa yang saya inginkan. 

Orang yang hari ini tidak sedekah karena tidak ada uangnya, lalu hari berikutnya tidak bersedekah juga karena lupa bawa uang, tidak bersedekah lagi karena tidak ada orang yang untuk diberikan, dan seterusnya. Keadaannya membuat hati saya menjadi tidak mau bersedekah dan ditambah lagi mempunyai banyak kebutuhan, maka kegagalan yang terjadi adalah saya bisa menjadi pelit. Perhatikan waktu saya mengerjakan shalat, ada syarat wudhu. Dulu saya asal saja untuk wudhu, yang dianggap sepele dan yang penting itu shalatnya. Untuk shalat berkualitas tidak bisa tanpa wudhu yang bener. Saya mesti memperhatikan hal kecil dari awal sampai akhir dari sebuah pekerjaan agar pekerjaan itu sempurna.

Mulailah dengan hal kecil untuk dikerjakan, yang bisa jadi tidak menunjukkan hasilnya. Tapi yakinlah hal kecil adalah bagian dari proses (step by step yang mesti dilalui) yang memberi kontribusi kepada keberhasilan. 

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...