Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Kontinuitas, mengapa nggak ?

 Dalam keseharian saya, banyak hal yang diulang-ulang. Makan diulang sampai 3 kali, kerja setiap hari, bangun pagi setiap hari, salahpun dilakukan berkali-kali. Saking penuhnya waktu dengan aktivitas pengulangan tadi membuat saya merasa tidak ada waktu. Bagaimana dengan Anda ?

Kalau ditanya, "mas ada waktunya untuk bertemu ?" Yang mudah diingat oleh saya adalah kebiasaan sehari-hari saya, kalau banyak yang belum dikerjakan maka saya bilang,"nggak ada waktu, nanti saja ya". Begitu memori saya menuju apa yang biasa saya lakukan (memori pengulangannya sangat kuat), jam 12:00 - 13:00 saya istirahat, jam 13:00 sampai selesai saya buat laporan, dan sebagainya. Bagaimana dengan hasil dari pengulangan saya ? Biasa saja sih. Beberapa aktivitas pengulangan membuat saya semakin baik karena semakin mahir atau trampil, memang waktu beraktivitasnya lebih cepat. Tapi tetep saja saya menyisihkan waktunya seperti biasa. Saya renungkan ternyata semakin hari tidak semakin baik dan semakin banyak aktivitas pengulangan yang telah menghabiskan waktu saya.

Pengulangan atau kontinuitas itu baik, tapi mesti diperhatikan bahwa pengulangan itu mesti semakin berkualitas. kalau tidak, maka pengulangan itu membuat saya bosen karena semua sudah bekerja otomatis tanpa berpikir sadar lagi. Bahkan saya tidak bisa menikmati proses aktivitas tersebut. Oleh sebab itu, saya mulai merenungkan apa yang sudah saya lakukan, misalkan saja "bangun pagi". Jam bangun paginya sama. Tetapi pengulangan bisa memberi makna berbeda saat saya melakukan hal berikut :

1. Saya mempersiapkan diri untuk tidur lebih awal agar sewaktu bangun tubuh lebih fresh.

2. Menambahkan aktivitas ringan sewaktu bangun pagi, misalkan mandi terlebih dahulu atau minum air putih 2 gelas dan sebagainya. 

3.  Memajukan jam bangun pagi lebih awal agar bisa menambah aktivitas baru atau siap untuk aktivitas berikutnya.

4. Memasukkan dalam diri semangat bangun paginya sehingga bangunnya memang dinanti-nanti dan menyenangkan.

5. Dan hal lainnya.

Saya menafsirkan bahwa kontinuitas itu memang pengulangan, tapi pengulangan yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Misalkan kontinuitas menyiram tanaman, apa yang saya lakukan tidak mesti menyiram di jam dengan air yang sama dan seterusnya. Bagaimana di hari saya menemukan tanaman mulai tidak sehat, apakah saya terus menyiramnya ? Tentu tidak, pengulangannya tentu melakukan agar tanaman itu terus berkembang. Kontinuitas memang melakukan terus-menerus dan mesti mengikuti waktu untuk terus berkembang. 

Sudahkah saya mengulang makan dari hari ke hari dengan memberi makna kepada saya yang semakin sehat dan fresh dalam beraktivitas lain ? Bagaimana saya mampu kerja setiap hari untuk bertumbuh menjadi semakin bagus ? Alangkah indahnya pengulangan yang seperti ini yang membuat saya bertumbuh semakin baik. 

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...