Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Imposibble vs Kehendak Allah

Kita selalu memiliki keinginan-keinginan untuk menjadi semakin baik, ada yang inginnya sangat tinggi dan ada pula yang biasa saja. keinginan yang hadir merupakan apa yang pernah dilihat dalam pemikirannya. Orang yang biasa bergaul dengan bisnis, maka keinginannya tinggi. Misalkan ingin memperoleh nilai uang 2 Milyar, memang sesuatu yang mustahil. Tapi sebelumnya sering berhasil dalam mencapai keinginannya. 

Bagi mereka yang pernah berhasil, hal yang mustahil itu sangat ingin diraihnya. Maka mereka selalu berusaha dengan sungguh-sungguh. Tapi sebaliknya bagi orang yang belum pernah berhasil menjadi sangat mustahil untuk diraih. Beginilah manusia berpikir sesuai kemampuannya. Selain mereka berpikir sesuai kemampuannya, bagaimana cara meraihnya ? Mereka tetap memiliki harapan hal itu bisa dicapai yaitu memohon pertolongan Allah, dengan berdoa. Disinilah mereka mulai memasuki cara berpikir bukan sebagai manusia lagi, tapi berpikir dengan cara Allah. Bagi Allah tidak ada yang mustahil dan sesuai kehendakNya.

Logika manusia tidak sama dengan logika Allah. Maka saat kita berlogika dengan cara manusia, yang terjadi adalah bisa mustahil, karena kemampuan manusia terbatas. Sedangkan logika Allah tidak terbatas. Apa yang mesti dilakukan dengan cara berpikir logika Allah ? Jika kita memasuki logika Allah dengan berdoa, maka mau tidak mau kita mesti menggunakan cara-cara Allah. Selain kita berusaha sesuai kemampuan kita, maka kita mesti mengikuti aturan dan petunjuk Allah. Insya Allah jika cara-cara mencapai keinginan kita itu dengan cara Allah, hasilnya menjadi tidak mustahil lagi.


Yang bermasalah adalah kita sok mampu dengan cara kita untuk meraih keinginan kita, tapi meminta pertolongan Allah tanpa mengikuti Allah. Kita yang beriman, kok hanya meminta pertolongan tanpa mengikuti cara Allah (tanpa melibatkan Allah). Disinilah kita diuji, apakah kita merasa berhasil karena kemampuan kita (cenderung sombong) atau kita merasa berterima kasih atas rahmat Allah yang diberikan kepada kita (bersyukur) ?  

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...