Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Katanya mau beresin emosi

Dalam hidup selalu ada emosi, baik itu kecil maupun besar kadarnya. Tapi kadang juga emosinya kecil tapi intensitas besar sehingga tidak mudah dikendalikan. Kadang kita bisa menurunkannya menjadi emosi yang kecil dan bisa beralih kepada tindakan yang lebih baik. Mungkin banyak orang berpikir emosi tentang yang berhubungan dengan marah, tapi sebenarnya emosi juga bisa dikaitkan dengan nafsu atau keinginan.

Berapa banyak keinginan yang tidak terpenuhi membuat kita naik emosinya, kesal, kecewa dan bete. Keadaan ini bila tidak disikapi dengan baik menjadi sebuah prasangka buruk terhadap siapa saja. Bayangkan Saat kita memiliki keinginan untuk jalan-jalan karena ingin melepaskan kepenatan atau kebosenan. Lalu saat mau berangkat tidak jadi. Di awal yang terbayangkan adalah emosi senang jika keinginan itu terjadi, tapi emosi senang tadi berubah menjadi "sedih", kecewa dan sebagainya. Diterusin emosi ini, berarti semakin banyak lintasan pikiran terutama yang tidak positif muncul. Kalau tidak kuat menahan emosi tadi bisa berujung kepada tindakan yang tidak baik.

Kerugian yang besar jika keinginan itu tidak terjadi. Sudah berapa banyak keinginan kita yang belum terealisir. Dan sudah berapa banyak memori yang kuat tentang kecewa, tidak senang, kesal dan lainnya, yang sangat mempengaruhi kita dalam cara berpikir. Sedangkan kondisi yang bikin kita senang sangat sedikit, maka secara otomatis memori tadi lebih dominan untuk mempengaruhi kita mengambil keputusan. Misalkan keinginan kita itu terhubung dengan seseorang, maka secara otomatis saat melihat orang itu saja sudah membuat kita "tidak nyaman". Bayangkan apa yang terjadi setelah kita dimarahin atasan karena tidak sesuai keinginannya, sedangkan keinginan kita tidak dimarahi. Maka seharian kita memikirkan wajah atasan kita saat marah dan berpikir banyak hal mengapa begitu dan mengapa begini. Saat kita bertemu dengan atasan kita, maka sikap kita berbeda seperti ada rasa "takut" dan kecewa terhadap atasan kita. Kalau bisa jangan bertemu dulu dan seterusnya.


Sepanjang hidup ini dipenuhi dengan keinginan, nafsu dan sejenisnya. Sehari saja bisa puluhan keinginan yang berkembang dalam pikiran kita. Mau dilawan tidak bisa, mau dikendalikan tidak mudah, mau dihilangkan ya nggak mungkin. Sibukkan diri kita dengan aktivitas yang nyata, mensyukuri apa yang ada dan dioptimalkan 


No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...