Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Bagaimana tujuan mudah diraih ?

 Tujuan ? Punya dong. Terus apakah sudah sampai tujuannya ? Belum nyampe dan lagi diusahain. Kapan tujuan tersebut rencana dicapai ? Terus aja dikerjakan sampai dicapai. Ini dapat menunjukkan tujuan tersebut tidak mendorong kita untuk mencapainya. Tujuannya tidak salah tapi kurang detail dan terarah. Jadinya tujuan masih jadi tujuan dan tidak mudah diraih.

Anda bisa jadi sudah paham tentang membuat tujuan dengan kriteria SMART yang banyak digunakan dalam manajemen. Saya pahami satu huruf demi satu huruf,

Spesific, detail dalam membuat tujuan yang terdefini dengan bener.  Semakin detail semakin dipahami oleh pikiran untuk dijalankan sebagai tindakannya nanti. Misalkan Tujuan kerja saya adalah menjadi manager sales. Apakah tujuan ini cukup ? Bagaimana kalau saya spesific lagi, manager apa ? Manager sales di kantor saya bekerja. Apakah sudah memotivasi ? Bagaimana manager sales yang terukur ? Misalkan menjadi manager sales dengan catatan penjualan 1 M perbulan. Tujuan ini semakin menuntun saya meraihnya. Dapat dicapai nggak ? Insya Allah bisa tidak berlebihan dengan melihat kemampuan saya sendiri. Tapi apakah sudah cukup ? Bagaimana jika saya sebutkan berapa lama pencapaiannya ?  Menjadi manager sales dengan pencapaian 1 M perbulan yang diraih dalam 2 tahun. Nyata nggak tujuan ini ? realistic, bukan angan-angan. Jika pencapaian saya masih ragu dalam 2 tahun, bisa saja saya menggantinya 3 tahun agar realistic. Realistic dapat mendorong semangat saya dan tahap demi tahap mudah saya kerjakan dan tidak membuat saya tertekan. Disinilah yang terpenting mesti saya lakukan :

1. Tujuan mesti mendorong saya untuk mengerjakan dengan mudah dan ringan. Agar dapat menjaga semangat untuk terus kontinu mencapai tujuan.

2. Tujuan dapat saya lakukan dengan step by step dengan target pencapaian secara bertahap. Misalkan 1 Milyar itu dapat saya capai dalam 3 tahun, maka tahun pertama saya mesti meraih 500 juta danri 250 juta saat ini. tahun kedua targetnya saya mesti capai 750 juta dan tahun ketiga saya menuju 1 M.

3. Dengan point 2, saya merasa tidak tertekan sehingga semangat dan motivasi tidak down. Langkah ini lebih baik dibandingkan membuat target tidak dengan smart atau membuat target tinggi yang membuat rasa kahawatir tinggi dan tertekan. 

4. Tujuan yang sudah dibuat mesti dilanjutkan dengan tindakan-tindakan detail yang dipahami oleh pikiran dan mudah dikerjakan fisik saya (saya bahas pada tulisan berikut).

5. Angka dan waktu dalam tujuan mesti dibuatkan evaluasi, apakah sudah tercapai ? Jika belum tercapai, maka mesti ada langkah perbaikan untuk menuju waktu yang telah ditetapkan. Ada monitor angka pencapaian dan apa yang menjadi masalah saat itu (segera dilanjut ada tulisan selanjutnya).

6. Tujuan dapat dijadikan peta perjalanan dalam pikiran saya. Point 4 selalu mengevaluasi perjalanan saya agar tidak menyimpang karena hal tertentu.

7. Tujuan ini menjadi baik jika saya sampaikan kepada Allah yang mengizinkan apapun yang terjadi di alam ini. Agar tujuan saya dapat dirahmati Allah dan bukan sekedar emosional saya karena alasan tertentu. Insya Allah saat Allah merahmati dan mengizinkannya, maka saya dapat mengerjakan bersama Allah. Saya diberi kekuatan, saya diberi petunjuk dan bimbingan, saya ditolong saat menghadapi masalah dan saya pun dilindungi dari godaan setan.


Insya Allah dengan tujuan yang bener dapat menuntun saya mengerjakan dan meraihnya dengan cara yang bener pula.

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...