Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Team harus selalu belajar

 Dalam dunia kerja, beberapa orang senang diupgrade ilmu dan ketrampilan lewat training. Mereka baru menyadari saat apa yang dikerjakannya terasa tidak mudah. Keadaan ini membuat mereka tertekan karena ada batas waktu yang ditentukan harus selesai. Mau belajar sendiri mungkin bisa tapi butuh waktu agak lama, dan "uang" buat beli buku dan sejenisnya. Belum lagi memiliki sikap untuk belajar mesti didorong. Alhasil pekerjaan tetap dan bertambah tidak mudah.

Bisa jadi dari sisi atasan yang mau mengerti keadaan tersebut berupaya memberikan ilmu dan buku, atau mengusulkan pelatihan. Tapi hal itu tidak mudah, apalagi mesti mengeluarkan biaya. Biasanya sih atasan hanya mengejar pekerjaan sesuai waktunya dan tetap mengandalkan kemampuan karyawannya. Kadang terjadi negosiasi waktunya, bisa dijadwalkan ulang atau diminta untuk mengerjakannya lebih awal. Kejadian ini bisa berlangsung terus setiap hari atau setiap minggu atau setiap bulan. Apa akibatnya ? Atasan tidak mau peduli dengan kemampuan karyawan yang tidak mencukupi, yang membuat karyawan tertekan. Team dari atasan ini pasti tidak berkembang dan bertahan pun tidak mudah. Dasar team itu bisa berkembang adalah kemampuan yang meningkat dari semua anggota team. Ketidakpedulian atasan tersebut membuat karyawan pun menjadi tidak peduli dengan pekerjaan, dikerjakan seadanya dan tidak peduli juga waktu selesainya (kalau belum selesai tinggal lapor). Hati-hati bila keadaan ini menjadi sudah biasa, maka team (termasuk) atasan selalu bilang,"mereka sudah sibuk dan banyak kerjaan". Atasan selalu mengajukan tambahan SDM jika ada target baru  atau kerjaan tambahan.

Dari sisi karyawan, maka keadaan di atas juga mempengaruhi sikap dan perilakunya. "Menolak" kerjaan tambahan dan target baru. Status karyawan ini pasti stabil dan tidak berkembang. Bertahan dengan jabatan yang dipegang dan bertahan seolah sudah bekerja luar biasa. 

Dari sisi mana pun, karyawan atau atasan. Keduanya mesti memotivasi diri untuk meningkatkan kemampuan. Jika tidak ada budget training, maka atasan dan karyawan mesti belajar sendiri. Atasan yang memiliki kemampuan tinggi lebih mudah akses untuk belajar, mau tidak mau ilmu yang dimiliki mesti diajarkan kepada karyawan. Disini atasan mesti memiliki kemampuan sebagai training manager untuk meningkatkan kemampuan karyawannya. Dan karyawan mesti banyak aktif menyampaikan ketidakmampuannya kepada atasan agar diketahui dan ditindaklanjuti. Salah media belajar itu adalah You Tube yang gratis dan bisa diakses siapa saja. Buat apa sih training (meningkatkan kemampuan) ? Yang paling sederhana adalah setiap orang bisa mengerjakan pekerjaan dengan mudah, tidak tertekan dan nyaman. Kondisi ini membuat orang tidak mudah sakit, tidak mudah capek dan selalu dapat menjaga diri untuk siap menjadi yang lebih baik. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dari kemampuan karyawan adalah efek dari keuntungan dari karyawan sendiri, jadi tak perlu dipikirkan.


Belajar untuk meningkatkan kemampuan diri adalah bentuk syukur atas pemberian Allah berupa tubuh untuk beraktivitas, akal sehat untuk memikirkan penciptaan Allah buat kehidupan kita, hati yang Allah siapkan untuk menerima petunjuk (ilmu) yang semakin baik. Kerja yang Allah amanahi untuk dipertanggungjawabkan dan masih banyak lagi. masihkah kita tidak mensyukuri semua itu ?

Insya Allah kultum ini membuat kita dapat menyadari baik sebagai atasan maupun karyawan untuk terus memberdayakan diri, meningkatkan kemampuan menjadi semakin baik. Apapun atasan yang tidak mendukung atau sebaliknya karyawan yang rada malas, tetap terus memotivasi untuk belajar. Untuk apa ? Untuk kebaikan diri kita sendiri.

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...