Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Seandainya dulu sudah saya kerjakan

 Diwaktu sore ini yang suasananya "dingin" mengajak saya untuk semangat menulis lagi. Apa idenya ? Berangkat apa yang saya lakukan seperti memberi hasil yang baik. Inget yang lalu, mengapa saya saya tidak lakukan dari dulu ? Ada semacam penyesalan, apakah ini sikap ini membuat saya lebih baik ?

Saya telah mengerjakannya terakhir ini, nggak tahu mengapa ? Hasilnya memberikan hasil positif, sesuai yang saya harapkan. Padahal dulu saya kerjakan tidak berhasil. Ada sikap menyesal dan berandai, kok baru sekarang ? Atas hasil yang baik itu saya pun mengerjakannya lagi dan Alhamdulillah hasilnya tetap positif. Apa yang saya lakukan adalah "coba-coba" dan berhasil. Saya melakukannya lagi atas dorongan dari "penyesalan".

Perhatikan kerja yang dikerjakan atas dasar penyesalan dan tidak ingin terjadi seperti dulu.

1. Penyesalan itu sangat diperankan "emosional", dimana ada dorongan buruk untuk menjadi lebih baik. Bagaimana sikap yang saya lakukan adalah menerima keadaan sekarang dimana saya bisa melakukan dan berhasil ? Keadaan ini membuat keadaan saya ikhlas dan "baik" secara pikiran, emosional dan tubuh.

2. Tidak ada yang namanya coba-coba itu, memang keadaan sekaranglah yang membuat saya melakukannya atas kekuasaan Allah. Akumulasi keyakinan, pikiran dan dorongan menjadi petunjuk dari Allah. Maka saya mesti bersyukur tanpa perlu mengiringi dengan "seandainya ...". Yang mesti saya lakukan adalah meneruskannya dengan hal yang lebih baik sebagai rasa syukur kepada Allah.

3. Saya pun mau tidak mau mengakui kesalahan saya yang lalu, untuk itu saya perbanyak untuk ingat Allah dan memohon ampunan. Insya Allah kesempatan saat ini yang Allah berikan menjadi semakin sadar untuk berbuat bener lagi.

Banyaklah untuk mengingat Allah agar saya terus digerakkan untuk yakin dan tanpa ragu dalam mengerjakan yang bener yang dulu saya "abaikan". Selanjutnya saya mesti menjaga momen ini untuk terus ditingkatkan menjadi semakin berkualitas. 


Saya membayangkan saat ini dapat mengerjakan banyak salat dengan kualitas lebih baik bukan karena ada waktu, tapi Allah membuka hati saya untuk mengerjakannya. Kebaikan saya sampai hari ini, Insya Allah menjadi perantara turunnya hidayah Allah. Begitu juga saya bisa mengerjakan banyak tulisan, bukan karena saya memiliki kesempatan, Allah membuka hati agar tulisan saya semakin bermakna dengan terus mengamalkannya. Insya Allah, tulisan saya memberikan kebaikan bagi banyak orang yang mengantarkan Allah memberikan hidayah kepada saya. Apa yang saya berikan berupa ilmu dan nasehat sampai hari ini, bukan karena saya memiliki ilmu. Allahlah yang membuka hati untuk menerima petunjuk hidayah (ilmu)  yang bener. Insya Allah ilmu dan nasehat saya mengantarkan saya untuk bersedekah jariyah. Ya Hanya Engkaulah penyebab segala yang ada pada diri saya, saya menjadi lebih bener, karena kalau bukan hati saya dengan rahmatMu. Insya Allah semua itu menjadi keberkahan hidup bagi saya dan keluarga.


No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...