Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Katanya mau berubah sekarang

 Ada dorongan saya untuk berubah, apa yang mesti saya ubah duluan ? Pertanyaan ini baru muncul, karena banyak hal yang mau diubah. Tapi kenyataannya perubahan hanya sementara. Katanya mau berubah, tapi pakai syarat. Kalau nanti saya udah ada ilmunya, kalau nanti saya sudah siap dan kalau .... yang lainnya.

Yang menjadi pertanyaan saya di atas, yang mana duluan yang mesti diubah ? Harus punya ilmu dulu baru berubah, atau setelah punya uang duluan baru bisa berubah, atau harus kerja keras dulu dan mendapatkan uang baru mau berubah. Begitulah kenyataan yang sebenarnya tanpa disadari saya mau berubah tapi tidak ada yang fokus sampai tuntas. Maka pikiran tidak segera memerintahkan perubahan itu kepada tubuh (dalam tindakan nyata yang terus-menerus). Memang sih saya bisa semangat karena suasana yang saya rasakan bisa membangkit saya untuk berubah. Misalkan suasana bertemu dengan temen yang sukses, semangat berubahnya tinggi. Tapi semua hanya sekedar semangat saja, karena saya tidak mempunyai modal untuk memulai seperti temen saya. Begitu juga saat mencari ilmu baru dalam training, saya bersemangat sekali karena dengan ilmu itu hanya bisa melakukan hal baru. Tapi hasilnya ternyata tidak langsung diperoleh (butuh proses dan waktu). Alhasil perubahan dengan ilmu baru itupun reda. Semua perubahan yang dimulai berlangsung tidak lama dan kembali kepada rutinitas yang sudah biasa.

Secara logis sudah terjadi seperti di atas, dan secara emosional juga tidak terlalu berhasil juga. Dari pengalaman di atas, saya merasakan perlu yang namanya kontinuitas (memelihara dan selalu ingin meneruskan apa yang sudah diubah menjadi semakin baik). Semangat ada, ilmu ada, motivasi ada .... rasanya semua sudah dimiliki. Mengapa saya belum juga berubah ? Boleh nggak saya bertanya dalam diri saya sendiri, "Apa iya semua itu saya yang menentukan ?" Jika memang yang menentukan, maka saya bisa dong berubah. "Apa iya ya ?" Kan masih ada Allah, dimana saya bergantung segala hal, saya hidup karena Allah berkehendak, saya bisa berjalan/belajar/berkembang karena Allahh yang memberi fasilitasnya dan mengizinkannya, saya mati karena takdir Allah .... Mengapa saya tidak berserah kepada Allah yang menguasai semua pada diri saya ?

Allah memiliki segalanya, mau ilmu Allah punya, mau bimbingan Allah yang Maha sempurna dalam membimbing saya, mau pengingat Allah yang Maha mengingat 24 jam dan kalau salah Allah yang maafin. Katanya mau berubah sekarang, maka saya mesti kembali dulu ke awal, menggantungkan harapan kepada Allah, memohon harapan yang baik, memohon izin harapan yang saya inginkan dirahmati. Insya Allah dengan mengawali perubahan yang saya inginkan dirahmati Allah, lalu saya meneruskannya dengan mencari ilmu Allah yang telah janjikan bisa mengantarkan saya berubah (dan sukses). Saya melakukan perubahan itu karena Allah, maka perubahan dapat mempertahankan kontinuitasnya. 

katanya mau berubah sekarang, sekaranglah untuk meminta ampun atas kesalahan saya sebelumnya. Insya Allah saya mendapatkan semangat untuk membersihkan hati agar saya mudah dan siap menerima petuntuk Allah. Petunjuk di hati inilah yang dapat memberi saya ilmu dan kemampuan dalam mengamalkan (mengerjakannya).

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...