Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Belajarlah

 Sudah banyak nasehat agar saya belajar. Tapi tidak banyak yang saya pelajari. Apalagi disuruh membaca buku, kayaknya berat banget. Bukan waktunya lagi karena sudah selesai sekolah. Padahal belajar itu dapat memberi banyak kebaikan. Salah satunya adalah dengan belajar bisa memudahkan kita mengelola diri untuk mengerjakan beberapa hal dengan mudah dan nyaman. Kadang belajar itu mudah dilaksanakan saat saya merasa menarik untuk diikuti, dan ada kalanya sudah berusaha mencari ilmunya tapi nggak dapet-dapet.

Seorang karyawan yang tadinya kerja dengan ilmu yang ada sudah merasa cukup dan menganggap kerjanya sudah maksimal. Karyawan ini merasa sudah tidak bisa mengmbagkan diri menjadi lebih baik. 

1. Mau ditambah kerjaannya merasa semakin berat. 

2. Mau ditingkatkan dengan jabatan bisa menjadi masalah (walaupun mau menerima) karena ilmunya belum siap sehingga bisa bikin stress dan tak mampu mengelola dirinya untuk banyak hal yang dikerjakan.

3. Mau ditambah uangnya untuk memotivasi dirinya agar banyak belajar, faktanya banyak orang yang happy dengan uangnya tapi dampaknya kebutuhannya pun meningkat sehingga uang yang ditambah itu tidak cukup lagi. Lalu pengennya uangnya ditambah lagi dengan berbagai alasan, entah itu alasan kerjaan banyak maka minta disesuaikan lagi.

4. Mau didorong dengan pelatihan agar termotivasi. Saat training begitu semangat dan besar ingin berubah, dan merasa ada ilmu baru. Selanjutnya motivasi dan semangat itu menurun dan kembali seperti biasa lagi.

Sebenarnya apapun yang bisa mendorong seseorang bisa berubah berawal dari hal baru (bisa tambah uang, tambah ilmu, tambah motivasi, tambah jabatan). Perubahan pun terjadi, tapi tidak banyak orang yang berubah terus-menerus. Solusi sederhananya adalah kemampuan saya harus menyesuaikan perubahan saat itu, yaitu terus belajar. Ilmu yang didapat hari ini belum tentu dapat mengatasi persoalan hari ini, saya cenderung merasa tidak mudah untuk mengerjakannya karena tidak ada kemampuan. Yang dimaksud dengan kemampuan bukan sekedar ilmu pengetahuannya, tapi ilmu untuk memampukan kecerdasan spiritual dan kecerrdasan emosional. Ada orang yang secara IQ tinggi, tapi SQnya rendah bisa berlaku buruk pada perilakunya. Ada juga yang SQnya tinggi tapi tidak dibarengi IQ yang cukup, membuat orang ini tidak berkembang.

Belajar itu mesti dibangun dari dalam diri setiap hari. Saya sudah membayangkan saat bangun tidur saya berhadapan dengan dunia yang penuh dengan tantangan dan banyak hal yang mesti dihadapi dengan ilmu yang baru (IQ, EQ, SQ). Saat saya tidak memiliki ilmu tadi, maka saya mengalami "kesulitan". Bisa jadi saya tidak menganggapnya "kesulitan", tapi tanpa disadari saya tidak banyak berbuat banyak untuk hari ini. Saya cenderung dirangsang dengan impian (kosong), dihambat dengan rasa malas, iri dengan orang lain dan sebagainya. Hanya sedikit yang saya lakukan dan cenderung melakukan yang rutin saja.

Allah itu Maha Adil, membalas sesuai dengan apa yang saya kerjakan. Karena sedikit yang saya lakukan, apakah saya berharap banyak dengan yang sedikit itu ? Pasti berharap banyak, tapi kan Allah hanya memberi sesuai yang sedikit itu. Karena yang sedikit itu yang saya lakukan, sedangkan yang saya hadapi sangat besar. Akibatnya kesulitan yang terjadi. Allah selalu membalas kebaikan (belajar) dengan minimal 10 - 700 kali. Saat saya melakukan kebaikan demi kebaikan, maka upaya yang saya lakukan cenderung disempurnakan oleh Allah karena kebaikan Allah yang membalas kebaikan dengan yang banyak. Asal saya yakin kepada Allah.

Insya Allah saya dan Anda bisa mengambil hikmahnya bahwa belajar itu tidak boleh berhenti sampai kematian kita. Jangan sampai kita belajar lalu berhenti, saat kita berhenti belajar maka yang terjadi adalah kita hanya ingin menunjukkan ilmu kita ("sombong"). 

 

  























No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...