Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Hanya kepadaMu kami bergantung

Dalam kehidupan berkeluarga, anak dan isteri menggantungkan kebutuhannya kepada suami atau bapak. Atau setiap melakukan sesuatu yang penting mesti izin dulu kepada bapak. Izin diberikan mengikuti syarat yang dimiliki bapak. Jika izin itu tidak diperkenankan maka tidak boleh dijalankan atau kalau terjadi juga, ada dampak yang direspon bapak terhadap kesalahan tersebut.

Dalam berorganisasi dalam perusahaan kita kerja. Tentu sama halnya dengan berkeluarga di atas. Atasan atau yang lebih tinggi lagi direktur atau pemilik memiliki kuasa untuk memberikan izin kepada karyawannya untuk melakukan sesuatu. Karyawan atau atasan bergantung atau menggantung nasibnya kepada pimpinan tertinggi.
Soal ketergantungan ini dalam keduniaan masih ada sisa pertanyaan, yaitu kepada siapa bapak atau pimpinan tertinggi bergantung ? Bagaimana juga ketergantungan keluarga yang tidak diketahui bapak karena pengetahuan yang terbatas atau tidak dapat melihat 24 jam aktivitas keluarga ? Sama halnya dengan karyawan. Yang jadi pertanyaan juga bahwa kita sebagai bapak atau pimpinan perusahaan tidak bisa menjamin apapun atas ketergantungan itu. Misalkan anak minta uang, apakah bapak mau memberi uang sesuai permintaan anaknya ? belum tentu. Dan sama halnya dengan karyawan, apakah pimpinan dapat selalu menjamin atas permintaan karyawan ? Jawabnya tidak. Lalu bagaimana ?

Ketergantungan semua di atas tidak mutlak, kita hanya bergantung kepada yang menciptakan kita, Allah Maha Pencipta, yang Tahu segalanya dan berkuasa atas segala sesuatu. Hanya kepada Allah lah kita bergantung. Rezeki Allah yang berikan, Izin Allah yang berikan, Pertolongan yang Allah berikan kepada semua oang, Maha Penerima Taubat, Allah siap menerima kesalahan  kita dan dapat menghapus kesalahan kita. Mau kita sebutkan semuanya ... Allahlah yang Maha mengurus segala makhluknya termasuk alam semesta. Allah itu hanya satu dan tidak beranak dan tidak diperanakan, serta tidak ada yang setara denganNya. 

Masak sih kita merasa bisa mengerjakan banyak hal dengan mengesampingkan peran Allah. Atau saat kita merasa memiliki segala hal, maka saat itu pula kita merasa berkuasa. Sehebat apapun manusia, tetap saja menggantung hidupnya kepada Allah. Apapun itu, siapapun dan dalam hal apapun. Allah itu Esa, Maha Besar.  

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...