Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Taat sebagai rasa syukur

 Kata taat sudah dipahami semua orang. Taat kepada orang tua, dalam kenyataannya ketaatan kepada orang tua tidak berjalan mulus. Ada yang taat dengan mengerjakan apa yang orang tua perintahkan, tapi ketaatan itu tidak sempurna karena berbagai alasan. Mengapa kita taat kepada orang tua ? Salah satu sebabnya orang tua telah melahirkan kita dan merawat kita dari kondisi tidak tahu menjadi orang yang lebih berada, baik ilmu dan apa yang kita miliki sampai saat ini. Saat kita merasakan kesulitan hidup, kita kembali kepada orang tua untuk memohon bantuan. Tanpa kita ketahui pun orang tua itu selalu mendoakan kebaikan bagi anaknya. Taat ? Ya, mesti. kalau tidak taat berarti durhaka, dimana anak tidak mendapatkan keberkahan dari orang tua.

Dalam kerja pun, setiap perusahaan dan atasan mengharapkan karyawannya taat. Taat berarti mengerjakan apa yang telah menjadi tugas karyawan dan berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan. ketergantungan karyawan kepada perusahaan menjadi dasar karyawan mau taat, takut kehilangan pekerjaan. Rasa terima kasih karyawan berawal dari diterimanya bekerja di perusahaan dan diwujudkan terima kasih itu dalam ketaatan kepada perusahaan. Jika karyawan yang tidak tunduk (taat), maka pasti tidak diperhatikan dan sampai bisa dipecat.

Dalam beragama kita pun mesti taat kepada Allah. Karena dasarnya rasa bersyukur atas kuasa Allah menghadirkan kita di dunia ini. Taat dimulai dari memahami keberadaan kita dan memuji Allah, memahami perintah Allah dalam Al Qur'an. Agar ketaatan itu bisa dibangun dengan menjalankan petunjuk (perintah dan larangan) Allah. Apakah iya sekarang kita sudah memahami petunjuk Allah ? Tanpa memahami petunjuk Allah, maka kita tidak tahu apa yang mesti ditaati. Beberapa orang tahu Al Qur'an itu petunjuk Allah dan kita pun beriman, tapi secara jujur kita tidak tertarik memahaminya. Akibatnya kita menjadi tidak taat, karena tidak tahu apa yang mesti ditaati.

Ketaatan itu jika dikerjakan maka memberi kebaikan yang banyak kepada kita dan Allah menyukai hal itu, tapi sebaliknya jika tidak taat (apalagi tidak mau membaca Al Qur'an, tidak tahu apa yang mau ditaati), maka kita termasuk orang yang mengingkari Allah. Bahkan taat itu tidak dipertanyakan lagi dengan petunjuk Allah, "kami dengar dan kami taat". Artinya ketaatan itu mesti memiliki iman yang kuat. Tanpa dasar iman ini, maka ketaatan itu mudah digerogoti menjadi tidak taat.


Saat ini kita sudah diizinkan memiliki iman, maka tingkatkan iman itu dengan ibadah dan amal saleh. Untuk tahu itu semua kita yang juga beriman kepada Al Qur'an, mendorong kita untuk memahaminya dengan benar. Dengan izin Allah dalam memahami Al Qur'an dapat mendorong kita untuk melaksanakan perintah dan larangannya (taat). Taat untuk berserah diri menjalankan apa yang Allah perintahkan. Insya Allah dengan memahami Al Qur'an dapat membersihka hati, dengan hati itu kita diberi petunjuk, dan dengan petunjuk itu kita diberi pemahaman dan dimampukan untuk taat (menjalankan apa yang Allah perintahkan). 

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...