Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Pertanyaan yang menyemangati

Ada banyak pertanyaan yang hadir setiap hari dalam pikiran saya. Ada yang mulai dengan kata tanya, Mengapa tidak begitu ? Yang mana yang dipilih ? Kapan mau dikerjakan ? Siapa yang bisa bantu ? Bagaimana cara mengerjakan semua ini ? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul karena saya tidak melakukan yang seharusnya saya lakukan. Sebenarnya saya tahu jawaban semua itu, tapi merasa tidak yakin. Bertanya sendiri dan jawab sendiri. Dari sekian banyak pertanyaan tadi menjadi semakin tidak menentu karena saya tidak menjawabnya. Jawaban yang benar adalah dengan mengerjakannya. Bisa jadi pertanyaan-pertanyaan itu menjadi saling meniadakan dan melemahkan.

Kata orang ahli, pertanyaan yang tepat sudah menjadi 50% solusi untuk dijalankan. Pertanyaan seperti apa yang tepat itu ? Semestinya jawaban atas pertanyaan itu mesti menggugah saya untuk melakukannya. Misalkan saya bertanya pada diri saya sendiri, apakah saya semangat kerja ? Jawaban tidak jujurnya adalah saya semangat. Tapi kenyataannya saya tidak bersemangat. Apakah pertanyaan ini tepat ? Belum tepat. Karena tidak mengantarkan saya kepada tindakan atau perbuatan.

Keahlian bertanya menjadi kunci seseorang menemukan jawaban yang sekaligus tindakan yang mesti dilakukan. Bayangkan saat saya bertanya dengan kata mengapa ? maka jawabannya adalah mencari penyebab dan tidak ada jawabannya. Kalau saya pakai kata kapan ? susah menentukan waktunya. 

Bayangkan saya bertanyanya seperti ini, bagaimana caranya saya bekerja yang bener sekarang ? Tentunya saya menjawab, "saya mesti disiplin sekarang", "saya bertanggungjawab sekarang" dan sebagainya. Perhatikan jawaban tersebut. Ternyata jawaban dengan pertanyaan bagaimana mengajak saya untuk mengerjakan dengan semangat.



Bisa jadi saya selama ini banyak pertanyaan yang tidak mengarahkan saya untuk bersemangat kerja sehingga jadi banyak pertimbangan alias maker (malas kerja). Tumpukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak menyemangati setiap hari semakin membuat saya lemah dalam tindakan. Karena sudah terbiasa maker (malas kerja), saya membutuhkan energi yang cukup untuk memulai jawaban atas pertanyaan bagaimana agar terjadi.



Bagaimana caranya saya bisa menerapkan ilmu yang sudah saya miliki sekarang ? Jawab dan langsung kerjakan, jangan pernah menunda. Kata menunda membuat saya memikirkan banyak hal lagi yang akhirnya jadi maker (malas kerja). Kunci pertanyaan yang menyemangati adalah buatlah pertanyaan dengan bagaimana caranya .... ikuti jawaban dengan tindakan segera.

Jawablah pertanyaan berikut ini :

1. Bagaimana caranya saya sehat sekarang ?

2. Bagaimana caranya saya belajar dari kesalahan saya sekarang ?

3. Bagaimana caranya saya memulai untuk meraih apa yang saya inginkan sekarang ?

4. Bagaimana caranya saya bisa kerja yang bener sekarang ?

dan banyak pertanyaan lagi yang mesti saya buat agar saya selalu mengerjakan apa yang menjadi jawaban saya.

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...