Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Katanya mau bersemangat memulai

Katanya mau bersemangat memulai, kok masih biasa-biasa saja ? Bukankah bersemangat itu mampu menggerakkan saya dalam aktivitas yang tidak biasa. Saya bersemangat atau berada dalam keadaan senang mengerjakan apa yang saya inginkan. Yang tadinya saya merasa berat memulai, dengan semangat mengajak saya memiliki energi luar biasa untuk kerja/aktivitas.

Saya cek lagi tentang kata "mau bersemangat", kalau ditanya kata tersebut semua orang mau. Tapi hanya beberapa orang yang bergerak (bersemangat). Ternyata kata mau belum mampu mendorong kuat saya untuk mengerjakan. Perhatikan, Apakah saya mau kerja yang semakin baik hari ini ? Jawabannya hanya "mau". Untuk itu saya mesti menyikapi kata mau dengan beberapa hal :





1. Disaat saya mau bersemangat untuk memulai, maka sudah ada energi sedikit. Energi ini menjadi bisa menjadi energi beneran jika sudah kerja/beraktivitas.

2. Energi yang sudah dalam kerja/aktivitas dapat mengukur seberapa besar kemampuan saya untuk melewati hambatan dan masalah. Kondisi ini sering kali menjadi penentu, apakah saya meneruskan semangat itu dengan langkah-langkah nyata (kerja). Kekuatan energi semangat saya dapat dibesarkan dengan seberapa kuat keinginan saya untuk mewujudkannya (imajinasi pikiran), Semangat dan energi terus bergulir seperti bola salju menjadi semakin besar.

3. Hindari semangat yang sudah ada menjadi lemah karena waktu atau ada rutinitas yang mesti dikerjakan. Alihkan semangat tadi kepada untuk menjadwalkan ulang atau menyelesaikan rutinitas, dan segera kembali dengan semangat awal saya.

4. Terkadang ada orang yang bisa disugesti dengan baik oleh pikirannya sendiri. "katanya mau bersemangat untuk memulai" dapat diganti dengan memberi sugesti kuat lewat "katanya berani bersemangat untuk memulai". Ada kata-katanya yang bisa mendorong saya untuk bersemangat seperti :

Setiap kalimat saya selalu mengatakan dengan kata kerja, mengandung perintah kepada pikiran untuk mengerjakan, subjeknya saya dan diikuti dengan waktunya sekarang.  Saya mengerjakan tulisan tentang kerja saya hari ini. Kata "saya" sebagai subjek pasti mudah dipahami pelakunya "saya" sendiri tanpa melibatkan orang lain. Dengan kata lain karena saya maka saya bisa mengerjakannya. Mengerjakan apa ? Membuat tulisan tentang kerja saya, dan bukan juga kerja orang lain. Maka saya dapat menyakinkan saya menguasai materinya. Kapan ? Iya, sekarang. Pikiran hanya mau mengerjakan apa yang sekarang ada dipikiran dan memerintahkan tubuh melakukannya. Jika pekerjaan itu ditunda, maka hanya dijadikan memori di pikiran dan belum tentu keluar lagi untuk dikerjakan. Seandainya tidak bisa dilakukan sekarang, maka kata waktu mesti disebutkan waktu kejadiannya dengan detail. Misalkan hari Selasa tgl 1 November 2022,bila perlu ada jamnya. Hindari kata besok atau lusa karena bisa mengaburkan pikiran untuk memerintahkan apa yang dikerjakan. 

5. Ada cara lagi untuk segera bersemangat adalah afirmasi, menguatkan pikiran kita dengan banyak hal positif untuk mengerjakannya. Afirmasi dapat dikuatkan dengan imajinasi yang detail yang bisa saya bayangkan terjadi, berupa skenario film perjalanan dari awal sampai akhir. Saya membiasakan keyakinan untuk mengerjakannya untuk menguatkan imajinasi tersebut. 

Banyak hal dari apa yang saya dapat kerjakan saat ini dengan cara di atas. Menulis di blog ini pun hanya mengandalkan semangat aja. Aktivitasnya hadir di depan komputer sekarang dan mulai mengetik apa yang ada di pikiran, atau membaca sesuatu yang bisa membangkitkan memori saya tentang kerja saya, yang ingin ditulis. Lalu saya meneruskan tulisan kata demi kata menjadi sebuah kalimat, kalimat demi kalimat menjadi paragraf. Saat menulispun saya dituntun oleh pikiran untuk meneruskannya sampai tuntas. Jadilah sebuah tulisan. Pengalaman ini sangat mengasyikkan dan menyenangkan yang bisa membangkitkan saya terus bergulir untuk menuliskan ide lain. Bagi Anda ? Apa yang Anda inginkan terjadi

Mungkin dalam ibadah, saya juga mengalami kesulitan untuk memulai shalat pada waktunya. Memaksakan diri untuk memulai (energi yang besar) dengan menumbuhkan semangat untuk shalat. Ada imajinasi saya, "Kalau saya belum shalat juga ntar tidak baik buat saya dan ada semacam pikiran tidak mendahulukan Allah sebagaimana iman saya". Imajinasi ini segera menuntun saya untuk wudhu, agar bener dalam shalatnya. Wudhu pun terkadang asal saja untuk memenuhi syarat sahnya wudhu. Saat wudhu, saya pun menguatkan semangat awal tadi dengan keyakinan bahwa "kalau wudhunya asal, maka ntar shalatnya juga nggak bener". lalu seterusnya. Ada niat dan ada doa sebelum mengerjakan serta berlindung kepada Allah atas godaan syetan ... jangan dianggap biasa, tapi itu cara Allah menuntun kita untuk memulai semuanya dengan bener. Apakah saya memahaminya ? Belajar dan berlatihlah setiap shalat dan memiliki target untuk semakin baik dalam setiap shalat. Godaan pasti ada, teruslah shalat dan meningkatkannya.

Insya Allah kita semua diberikan petunjuk untuk selalu menjadi orang yang beramal saleh, selalu memulai apapun yang bener dan bukan sekedar hanya memikirkannya. 


No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...