Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Katanya mau melangkah lagi

Katanya mau melangkah lagi, tapi kadang kita jadi malas karena hasil langkah sebelumnya belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Kepikiran sama kita, apa langkah berikut ini menjamin sampai tujuan ? Daripada daripada, kita pun mutusin "nggak lagi". Secara akal sehat kita tahu bahwa sikap dan tindakan kita ini tidak benar, tapi kita pun tidak memiliki dorongan untuk meneruskannya.

Harapan kita kadang terlalu tinggi dengan apa yang ingin dan sudah kita lakukan. Niat sudah ada, lalu sudah bersiap untuk berangkat ke suatu tempat untuk bertemu seseorang. Tapi langkah persiapan itu meragukan kita, apakah dalam perjalanan bisa nyaman ? Akhirnya kita tidak melanjutkan perjalanan. Sikap yang tidak baik setelah persiapan lewat pertanyaan kepada diri sendiri itu cenderung melemahkan langkah kita. Bayangkan saat persiapan itu sudah kita lakukan, maka step berikutnya adalah naik kendaraan dan jalan. Ikuti step selanjutnya dengan menggerakkan kendaraan menuju lokasi yang dituju dan seterusnya. Melangkah lagi itu tidak perlu berpikir yang menghambat, tapi berpikir menjalani langkah selanjutnya. Boleh saja kita membayangkan niat kita tadi sehingga membuat langkah kita semakin yakin.

Langkah pertama sudah terjadi, maka yang ada adalah langkah kedua ... dan seterusnya. Jika tujuan kita itu memerlukan 100 langkah. Berpikirlah bahwa langkah kedua pun yang sudah kita jalani, makin mendekatkan kita kepada tujuan (masih ada 98 langkah). Apakah tiba di tujuan ? Bisa asal kita fokus untuk terus melangkah, langkah 3, 4, 5 ... 90, 91,  ... 98, 99 dan 100. Apapun tujuan kita pasti ada beberapa langkah yang mesti kita lalui. Hindari berpikir bahwa kita mau melangkah lagi karena hasil. Hasil itu kita peroleh karena kita sudah tiba di tujuan. Adapun hasil dari beberapa langkah yang kita lakukan hanyalah bonus yang bisa membangkitkan semangat untuk melangkah lagi, BUKAN untuk menikmatinya.


Dalam agama ada pesan yang baik, tapi kita jarang memperhatikannya yaitu sabar. Bagaimana bisa sabar dengan keadaan tertentu ? Sedangkan kita dalam kesulitan yang tinggi. kata sabar sering diucapkan tapi susah untuk dijalani. Dalam perjalanannya kita sering menjadi tidak sabar, dan orang bilang "sabar itu ada ujungnya". Kata sabar tidak pernah berujung sampai usia kita, sekalipun kita sudah di tiba pada tujuan. Sabar bisa bermakna kita mesti mengikuti langkah demi langkah yang seharusnya kita jalani, bahkan kita mesti selalu menyempurnakan setiap langkah dan memperoleh hasil yang sempurna juga. Jika kita belum mencapai apa yang kita inginkan, sabar mengajak kita untuk terus melangkah. Lalu dalam sabar pun kita diajak untuk selalu "bersyukur" saat tercapai keinginan kita. Makna keinginan kita dari A ke B dan seterusnya, merupakan perjalanan keinginan kita selama hidup yang berujung kepada kematian. Jadi kita memang dapat menikmati tujuan "sementara" dengan terus bersabar untuk melanjutkan tujuan berikutnya dan berikutnya. Jadi sabar itu bukan lagi untuk satu tujuan saja tapi sabar adalah sikap dan cara hidup kita. 


Yuk kita belajar dan berlatih melangkah demi langkah tanpa perlu memikirkan hasilnya atau mau menikmati hasilnya. Teruslah melangkah, bukankah "katanya mau melangkah lagi". let's go

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...