Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Katanya mau bicara

Katanya mau bicara, tapi tidak mudah untuk mengungkapkannya. Beberapa orang pandai berbicara di depan umum tapi ada juga bicara ke seseorang aja susah. Disisi lain kepada orang tertentu mereka bisa bicara. Orang teknis cenderung susah bicara, "saya tahu tapi tidak bisa menjelaskannya". Memang seseorang memiliki kemampuan yang berbeda, ada yang bisa bicara sedikit dan singkat, ada yang bicaranya seadanya sesuai kemampuannya, tapi ada yang banyak bicara sesuai apa yang dimiliki.

Kesulitan bicara tentang ide dan kemampuan yang dimiliki seringkali membuat orang ini dipersepsikan pendiam. Bicara seperlunya. Bisa jadi orang seperti ini kalau disuruh menulis bisa. Tapi bicara menjadi bagian penting agar orang lain bisa memahami apa yang kemampuan kita. Bahkan kesulitan bicara seringkali tidak "dianggap" di dalam forum, makna bicaranya tidak mudah dipahami.Perlu nggak bicara ? Sangat perlu bahkan ada orang yang mengambil inisiatif untuk duluan bicara, efeknya orang yang tadinya mau bicara jadi sedikit minder.

Katanya mau bicara, yuk latih bicara kita setiap hari atau periodik. Walaupun sedikit bicara untuk bisa mengawali latihan kita. Bertemu teman, mulailah mengungkapkan ide dan meminta untuk pendapat temen tentang apa yang kita bicarakan. Di kantor, kita bisa memulai dengan menjawab pertanyaan temen dengan bicara lebih banyak. Hari ini ditanya,"apa kabar ?" bisa jawabannya, "saya sehat". Jika pertanyaan yang sama kemudian kita jawab yang sama, maka hari berikutnya tidak ada orang yang ingin bertanya lagi. Misalkan jawaban lebih banyak seperti,"saya sehat hari ini, kemarin saya sehat tapi nggak nyaman kerjanya". Jawaban kita bisa mengundang orang lain untuk bertanya lagi dan terjadilah dialog. Atau kita mengungkapkan ide kepada temen,"Saya memiliki ide untuk pekerjaan ini lebih mudah". Maka temen kita bisa bertanya lagi,"apa idenya". Lalu kita mengemukakan idenya dan meminta feedbacknya. Terjadilah dialog. Semakin sering kita berlatih seperti ini semakin terpancing kita untuk bicara  dan bicara lagi.

Seseorang memiliki kemampuan bicara tidak lepas dari apa yang sudah dia ketahui, ada ilmunya dan pemahaman yang baik. semakin banyak ilmu dan pemahaman dari pengalaman hidupnya, maka semakin membuat dia menjadi percaya diri. Berbicara tentang pengalaman pribadi baik yang sukses atau yang gagal mudah untuk diungkapkan dengan lancar, daripada ilmu dan pemahaman yang belum kita alami. Setiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda, maka kita mesti percaya bahwa pengalaman kita sudah terbukti pada diri kita, berbagi kepada orang lain dapat menjadi inspirasi.

Bicara kepada Allah ? yang sering kita alami adalah daam berdoa, kita seperti berdialog. Kepercayaan kita kepada Allah membuat kita ingin bicara kepada Allah. Doa, semua orang bisa. Doa itu ibadah seperti halnya shalat. Bacaan dalam shalat jika kita ikuti dengan pemahaman yang benar merupakan bicara kita kepada Allah. Bayangkan kita bicara tanpa mengerti maknanya, baik dalam doa dan shalat. Apakah kita bisa bicara sebenarnya kepada Allah ? Bicara tapi tidak bicara. Kita shalat (bicara dan memahami artinya) tapi sebanrnya tidak bisa khusyuk. Berdoa hanya dengan mengamini saja, menjadi kita meminta tapi tidak tahu apa yang diminta. Bicara jadi penting terutama mesti memahami maknanya. Minimal kita belajar bicara kepada Allah 5 kali dalam shalat 5 waktu. Masak kita tidak mau memahami bacaan shalat agar bicara atau komunikasi kita kepada Allah menjadi bermakna.

Katanya mau bicara, maka bicaralah. Mulailah. Insya Allah kita dapat selalu mengamalkan apa yang kita bicarakan. itulah pengalaman yang berharga bagi kehidupan kita.




  

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...