Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Katanya mau bahagia

 Katanya mau bahagia, tapi belum juga. Kalau ditanya mau bahagia ? Pasti mau. Kata mau belum cukup mengantarkan kita untuk bahagia. Bahagia terjadi jika kita melakukan tindakan-tindakan yang membahagiakan kita. Kita bahagia dan kebahagiaan itu menyebar ke orang-orang di sekitar kita. Mau didefinikan bahagia itu apa ? Sangat relatif dan berbeda bagi setiap orang. Ada yang bahagia setelah lulus kuliah, ada yang bahagia waktu menikah, ada juga yang bahagia saat berbagi dan banyak lagi. Dan memang sebuah kebahagiaan itu tidak dapat dilogikan, tapi kita menafsirkannya dengan logika dan perasaan.

Orang yang bahagia itu pasti perasaannya senang, tapi orang yang senang belum tentu bahagia. Banyak orang yang sudah sukses merasakan bahwa kebahagiaan itu bukan sekedar materi atau uang. Jika kebahagiaan itu diukur dari materi, maka hanya orang yang berlebih materi yang berhak untuk bahagia. Tapi kenyataannya tidak demikian. Ada yang tak memiliki materi berlebih dan bahkan pas-pasan, hidup merasakan bahagia. Bahagia itu ada di hati, kok gitu mas ? Bayangkan jika bahagia itu ada di perasaan, maka kita hanya merasakan kesenangan saja dan itu sangat terkait dengan sikon dan materi. Atau kita mau bilang bahagia itu ada dipikiran kita, masak sih yang bahagia itu miliki orang pintar ? Perhatikan diri kita sendiri, saat bahagia ... kita merasa senang, kita merasa cerdas dalam mengambil keputusan. Jadi beruntunglah orang yang bisa bahagia.

Kalau bahagia itu ada di hati, maka seharusnya kita banyak melakukan tindakan yang menggunakan hati. Hal yang utama adalah hati itu urusan keyakinan, kalau kita yakin tanpa ragu kepada yang menghadirkan kebahagiaan itu maka itu sudah menjadi modal utama. Kalau sudah yakin tanpa ragu, maka berikutnya kita mewujudkan keyakinan itu dengan bertindak yang baik (amal saleh). Perhatikan saat kita zikir, maka terasa lebih tenang, saat kita sedekah sekaipun materi dikeluarkan tapi hati bahagia, dan amal lainnya. 

Ingin bahagia ? Percaya dan yakin, bekali dengan ilmu agar amalan kita jadi bener dan wujudkan setiap langkah dengan amalan nyata. Apa yang kita perbuat menjadi hak Allah untuk memberikan/mengizinkan kebahagiaan itu terjadi.



No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...