Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Katanya mau baikan


Katanya mau baikan, tapi kok masih apa gengsi dan hubungan menjadi kurang enak. Setiap hari kita diwarnai dengan konflik antar teman, pasangan, anak dan sesama karyawan. Mengapa sih kota konflik atau berselisih paham ? Bukankah semua orang ingin baik-baik saja. Niat dan Ilmunya sudah bener, tapi amalannya yang belum ok. Atasan pengen kerja kita bagus dan cepet, tapi saat kita kerjakan nggak sesuai harapan atasan. Perhatikan atasan mempunyai niat baik hasil kerja bagus dan cepet, dan merasa kita mampu. Kita sebagai bawahan juga pengen kerja kita bagus dan cepet selesai. Tapi terkadang kita belum punya ilmunya dan belum memiliki ketrampilan yang diharapkan. Jadilah "konflik". Padahal dua-duanya memiliki niat dan pengen hasil yang sama, mengapa begitu ? Kita tidak menyamakan tindakannya, Atasan maunya begini, sedangkan kita tidak tahu apa yang diinginkan atasan dalam tindakan kita. Solusinya mesti saling memahami kondisi masing-masing dengan komunikasi. Kejadian ini sering berdampak buruk hubungan antara atasan dan bawahan, terlihat sih baik-baik saja. Tapi Atasan menyimpan rasa tidak percaya dan bawahan merasa atasan semaunya aja. Akibatnya atasan jarang memberikan pekerjaan kepada bawahannya, dan cenderung mencari bawahan lain. Sebaliknya bawahan selalu ingin menghindar dari atasan dengan kesibukannya. Persoalannya bukan lagi kesalahan komunikasi tapi menjadi persoalan gengsi atau suka/tidak suka. Bukan antara atasan dan bawahan, tapi bisa sesama rekan kerja. Apakah Anda mengalaminya ?

Dalam rumah tangga juga terjadi, orang tua ingin anaknya pintar maka orang tua mengharuskan anaknya belajar. anehnya orang tua merasa yakin anak belajar saat melihat langsung anaknya belajar. Tidak dengan anaknya, bisa jadi orang tua yang menyuruh anaknya belajar, tapi orang tua tidak mau mengajarkannya. Atau anaknya sudah belajar di sekolah dan belajar saat orang tua tidak melihatnya. Anaknya memiliki keinginan yang sama dengan orang tua yaitu menjadi anak pintar. Hal ini bisa digambarkan dengan orang tua dan anak disuruh menggambarkan gajah dengan mata tertutup. Orang tua memegang belalai dan anak memegang kaki, maka keduanya tidak pernah ada titik temunya dan keduanya ngotot dengan apa yang dipegang, orang tua bilang,"gajah itu memiliki hidung yang panjang" dan anak menceritakan,"gajah itu memiliki kaki yang besar". Padahal keduanya memegang gajah yang sama.

Yang tak pernah ada konflik adalah antara kita dengan Allah. Allah berkomunikasi dengan kita dari kejadian demi kejadian, petunjuk dan Al Qur'an dan hadist. Dalam hal ini kita memang jarang memahami Al Qur'an sebagai petunjuk hidup (termasuk kerja). Padahal di era modern ini sudah banyak referensi tentang tafsiran dan ilmu Al Qur'an di media online. Saat kita tidak bener-bener paham tentang Al Qur'an, maka kita sering mengalami kejadian yang tidak menyenangkan atau balasan dari Allah. Jika kita tidak menggunakan hati (bersih), maka kita tidak mampu menangkap pesan Allah. Yang luar biasa, saat kita salah Allah dengan kekuasaanNya mau menerima kesalahan kita asal kita mau mengikuti perintahNya. Karena Allah yang Maha dan kita yang lemah merendah, maka semua itu menjadi baik lagi. Yang menjadi pelajaran penting adalah proaktif dari kita sebagai hamba untuk mengenal dan memahami Allah lewat apa yang telah Allah sampaikan.

Bagaimana kita menerapkan agama dengan kerja ? Pasti ada hubungannya, yang utama adalah agama menjadi petunjuk dalam kerja kita. Peran proaktif kita kepada Allah untuk mengenal dan memahami Allah, menjadi bekal buat kita dalam kerja baik hubungan dengan atasan dan sesama. Kita pun mesti proaktif dan tidak menunggu orang lain untuk menjelaskan segala hal dalam pesan komunikasinya, tapi kita lah yang mesti ingin tahu (merendah, tidak tahu karena memang belum disampaikan) tentang pesan yang diampaikan kepada kita. Jika kita tidak tahu, belajarlah (dari atasan atau teman) dan belajar sendiri agar apa yang diharapkan orang lain itu menjadi lebih baik.


Munir Hsan Basri
Trainer and Writer


 

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...