Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Katanya mau dunia

Katanya mau dunia ... tapi apa iya ? Tak mudah untuk mengambil bagian untuk berkompetisi meraih dunia. Tak pernah habis dan mesti saling mengalahkan. Mau gaji gede, mesti pintar dan memiliki keyakinan tinggi, dan ada yang mesti dikalahkan. Begitu kehidupan ini berpotensi untuk menghancurkan diri kita sendiri karena meraih dunia. Bahkan ada orang yang ingin terus berjaya, maka sampai usia tua pun masih ingin berkuasa mempertahankan kehebatannya. Faktanya kehebatan itu sudah turun ... tapi tetap merasa dirinya lebih hebat dari orang yang hebat sekalipun.Sampai kapan pencapaian dunia ini berakhir ? Saat kita mati.

Katanya mau dunia ... mau menjadi kaya, mau menjadi hebat, mau menjadi terkenal dan sebagainya. Jika belum tercapai, banyak orang mencari terus jalannya bahkan ada yang menghalalkan segala cara. Jika pikiran dan perasaan sudah dikuasai dunia, maka tidak ada yang namanya hati yang bisa memberi pencerahan. Bayangkan saat kita gagal, maka pikiran memberi bahasa positif yaitu saya belum berhasil maka kejar terus. Dikejar-kejar tidak mendapatkannya, kegagalan atau musibah yang dialami bukan sebagai peringatan tapi dijadikan motivasi untuk terus meraih dunia. Orang-orang yang disekitarnya selalu memuji perjuangannya untuk meraih dunia, dan disanjung dan diapresiasi.

Hampir semua orang tahu bahwa dunia ini milik Allah, dan ada dorongan yang luar biasa bahwa rezeki itu mesti dicari dengan usaha. Banyak orang hanya mengandalkan kerja keras dan kerja cerdas. Bayangkan jika si A memiliki barang B, maka kita yang menginginkan barang B, apakah harus mengambil dari A dengan cara apapun ? Si A dapat memberikan barangnya kepada orang yang disenanginya. Agar menjadi orang yang disenangi, maka mesti mengikuti apa yang SI A inginkan. Bagitu juga tentang dunia dengan seisinya, pemiliknya Allah. Maka kita mesti sampaikan apa yang kita inginkan dan bertanya juga apakah keinginan kita itu baik buat kita. Bukankah Allah Maha Tahu apa yang terbaik buat kita (Allah Yang Menciptakan kita). Agar Allah meridhai apa yang kita inginkan, maka alangkah indahnya kita mau mengerjakan apa yang Allah perintahkan. 

Katanya mau dunia, kok cara-caranya hanya mengandalkan ilmu dunia tanpa melibatkan Allah yang memiliki dunia ini. Bisa jadi Allah memberikan dunia ini kepada kita karena kita sangat menginginkannya dan dijadikan ujian apakah kita bersyukur kepada Allah atau tidak ? sebaliknya juga demikian, jika Allah belum memberikannya, maka kita pun diuji apakah ingat kepada Allah atau tidak ?

Mau dunia ini, maka ikuti sang Pemilik dunia agar apa yang kita kerjakan diridhaiNya. Jika kita mengerjakan apa yang Allah ridhai berarti kita pun diberi kehidupan setelah kematian. Kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, adalah orang-orang yang beruntung. masak sih kita tidak mau ? 




No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...