Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Magic Word Berani

Saya sering mempertanyakan dalam diri sendiri tentang Bonek dari fan sepakbola. Yang ada adalah nekat bukan berani. Perilakunya tidak baik dan membuat orang terganggu. Tapi mereka meraih apa yang diinginkan, bisa menonton langsung. Puas, seneng dan bahagia. Apakah peristiwa ini tidak baik ? Semua hal ada yang baik dan tidak baik, tapi saya dapat mengambil pelajaran untuk ditingkatkan menjadi kebaikan. Apa itu ?



Bonek tadi sebenarnya memiliki keberanian untuk bisa menonton bola langsung tim kesayangannya. Keberanian itu untuk menonton menyingkirkan ketakutan mereka karena mereka tidak ada uang yang cukup. Berani menyingkirkan ketakutan. Tetapi faktanya memang kurang apik, karena keberanian mereka yang ditunjukkan membuat orang lain jadi takut. Perilaku boneknya kurang santun dan tidak baik (umumnya). Ada bonek yang santun, mereka pergi dengan menumpang dari truk (gratis) ke kendaraan lainnya. Apa yang terjadi ? Saya bisa mengetahui bagaimana mereka yang gagal tidak bisa menumpang truk ? Mereka tahu caranya yang tidak tepat sehingga membuat mereka memperbaiki caranya, dan bisa berhasil menumpang. 

1. Berani menyingkirkan ketakutan, Semakin berani semakin mengecil nilai ketakutan sehingga saya bisa segera bertindak/kerja

2. Berani mengajak saya tidak banyak memikirkan caranya bener atau salah dan hasilnya. Yang penting kerjakan dulu dan hasilnya memberitahukan saya bahwa ini bener atau salah. Karena memang semua orang tidak tahu apa yang terjadi. Setelah terjadi, maka beranikan untuk memperbaikinya agar tujuan tercapai.



Untuk bisa berani mesti banyak berlatih dari satu ketakutan kepada ketakutan lainnya. Misalkan takut saat sakit saat naik kendaraan dalam keadaan hujan, maka beranikan diri untuk menggunakan jas hujan atau tanpa jas hujan dan diikuti dengan tindakan untuk menyegarkan tubuh. Atau saya takut lapar kalau mau puasa. Puasa dulu aja dan tidak perlu mikir laparnya, bila perlu sahur yang sehat dan minum vitamin. Atau saya mau shalat, tapi takut ada panggilan dari atasan. Mengapa tidak shalat aja dulu dan jika ada panggilan bisa memberi tahu saat dipanggil. berlatihlah terus agar keberanian itu semakin bertumbuh dan besar.

Saya mulai memberanikan diri dengan cara memancing emosi (harga diri) saya untuk tergerak. Masak sih nggak berani ? Ini mah mudah ? kerjakan saja sudah mengurangi rasa takut salah dan sebagainya. Saya mau nulis ini saja selalu ada ketakutan dikomentari orang yang lebih ahli. Saya tulis aja, dan kalau ada komentar berarti saya bisa belajar memperbaiki tulisan saya dan tentunya saya berterima kasih. 

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...