Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

IYA, Bersabar itu tidak mudah, apalagi tidak Sabar

Kata sudah menjadi makanan sehari-hari, "sabar ya" atau "sabar aja, badai pasti berlalu" begitulah pesan dan ansehat yang sering diucapkan kepada mereka yang suka emosional dan responsif atau yang sedang dalam masalah. Pesan dan nasehat ini sudah bener, tapi sering dicerna oleh pikiran dan perasaan menjadi tidak nyaman. Maksudnya karena orang dinasehati itu dalam keadaan emosional, maka pesan itu menjadi tidak berarti (tidak bisa berpikir secara akal sehat). Sekalipun sudah tidak emosional lagi, tidak mudah untuk mencerna kata sabar itu. Akal sehat bilang,"enak di dia, nggak enak di saya" atau "sabar itu ada batasnya". Itulah yang terjadi dan respond banyak orang

Iman : Bagaimana kita mesti menyikapinya ? Ternyata sabar itu bisa dicerna dengan hati. Banyak petunjuk yang disampaikan di Al Qur'an tentang sabar. Persoalannya, apakah kita percaya (iman) ? Sebagai muslim kita percaya kepada Allah. Kepercayaan kita kepada Allah bukan sekedar percaya tapi yakin tanpa ragu. Atas dasar itulah kita secara otomatis percaya dan yakin tanpa ragu dengan petunjukNya. Bisa jadi kita belum sepenuhnya menjalani sabar itu karena memang sudah tahu tapi belum masuk ke dalam hati. Jika sabar itu sebatas pikiran, maka kita hanya berpikir untung dan ruginya. Kita bisa sabar jika ada untungnya. Disisi lain kita bisa sabar untuk tidak marah agar kondisi kita menjadi nyaman atau tidak nyaman. Ada yang mau sabar karena sudah usia atau takut sakit dan sebagainya.

Ilmu : Petunjuk Allah itu sudah banyak dibuktikan, salah satunya orang yang sabar itu menjadi idaman semua orang. Bawaannya tenang dan sejuk serta memberi kebaikan. Allah berfirman "sabar itu karena Allah", maka bersyukurlah. Karena sabar itu ada di hati, dan hati itu urusan Allah. Mudah bagi kita untuk bersabar saat kita memahami dengan hati. Di dalam Al Qur'an juga difirmankan,"orang sabar itu bersama Allah" dan "jumlah orang yang sabar sedikit bisa mengalahkan orang yang tidak sabar lebih besar". Begitu juga sabarnya Nabi Ayub yang sakit, Nabi Muhammad yang dilempari batu dan sebagai, teladan Nabi dan Rasul itu tetap sabar dengan selalu mendoakannya.

Yakin : Keyakinan bukan lagi untuk dipikirkan dan dirasakan. Baca Al Qur'an agar semua petunjuk dan rahmat Allah tentang sabar menjadi nyata dalam hati, pikiran dan perasaan. Ambilah hikmah sabar dari para ulama dan referensi yang lainnya. Apakah kita hanya percaya kepada Allah tapi tidak percaya kepda petunjukNya ? Sedangkan kita bisa percaya kepada atasan di kantor dan pasti kita mengikutinya.

Amalkan : Kata beriman selalu disampingkan dengan beramal saleh. Iman kita menjadi sempurna setelah diikuti dengan perbuatan yang baik. "Bersabarlah" bukan berarti menahan emosi saja.  Orang yang membuat kita marah berarti mereka telah menaklukanmu, bisa jadi mereka yang membuat kita marah itu memiliki niat baik agar kita menjadi semakin baik. Tapi caranya yang tidak tepat. Yuk bekali diri kita dengan baik dan berlatih untuk tidak selalu responsif terhadap apapun. Mengapa kita tidak berpikir sekalipun ada yang marah kepada kita, dengarkan dan pahami maksudnya. Siapkan respon kita untuk mengakui kita salah dan diam, apakah orang itu terus marah ? menurut survey paling lama 5 menit. Karena ada niat baik yang mau disampaikan lewat marah itu, maka pergunakan hati dan pikiran. Ikuti kemarahan orang itu dengan doa, seperti yang diteladani oleh Rasul.

Amalkan : Yuk latih di jalan raya dengan tenang mengendarai mobil agar kita siap jika ada hal yang mengganggu kita dalam perjalanan. Ada yang tidak sopan melewati kita, tidak perlu direspon. Ada macet, syukuri aja bahwa memang begitu adanya. Perjalanan kita memang mesti dilewati dari kemacetan. Ada yang tidak sabar dengan menerobos jalan tapi akhirnya juga bertemu macet lagi dan lebih parah. Banyaklah intropseksi diri dengan zikir dan istighfar. Saat kita masih merespon dengan marah, kita masih lemah "iman"nya dan teruslah banyak istighfar dan meningkatkan iman (dekat kepada Allah). Baca kembali petunjuk tentang sabar dan amalkan kembali. Selalu berdoa agar kita bisa bersabar. Masak kita tidak mau bersama Allah ? 

IYA ... melatih diri mulai dari iman yang mesti kita perbaiki yang menjadi dasar kita bertindak. Rasanya tidak ada sesuatu tindakan bisa dilakukan tanpa keyakinan yang kuat. Keyakinan itu pun mesti didasari ilmu yang bener. Ilmu yang juga dari Allah, yaitu Al Qur'an dan sunnah. Yakinkah kita ? Untuk menambah keyakinan itu kita dapat melihat referensi orang sabar dan kebaikan yang bisa diraih. Kalau sudah sampai sini, maka bersabarnya menjadi semakin mudah. Amalkan. Selalu ada godaan untuk tidak bersabar ... sekali lagi kita diuji, apakah kita percaya, yakin tanpa ragu dengan iman kita (bersyukur) atau kita menjadi orang yang hanya tahu tentang sabar (menutupi kebenaran - kufur) ?

Kami telah menulis e-Book tentang kerja dan iman, yang tertarik bisa wa 087823659247




No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...