Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Sakit itu baik buat diri sendiri

 Dalam hidup ini kita kadang mengalami sakit, susah, dan masalah atau musibah. Bagaimana saya bersikap dengan hal tersebut ? Sesuai kondisinya, jika sakit saya bertahan untuk sembuh dengan istirahat dan baru ke dokter saat sakitnya semakin parah. Jika ada kesusahan, maka meminta bantuan mereka yang lebih paham. Dan bersabar saat terjadi musibah. Semua itu seperti berjalan baik, apakah iya ?

Secara logika di atas, saya menjadi orang yang dapat mengatasi semuanya. Tapi saat saya mengalaminya, tidak mudah. Saat sakit, ternyata sakitnya membuat saya tidak nyaman dan banyak hal negatif yang hadir saat sakit. Kok bisa ya saya sakit ? Saat uang saya tak cukup bayar dokter, maka saya diamkan sakitnya dan berharap bisa sembuh seiring waktu. Sakit saya itu membuat saya terhambat dalam kerja dan membuat saya tidak nyaman. Saya berusaha tetap kerja sekalipun sakit, tak ada pilihan. Begitulah apa yang terjadi saat sakit, demikian juga dengan kesusahan dan musibah. 

Terus apa yang bisa saya lakukan ? Saat sakit hadir, maka mau tidak mau saya mesti menerima sakit dengan ikhlas. Sekuat mungkin tidak mengeluh tentang sakitnya, dan wajarlah kalau ada rasa sakit yang dikeluhkan sesaat. Tidak mengeluh itu sebagai tanda penerimaan sakit dengan ikhlas. Menyakini bahwa sakit itu diizinkan Allah untuk diri saya, untuk mengingatkan saya tentang hidup sehat itu baik dan mesti dipelihara. Saya sakit karena ada hal yang salah dalam mengelola hidup saya sehingga terjadi sakit. kesalahan itu adalah dosa (mengabaikan nikmat Allah sehingga Allah cabut kenikmatannya). Bersyukur pula atas sakit, karena Allah ingin membersihkan diri saya dari dosa dan kesalahan. Atas dasar itulah saya mesti banyak melakukan kebaikan, mulai dari memohon ampun Allah dan berbuat baik dalam hidup lewat ibadah dan amal saleh (kerja yang semakin dirahmati Allah).

Saat saya beriman kepada Allah, maka saya mesti memelihara iman itu dengan menjalankan petunjuk Allah. Beribadah dan beraktivitas (amal saleh). Bukan berarti juga yang tetap sehat itu tidak ada kesalahan atau dosa. Setiap manusia tak lepas dari dosa dan kesalahan. Sikapilah untuk selalu introspeksi diri dengan terus bersyukur saat tidak sakit, dan bersabar saat sakit.  Saat tidak sakit pun saya mesti juga ingin meminta ampun kepada Allah. 

Bayangkan saat sehat, dimana saya mendapatkannya lebih banyak dari saat sakit. Sakit mungkin hanya 1 minggu, sedangkan sehat mungkin bertahun-tahun. Kok saya lebih fokus sakit yang hanya sebentar dengan mengeluh dan sebagainya. Bandingkan sakit dan tidak sakit ... Alhamdulillah saya masih diberi sakit dan tak perlu khawatir. Insya Allah saya mendapatkan kebaikan dari apa yang saya alami, sakit maupun tidak sakit.

Kultum motivasi ini tidak lain untuk mengambil hikmah dari kehidupan saya. Saya mesti memberdayakan diri untuk selalu menjadi semakin sehat, semakin mudah dalam beraktivitas (hidup), semakin pandai menghadapi masalah. 

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...