Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Hadir tapi tidak hadir

 Hadir dalam keseharian adalah hadir (absen) di sekolah, hadir di pertemuan, hadir dalam satu aktivitas dan lainnya. Hadir bisa ditafsirkan sebagai kehadiran fisik (orangnya). Tapi banyak pertemuaan sebagainya tidak memberikan kebaikan apapun bagi semua anggota pertemuan. Pertemuan dimaksudkan kontribusi semua anggota dan memahami makna pertemuan tersebut dan bisa dilaksanakan dengan baik oleh semua anggota.

Kehadiran mesti membuat semua orang dapat menikmati suasana dan kebaikan dari pertemuan, Walaupun hadir dalam waktu belajar seorang murid atau mahasiswa tapi mereka tidak dapat dapat mengambil pelajaran. Hal ini disebabkan kehadiran pikiran tidak dilakukan. Maka mereka merasa berat untuk memahami pelajaran. Bahkan ada diantara tidak mendengarkan karena sibuk ngobrol dan asyik dengan aktivitasnya sendiri. Mereka hadir karena terpaksa sebagai bentuk kontribusi saja. Tidak hanya itu saja, orang yang banyak bicara dalam pertemuan juga bisa tidak hadir pikirannya. Misalkan ingin mempercepat pertemuan sehingga acara menjadi tidak menarik dan sebagainya.

Kehadiran dapat berlaku juga secara personal dan menjadi penting memaknai sebuah aktivitas. Misalkan seseorang yang hadir dalam kantor menjadi tidak mendapatkan apa-apa kecuali kehadiran fisik. Karena karyawan tersebut tidak menghadirkan dirinya (pikiran, hati dan seluruh perasaannya) dalam bekerja. Alhasil kerja yang dilakukan menjadi tidak bermakna atau tidak memberikan kebaikan, kerjanya asal jadi dan ingin buru-buru diselesaikan. Inilah akibat dari hanya mengandalkan kehadiran fisik.

Dalam shalat juga bisa terjadi, fisik kita shalat tapi pikiran, perasaan dan hati tidak hadir dalam shalat. Akibatnya shalat jadi tidak bermakna. Misalkan kita membaca Allahu Akbar tapi tidak hadir, maka bacaan itu keluar secara lisan saja, tapi tidak bisa merasakan makna bacaannya. Shalatnya tidak seperti yang diharapkan, dan shalatnya menjadi ingin cepet-cepet diselesaikan.

Seringkali kehadiran selain fisik menjadi tidak penting bagi banyak orang. Bisa jadi karena banyak hal yang ingin dikerjakan yang membuatnya jadi tidak fokus atau karena tidak suka atau karena dipaksakan. Keadaan ini membuat seseorang mau cepet berpindah kepada aktivitas yang disenanginya.

Sadari bahwa tidak semua aktivitas kita senangi, dan yang kita senangi pun belum tentu kita hadir. Waktu terus berjalan dengan aktivitas tanpa kehadiran selain fisik, masak sih mau membuang waktu tanpa makna apapun ? Yuk hadirkan hati, pikiran dan perasaan untuk mendukung fisik agar selalu mendapatkan kebaikan/makna kehidupan.

Insya Allah kultum kali ini dapat mengingatkan kita agar tidak menyia-nyiakan waktu berlalu begitu saja dengan hadir fisik tapi tak mendapatkan kebaikan apapun. Padahal kita selalu ingin memotivasi diri untuk menjadi orang yang lebih baik. Yuk memberdayakan diri untuk melibatkan hati, pikiran dan perasaan selalu dalam satu langkah dengan fisik. 

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...