Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Karyawan malas

 Bisa jadi malas itu bagi sebagian orang tidak ingin, tapi sebagaian lain pengen banget. Jika seorang karyawan sudah MALAS kerja, maka ungkapannya tidak MALAS, malah rajin. Keadaan adalah yang sering terjadi. Misalkan ada karyawan yang suka ngobrol, bilang diskusi dan belajar sama orang lain. suka ngobrol itu bagian dari MALAS kerja. Ada juga yang sok sibuk seperti mengerjakan pekerjaan dengan komputer, kesibukan itu ditutupi posisi monitor yang tidak terlihat orang lain.

MALAS itu lawannya RAJIN. Perhatikan banyak orang selalu menutupi kemalasannya dengan seperti rajin, apalagi di hadapan atasannya. Karyawan seperti ini adalah toxic yang bisa menyebar kepada karyawan yang lain. Karyawan yang malas selalu membela dirinya dengan sikap baik dan perilaku baik (rajin), dan merasa tersinggung kalau dibilang malas. Bagaimana mengubah malas menjadi lebih baik beraktivitas ?

Paling mudah adalah kontrol atas karyawan itu sendiri, bisa kontrol langsung atau bertanya sama temennya. Manfaatnya ada, dimana karyawan yang malas merasa dimonitor dan diawasi. Bisa jadi dia mengerjakan pekerjaannya. Tapi yang menjadi persoalan adalah apakah ada waktu untuk mengontrolnya. Karyawan yang malas pasti bersiap untuk dikontrol, dan setelah dikontrol menjadi waktu yang diinginkan oleh karyawan malas. Bayangkan kontrol karyawan itu mesti tidak hanya satu karyawan, tapi bisa banyak. Disinilah atasan telah kehilangan waktu banyak

Bagaimana kalau memberi kepercayaan dengan kerja yang cukup agar waktu kerjanya menjadi sempit (seperti dikejar waktu) ? Tidak hanya bersandar kepada job desc tapi pekerjaan tambahan yang related. Job desc yang diberikan mesti dibuat kontrol (output kerja) berupa laporan dan hasil berupa fisik. karyawan diminta untuk melaporkan ke atasan setiap waktu yang ditentukan.

Yang berikutnya adalah memberi motivasi tentang tujuan kerja. kecenderungan malas itu karena tidak bisa mengerjakan atau ilmu tak cukup sehingga bikin bosen dengan apa yang sudah dikerjakan. Motivasi ini menerangkan bahwa kerja itu menjadi kebutuhan semua orang dan mesti mengalahkan rasa malas. Diajarkan cara mengatasi malas dan memberi lead untuk masa depan dan karirnya, serta mendorong bahwa kerja itu ibadah.

Demikian kultum kali ini untuk memberdayakan diri agar tidak jadi malas. Hendaklah selalu memotivasi diri untuk menjadi lebih baik. Kapan lagi ? kalau bukan sekarang.





No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...